flash sale
hamburger-menu

Tips Back-End

Meningkatkan skills menjadi 1% lebih baik

Kelas Mengenal Server Component Pada NextJS di BuildWith Angga

Mengenal Server Component Pada NextJS

Next.js versi 13 membawa sejumlah fitur baru dan peningkatan yang signifikan dalam pengembangan aplikasi web. Fitur-fitur ini membantu meningkatkan kinerja, kecepatan pengembangan, dan kemudahan penggunaan, menjadikannya salah satu pilihan utama bagi pengembang untuk membangun aplikasi web yang canggih dan responsif. Mengenal Server Component Pada NextJS Server Component adalah salah satu fitur utama yang diperkenalkan dalam Next.js versi 13. Fitur ini memungkinkan pengembang untuk membagi logika dan tampilan aplikasi web menjadi komponen-komponen yang dikelola oleh server. Dengan menggunakan Server Component, pengembang dapat memisahkan logika server dari logika klien (client) dan mengirimkan hanya data yang diperlukan ke klien, mengurangi beban dan mempercepat waktu respons aplikasi. Client Component Secara sederhana Client Component adalah komponen yang dirender di sisi klien. Sebelum menggunakan React 18 semua komponen yang ada dirender dari sisi klien. Sedangkan pada NextJS untuk menggunakan klien komponen kamu hanya perlu menuliskan “use client” di bagian paling atas kode yang kamu buat. 'use client'; import { useState } from 'react'; export default function Counter() { const [count, setCount] = useState(0); return ( <div> <p>You clicked {count} times</p> <button onClick={() => setCount(count + 1)}>Click me</button> </div> ); } Server Component Server Component merupakan hal baru yang baru digunakan pada React versi 18 dan diterapkan juga pada NextJS versi 13. Server Component memberikan kemampuan untuk merender sebuah komponen di sisi server dan hanya memberikan file JavaScript yang hanya diperlukan oleh pengguna. Server Component pada Next.js bekerja dengan cara mengizinkan komponen-komponen tertentu untuk dijalankan di sisi server saat permintaan pertama kali datang. Komponen-komponen ini akan dikelola oleh server dan menghasilkan output HTML yang siap ditampilkan kepada pengguna. Setelah itu, komponen-komponen tersebut dapat diubah menjadi komponen klien yang interaktif dan dikelola oleh browser. Kapan harus menggunakan Client Component dan Server Component? Walaupun kamu dapat menggunakan Client Component dan Server Component secara bersamaan namun terdapat beberapa aturan yang berlaku seperti kamu tidak bisa mengimport sebuah server component ke dalam sebuah client component seperti di bawah ini. 'use client'; import MyServerComponent from './MyServerComponent'; export default function ClientComponent() { return ( <> <MyServerComponent /> </> ); } Sebagai gantinya kamu dapat membuat server component sebagai props dari sebuah client component. import ClientComponent from "./ClientComponent"; import ServerComponent from "./ServerComponent"; export default function Page() { return ( <ClientComponent> <ServerComponent /> </ClientComponent> ); } Tentu penggunaan Client Component dan Server Component bergantung pada kebutuhan dari sebuah projek yang kamu buat. Berikut adalah panduan yang bisa kamu gunakan untuk memilih kapan harus menggunakan Client Component dan Server Component? Client Component: Kamu butuh untuk menggunakan React Hooks seperti useEffect, useState, useReducer, dan sebagainya.Adanya interaktifitas terhadap komponen dengan menggunakan listener seperti onClick().Cocok untuk digunakan apabila terdapat interaksi yang secara real time dan tanpa ketergantungan pada server. Server Component Jika kamu mengambil data melalui APIJika kamu perlu menyimpan sebuah data yang bersifat sensitif seperti token, kunci API, dan lain-lain.Pada komponen tersebut perlu melakukan pengolahan data yang cukup kompleks dan melibatkan server dan apabila komponen tersebut membutuhkan data yang perlu mengakses bagian database secara langsung. Kesimpulan Pemilihan antara Client Component dan Server Component tergantung pada kebutuhan spesifik dan skenario pengembangan aplikasi web. Client Component cocok digunakan ketika komponen hanya memerlukan akses ke data klien dan untuk membangun komponen interaktif di sisi klien. Sementara itu, Server Component digunakan ketika komponen memerlukan akses ke data yang hanya tersedia di sisi server, untuk mengolah data yang kompleks, dan mempercepat waktu render pertama kali. Jika kamu ingin lebih mempelajari tentang NextJS kamu bisa mengikuti kelas NextJS Basic atau Membuat Website Voucher Game dengan terintegrasi API VocaGame melalui website buildwithangga.com.

Kelas Konsep Migration pada Laravel di BuildWith Angga

Konsep Migration pada Laravel

Pada saat mengembangkan aplikasi dengan framework Laravel, kita seringkali menggunakan database untuk melakukan pengaturan struktur database dan data awal seperti membuat tabel, menambahkan kolom pada tabel, dan mengubah tipe data kolom pada tabel. Hal tersebut tentu cukup merepotkan bila kita melakukannya secara manual. Untuk itu, Laravel menyediakan solusi berupa suatu fitur yang sangat berguna untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu Migration. Pada artikel kali ini, kita akan membahas Konsep Migration pada Laravel secara detail. Konsep Migration pada Laravel Migration pada Laravel merupakan sebuah fitur yang dapat membantu kita mengelola database secara efisien dengan menggunakan kode. Migration membantu kita dalam membuat (create), mengubah (edit), dan menghapus (delete) struktur tabel dan kolom pada database milik kita dengan cepat dan mudah. Dengan Migration, kita juga dapat melakukan perubahan pada struktur database tanpa harus menghapus data yang ada. Tentu saja hal ini membuat pengembangan aplikasi menjadi lebih mudah terutama dalam mengatasi perubahan kebutuhan yang muncul selama proses pengembangan aplikasi kita. Contoh Migration pada Laravel Konsep Migration pada Laravel adalah sebuah mekanisme yang memudahkan pengelolaan struktur database dalam pengembangan aplikasi. Migration memungkinkan kita untuk mengelola perubahan pada struktur database dan menyimpannya pada file yang dapat dijalankan dengan mudah di lingkungan lain. Dalam konsep Migration pada Laravel, perubahan yang dilakukan pada struktur database dicatat dalam file Migration yang terdiri dari kode PHP untuk membuat tabel, mengubah kolom, atau menghapus kolom, serta instruksi untuk mengisi data awal jika diperlukan. Setiap file Migration harus memiliki nama unik dan berisi kode untuk mengubah database sesuai dengan perubahan yang diinginkan. Membuat Migration pada Laravel Setiap Migration pada Laravel disimpan pada direktori database/migrations. Migration biasanya memiliki dua method utama, yaitu up dan down. Method up digunakan untuk mendefinisikan perubahan yang akan dilakukan pada skema database. Sedangkan method down digunakan untuk mendefinisikan pembatalan perubahan yang akan dilakukan pada skema database.

Kelas Apa itu Seeder pada Laravel di BuildWith Angga

Apa itu Seeder pada Laravel

Dalam proses pengembangan suatu aplikasi, seringkali kita membutuhkan data awal tiruan atau dummy data untuk memudahkan pengujian dan pengembangan aplikasi kita. Laravel menyediakan suatu fitur yaitu Seeder yang memungkinkan kita untuk mengisi database dengan data awal secara otomatis, sehingga membuat pengembangan aplikasi kita menjadi lebih mudah dan efisien. Pada artikel ini, kita akan membahas apa itu Seeder pada Laravel. Apa itu Seeder pada Laravel Seeder pada Laravel merupakan merupakan sebuah class yang memungkinkan kita sebagai web developer untuk mengisi database kita dengan data awal atau dummy data yang telah ditentukan secara otomatis. Seeder memungkinkan kita untuk membuat data awal yang sama untuk setiap penggunaan dalam pembangunan aplikasi. Dengan Seeder, kita dapat memasukkan data awal dalam jumlah yang banyak sekaligus ke dalam database menggunakan Model Factories tanpa perlu menambahkannya satu per satu melalui interface database. Kita hanya perlu menuliskan kode sekali dan Seeder akan memasukkan data tersebut ke dalam database kita secara otomatis. Contoh Seeder pada Laravel Seeder sangat berguna dalam tahap pengembangan, uji coba, dan pemeliharaan aplikasi kita untuk mengisi data ke dalam database. Selain itu, Seeder juga memungkinkan pengembang untuk mengelola data dengan lebih mudah, seperti menambahkan, mengubah, atau menghapus data dengan mudah. Hal tersebut memudahkan kita dalam menguji aplikasi yang kita kembangkan tanpa harus mengisi database secara manual. Menggunakan Seeder pada Laravel Cara kerja Seeder pada Laravel sangat sederhana. Untuk menggunakan Seeder, hal pertama yang perlu kita lakukan adalah menentukan model serta data yang akan dimasukkan pada database. Misalnya, kita ingin membuat Seeder untuk model User, maka langkah-langkah yang perlu dilakukan diantaranya sebagai berikut: Pertama, kita perlu membuat file Seeder dengan menggunakan command artisan sebagai berikut: php artisan make:seeder UserSeeder Kemudian, buka file Seeder yang sudah kita buat sebelumnya. Pada method `run()`, kita dapat menuliskan kode Seeder untuk memasukkan data yang telah kita tentukan ke dalam database. use Illuminate\Database\Seeder; use App\User; class UserSeeder extends Seeder { public function run() { User::create([ 'name' => 'Oliver Sykes', 'email' => '[email protected]', ]); User::create([ 'name' => 'Synyster Gates', 'email' => '[email protected]', ]); } } Terakhir, kita perlu menjalankan command artisan berikut untuk memasukkan data ke dalam database dengan menggunakan Seeder yang telah kita buat. php artisan db:seed --class=UserSeeder Kesimpulan Seeder pada Laravel merupakan fitur yang sangat berguna dalam membantu kita untuk memasukkan data awal yang telah ditentukan ke dalam database dengan mudah dan cepat. Hal tersebut memudahkan kita dalam menguji dan memelihara aplikasi kita. Seeder sangat berguna pada tahap pengembangan, uji coba, dan pemeliharaan. Seeder sangat mudah dan sederhana untuk digunakan, kita hanya perlu membuat file Seeder, menuliskan kode untuk memasukkan data, dan menjalankan Seeder dengan menggunakan command artisan.

Kelas Perbedaan Model dan Controller pada Laravel? di BuildWith Angga

Perbedaan Model dan Controller pada Laravel?

Laravel merupakan framework PHP yang menawarkan banyak fitur yang memudahkan kita sebagai web developer. Salah satu fitur utama Laravel adalah konsep MVC (Model-View-Controller) yang digunakan di Laravel, yang membagi logika aplikasi menjadi tiga komponen utama, yaitu Model, View, dan Controller. Perbedaan Model dan Controller pada Laravel? Dalam MVC, Model dan Controller adalah dua komponen dengan konsep yang berbeda dan juga memiliki peran yang berbeda. Pada artikel ini, kita akan membahas perbedaan Model dan Controller yang ada pada Laravel. Model Model sendiri merupakan bagian dari konsep MVC yang bertanggung jawab untuk mengelola data dalam aplikasi. Model digunakan untuk mengakses database, mewakili tabel dalam database, dan mengelola data yang memungkinkan kita untuk melakukan operasi CRUD (Create, Read, Update, dan Delete) pada data tersebut. Model juga dapat dihubungkan ke model lain melalui Relationship (relasi) pada Laravel. Contoh implementasi Model pada Laravel Controller Sedangkan, Controller pada Laravel juga merupakan bagian dari konsep MVC yang bertanggung jawab sebagai pengontrol alur aplikasi antara Model dan View. Controller mengatur permintaan dari pengguna, lalu memanggil Model yang sesuai dan mengirimkan data tersebut ke View. Controller juga berperan untuk memberikan response kepada pengguna dengan menyesuaikan halaman atau tampilan yang ditampilkan ke pengguna sesuai dengan permintaan yang diterima. Dalam hal ini, Controller bertindak sebagai perantara antara Model dan View. Contoh implementasi Controller pada Laravel Perbedaan Model dan Controller Perbedaan utama antara Model dan Controller pada Laravel dapat dibedakan dari fungsinya. Model berfokus pada pengelolaan data dalam database. Sementara itu, Controller berfokus pada pengelolaan logika aplikasi dan permintaan pengguna serta memberikan response kepada pengguna terkait permintaan yang diminta. Pada Laravel, Model dan Controller saling berhubungan dan bekerja sama dalam membangun sebuah aplikasi Laravel. Model memungkinkan Controller untuk mengambil data yang diperlukan dari database, dan Controller memanipulasi data yang diperoleh melalui Model. Controller pada Laravel Kesimpulan Model dan Controller pada Laravel memiliki peran yang berbeda. Model bertanggung jawab untuk mengelola data dalam database aplikasi. Sedangkan Controller bertanggung jawab untuk menerima permintaan dari pengguna, memproses permintaan tersebut, dan menampilkan response yang sesuai dengan permintaan. Penggunaan Model dan Controller yang tepat akan memungkinkan kita sebagai web developer untuk memisahkan antara logika aplikasi dan tampilan, sehingga aplikasi dapat lebih mudah dipelihara dan dikembangkan di waktu yang akan datang.

Kelas Fungsi Utama Middleware pada Laravel? di BuildWith Angga

Fungsi Utama Middleware pada Laravel?

Ketika kita sedang mengakses halaman website, mungkin kita pernah melihat pesan peringatan yang muncul ketika kita mencoba mengakses halaman tertentu. Misalnya, ketika kita melakukan login dengan menggunakan akun dengan role sebagai “customer”, namun kita mengakses halaman dashboard admin atau halaman yang hanya bisa diakses oleh akun dengan role “super admin”. Maka permintaan tersebut tidak diizinkan untuk diproses dan pesan kesalahan atau peringatan akan muncul. Hal tersebut merupakan gambaran bagaimana Middleware pada Laravel bekerja. Fungsi Utama Middleware pada Laravel? Middleware menjadi salah satu fitur yang sangat penting pada Laravel. Dengan Middleware kita dapat mengontrol dan memodifikasi permintaan HTTP setelah ataupun sebelum permintaan tersebut diproses oleh aplikasi Laravel kita. Sederhananya, Middleware pada Laravel layaknya seperti filter sebagai penghubung antara permintaan HTTP dengan aplikasi Laravel kita yang dapat membantu memeriksa permintaan dan menentukan apa yang harus dilakukan sebelum permintaan tersebut diproses. Middleware memiliki beberapa fungsi utama yang diantaranya adalah sebagai berikut: Authentication Middleware pada Laravel dapat kita gunakan untuk melakukan Authentication (autentikasi) dimana kita dapat melakukan verifikasi terhadap pengguna aplikasi kita. Misalnya kita dapat menggunakan Middleware untuk memastikan pengguna perlu login terlebih dahulu sebelum mengakses halaman tertentu pada aplikasi Laravel kita. Laravel menyediakan Auth Middleware bawaan yang dapat kita gunakan untuk mengimplementasikan autentikasi pada aplikasi Laravel kita. Contoh implementasi Authentication Authorization Selanjutnya, Middleware juga dapat kita gunakan untuk melakukan Authorization (otorisasi) untuk memastikan pengguna aplikasi kita hanya dapat mengakses halaman tertentu yang sesuai dengan hak akses yang telah kita tentukan. Otorisasi biasanya digunakan untuk mengatur akses pengguna kedalam sistem aplikasi kita. Laravel juga menyediakan Middleware bawaan yaitu Gate Middleware yang dapat kita gunakan untuk mengimplementasikan otorisasi pada aplikasi Laravel kita. Contoh implementasi Authorization Logging Selain Authentication dan Authorization, Middleware juga dapat kita gunakan untuk melakukan Logging, yaitu mencatat permintaan HTTP dan respons yang diterima, serta mengidentifikasi masalah yang muncul pada aplikasi Laravel kita. Laravel menyediakan Log Middleware sebagai Middleware bawaan untuk mengimplementasikan Logging. Contoh implementasi Logging Throttling Middleware dapat kita gunakan untuk melakukan Throttling, yaitu mengatur dan membatasi jumlah permintaan HTTP yang masuk dan diterima oleh aplikasi kita dalam jangka waktu tertentu dari satu sumber. Hal ini sangat penting dan berguna untuk mencegah serangan DDos terhadap aplikasi kita. Kita dapat menggunakan Middleware bawaan Laravel yaitu RateLimiter untuk mengimplementasikan Throttling pada aplikasi kita. Contoh implementasi Throttling Kesimpulan Middleware merupakan fitur yang sangat penting pada Laravel dan berguna untuk meningkatkan kinerja aplikasi kita. Kita dapat dengan mudah mengatur alur permintaan HTTP dan mengontrol akses pada fitur-fitur tertentu pada aplikasi kita. Dengan memahami fungsi-fungsi utama seperti Authentication, Authorization, Logging, dan Throttling, kita dapat mengoptimalkan penggunaan middleware di dalam aplikasi Laravel yang kita bangun.

Kelas Apa itu Model pada Framework Laravel? di BuildWith Angga

Apa itu Model pada Framework Laravel?

Framework Laravel merupakan salah satu framework PHP yang populer dan banyak digunakan oleh para developer. Salah satu komponen utama dari framework Laravel adalah Model. Komponen ini merupakan bagian penting dari ORM (Object-Relational Mapping) Laravel. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang Model pada framework Laravel dan beberapa fitur yang disediakan dalam Model. Apa itu Model pada Framework Laravel? Model merupakan salah satu komponen penting dalam pengembangan web menggunakan framework Laravel. Secara sederhana, Model merupakan representasi objek dalam database yang memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan data pada database secara mudah dan efisien. Folder Models pada projek Laravel Model menjadi salah satu bagian penting dari konsep MVC (Model-View-Controller) pada framework Laravel yang bertanggung jawab untuk mengatur interaksi antara aplikasi dengan database. Dalam konsep MVC, Model dipadukan dengan Controller dan View untuk membentuk sebuah fitur atau halaman pada aplikasi Laravel kita. Model bertanggung jawab untuk memproses data dari database dan mengembalikan data tersebut ke Controller. Pada framework Laravel, Model menyediakan beberapa fitur yang diantaranya seperti berikut: Eloquent ORM (Object-Relational Mapping) Eloquent ORM merupakan fitur utama dalam Model yang memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan database menggunakan objek yang mudah dimengerti dan mudah digunakan. Dengan Eloquent ORM, kita dapat melakukan operasi CRUD (Create Read Update Delete) pada database tanpa harus menuliskan query SQL secara manual. Contoh penerapan Eloquent ORM pada Model Relationship Fitur Relationship pada Model memungkinkan kita untuk menghubungkan antara dua atau lebih tabel yang terdapat pada database kita. Misalnya, jika kita memiliki tabel "users" dan tabel "usersubscription", kita dapat menggunakan fitur Relationship untuk membuat relasi antara kedua tabel tersebut. Contoh penerapan Relationship pada Model Soft Deleting Soft deleting merupakan fitur yang memungkinkan kita dapat menghapus data dari database secara "lembut" atau sementara. Dalam hal ini, data yang dihapus tidak benar-benar terhapus dari database, namun hanya ditandai sebagai "dihapus". Sehingga, kita dapat mengembalikan data yang dihapus jika dibutuhkan nantinya. Contoh penerapan Soft Deleting pada Model Kesimpulan Model sangat penting dalam pengembangan aplikasi Laravel kita. Dengan fitur-fitur seperti Eloquent ORM, Relationship, dan Soft Deleting, kita dapat melakukan pengaturan dan manipulasi data dengan mudah, melakukan validasi data secara otomatis, serta membuat atau menambahkan relasi antar tabel pada database. Hal ini mempermudah proses pengembangan dan meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan data aplikasi Laravel kita.

Kelas Apa itu Laravel Breeze dan Manfaat Utamanya Bagi Website Developer di BuildWith Angga

Apa itu Laravel Breeze dan Manfaat Utamanya Bagi Website Developer

Laravel menyediakan banyak package resmi siap pakai yang dapat kita gunakan untuk kebutuhan projek Laravel kita. Salah satu kebutuhan yang biasanya kita butuhkan pada projek Laravel kita adalah fitur autentikasi untuk keperluan mendaftar dan mengautentikasi pengguna aplikasi Laravel kita. Apa itu Laravel Breeze dan Manfaat Utamanya Bagi Website Developer Laravel Breeze adalah salah satu package resmi yang dikembangkan oleh Laravel untuk memberikan kemudahan dan kecepatan bagi website developer dalam membangun aplikasi web yang membutuhkan sistem autentikasi pengguna. Package ini menyediakan template authentikasi dan proses autentikasi yang sederhana dan mudah digunakan. Laravel Breeze dapat membantu kita sebagai website developer untuk mengimplementasikan autentikasi dengan cepat dan efisien pada aplikasi web yang dibangun dengan menggunakan framework Laravel. Fitur-fitur yang disediakan Laravel Breeze diantaranya seperti fitur login, register, verifikasi email, dan reset password yang dapat diimplementasikan dengan cepat dan mudah pada projek Laravel kita. Laravel Breeze dan Laravel Jetstream Package Laravel Breeze dibangun oleh Laravel di atas package Laravel Jetstream, yang menyediakan fitur-fitur autentikasi yang lebih lengkap dan kompleks, namun seringkali tidak diperlukan pada projek Laravel yang sederhana. Dengan menggunakan Laravel Breeze, kita dapat membangun aplikasi web dengan autentikasi yang aman dan mudah digunakan, tanpa perlu membuang banyak waktu dan tenaga dalam proses pengembangan. Laravel Breeze dapat digunakan pada Laravel 8 ke atas, jadi pastikan projek Laravelmu sudah sesuai dengan versi yang ditentukan untuk menggunakan Laravel Breeze. Manfaat Utama Laravel Breeze Salah satu manfaat utama dari Laravel Breeze bagi website developer adalah kemudahannya dalam mengkonfigurasi dan mengimplementasikan autentikasi pada aplikasi web. Kita dapat dengan mudah menyesuaikan template autentikasi yang disediakan oleh Laravel Breeze, sehingga aplikasi web yang dibangun dapat memiliki tampilan yang sesuai dengan kebutuhan dan branding bisnis. Selain itu, Laravel Breeze juga menyediakan fitur-fitur keamanan yang cukup lengkap, seperti hashing password dan proteksi dari serangan CSRF. Template tampilan antarmuka Laravel Breeze Laravel Breeze juga menawarkan beberapa fitur tambahan yang sangat berguna, seperti integrasi dengan Tailwind CSS untuk mempercantik tampilan antarmuka, penggunaan fitur Blade Components untuk membuat tampilan yang lebih modular dan reusable, serta integrasi dengan Laravel Mix untuk mempermudah proses kompilasi CSS dan JavaScript. Selain itu, Laravel Breeze juga dapat membantu kita mengurangi biaya pengembangan. Kita tidak perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga dalam mengembangkan fitur autentikasi dari awal. Sebagai gantinya, kita dapat fokus pada pengembangan fitur-fitur lainnya yang lebih kompleks. Kesimpulan Laravel Breeze merupakan package yang sangat memudahkan kita sebagai website developer dalam menerapkan fitur autentikasi pada aplikasi web yang kita dibuat menggunakan Laravel. Package ini menawarkan banyak keuntungan, seperti kemudahan penggunaan, fleksibilitas dalam konfigurasi, serta dukungan integrasi dengan berbagai macam fitur Laravel lainnya. Dengan menggunakan Laravel Breeze, kita tidak perlu lagi membuat fitur autentikasi dari awal dan dapat fokus pada pengembangan fitur lain yang lebih kompleks.

Kelas Cara Menggunakan Blade Templating Pada Laravel di BuildWith Angga

Cara Menggunakan Blade Templating Pada Laravel

Blade merupakan salah satu fitur dari Laravel yang sangat bermanfaat dalam proses pengembangan halaman web. Blade templating biasanya digunakan untuk memudahkan membuat tampilan pada halaman web. Dengan menggunakan Blade Templating kita tidak perlu menulis kode berulang kali untuk membuat sebuah tampilan yang berulang seperti header, navbar, dan footer. Penasaran bagaimana cara menggunakannya? Simak penjelasan berikut. Cara Menggunakan Blade Templating Pada Laravel Sebenarnya untuk menggunakan fitur Blade Templating ini kita tidak perlu menginstall sesuatu untuk menggunakannya karena fitur Blade Templating sudah otomatis aktif apabila kita telah menginstall framework Laravel. Itulah sebabnya mengapa pada framework Laravel terdapat tulisa “blade” pada format file PHP. Jika kita menghapus tulisan “blade” pada file PHP pada folder views maka fitur Blade Templating akan tidak bisa digunakan dan file berubah menjadi file PHP biasa. Pada kesempatan kali ini kita akan menggunakan fitur Blade Templating untuk sebuah Navbar agar kita tidak perlu menuliskan kode yang sama pada setiap halaman web yang berbeda. Membuat File blade.php Untuk membuat halaman baru pada Laravel kita perlu untuk mengakses file views yang ada pada struktu folder Laravel. Kemudian buat file baru yang akan digunakan untuk membuat blade templating, untuk kali ini kita buat halaman profile. Tampilan folder views Mengatur Routing Pada Folder Routes Kemudian kita harus membuat fungsi yang akan mengarahkan web ke halaman profile. Untuk itu kita harus membuka folder routes yang ada pada struktur folder Laravel. Route::get('/profile', function(){ return views('profile'); }); Menggunakan Extends Dari Blade Template Setelah semua siap kita dapat membuat website pada halaman utama kita dan pada halaman tersebut kita akan menambahkan sebuah navbar. Tampilan halaman home Namun saat kita mengakses halaman web profile tidak muncul navbar yang ada pada halaman utama. Daripada kita harus menuliskan kode navbar yang sama pada halaman utama kita bisa menggunakan fitur dari Blade Templating. Tampilan halaman profile Untuk mengatasi hal tersebut kita dapat menggunakan fitur dari Blade Templating yaitu extends. Sebelum itu kita pindahkan seluruh program halaman utama kedalam layout yang ada pada file home.blade.php. kita pindahkan ke file app.blade.php yang ada pada folder layouts. views/layouts/app.blade.php <!doctype html> <html lang="en"> <head> <meta charset="utf-8"> <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1"> <title>Blade demo</title> <link href="<https://cdn.jsdelivr.net/npm/[email protected]/dist/css/bootstrap.min.css>" rel="stylesheet" integrity="sha384-GLhlTQ8iRABdZLl6O3oVMWSktQOp6b7In1Zl3/Jr59b6EGGoI1aFkw7cmDA6j6gD" crossorigin="anonymous"> </head> <body> <nav class=" container navbar navbar-expand-lg navbar-dark bg-primary"> <div class="container-fluid"> <a class="navbar-brand" href="#">Navbar</a> <button class="navbar-toggler" type="button" data-bs-toggle="collapse" data-bs-target="#navbarNav" aria-controls="navbarNav" aria-expanded="false" aria-label="Toggle navigation"> <span class="navbar-toggler-icon"></span> </button> <div class="collapse navbar-collapse" id="navbarNav"> <ul class="navbar-nav"> <li class="nav-item"> <a class="nav-link active" aria-current="page" href="/">Home</a> </li> <li class="nav-item"> <a class="nav-link active" aria-current="page" href="profile">Profile</a> </li> </ul> </div> </div> </nav> <div class="container"> <h1>ini adalah halaman utama</h1> </div> <script src="<https://cdn.jsdelivr.net/npm/[email protected]/dist/js/bootstrap.bundle.min.js>" integrity="sha384-w76AqPfDkMBDXo30jS1Sgez6pr3x5MlQ1ZAGC+nuZB+EYdgRZgiwxhTBTkF7CXvN" crossorigin="anonymous"></script> </body> </html> Karena karena kita hanya mengambil bagian navbar saja maka kita dapat menghapus container yang berisi <h1> karena pada setiap halaman akan memiliki konten yang berbeda. views/layouts/app.blade.php <!doctype html> <html lang="en"> <head> <meta charset="utf-8"> <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1"> <title>Blade demo</title> <link href="<https://cdn.jsdelivr.net/npm/[email protected]/dist/css/bootstrap.min.css>" rel="stylesheet" integrity="sha384-GLhlTQ8iRABdZLl6O3oVMWSktQOp6b7In1Zl3/Jr59b6EGGoI1aFkw7cmDA6j6gD" crossorigin="anonymous"> </head> <body> <nav class=" container navbar navbar-expand-lg navbar-dark bg-primary"> <div class="container-fluid"> <a class="navbar-brand" href="#">Navbar</a> <button class="navbar-toggler" type="button" data-bs-toggle="collapse" data-bs-target="#navbarNav" aria-controls="navbarNav" aria-expanded="false" aria-label="Toggle navigation"> <span class="navbar-toggler-icon"></span> </button> <div class="collapse navbar-collapse" id="navbarNav"> <ul class="navbar-nav"> <li class="nav-item"> <a class="nav-link active" aria-current="page" href="/">Home</a> </li> <li class="nav-item"> <a class="nav-link active" aria-current="page" href="profile">Profile</a> </li> </ul> </div> </div> </nav> @yield('content') <script src="<https://cdn.jsdelivr.net/npm/[email protected]/dist/js/bootstrap.bundle.min.js>" integrity="sha384-w76AqPfDkMBDXo30jS1Sgez6pr3x5MlQ1ZAGC+nuZB+EYdgRZgiwxhTBTkF7CXvN" crossorigin="anonymous"></script> </body> </html> Perhatikan kita telah merubah sebuah ‘<div>’ container menjadi ‘@yield(’content’)’, ‘@yield()’ sendiri merupakah fitur dari Blade yang digunakan untuk menampilkan isi dari ‘@section()’ yang ada, didalam ‘@yield()’ berisikan nama dari ‘@section()’ yang akan digunakan, pada kali ini kita akan memberi nama ‘@yield(’content’)’. Maka dari itu kita harus membuat section menggunakan ‘@section()’ yang di dalamnya berisi konten dari setiap halaman web. Pembahasan ‘@section()’ akan dijelaskan di bawah ini. views/profile.blade.php @extends('layouts.app') @section('content') <div class="container"> <h1>Ini adalah halaman home</h1> </div> @endsection Perhatikan pada profile.blade.php terdapat ‘@extends()’ yang berfungsi untuk mengambil template layout dari app.blade.php dan digunakan dalam file profile.blade.php. Di dalam ‘@extends()’ berisikan path dari file template yang akan digunakan pada kasus ini kita menggunakan file app.blade.php yang ada pada folder layouts sehingga menjadi ‘@extends(’layouts.app’)’. Kemudian segala sesuatu yang ada di dalam ‘@section()’ akan dimunculkan oleh ‘@yield()’ yang ada pada app.blade.php dan di dalam ‘@section()’ terdapat nama dari ‘@section()’ itu sendiri, Pada kasus ini kita beri nama ‘@section(’content’)’. Hasil menggunakan Blade Templating Kesimpulan Blade pada Laravel merupakan cara yang lebih efektif dalam membangun sebuah halaman web. Dengan menggunakan Blade halaman yang dibuat akan menjadi lebih dinamis dan mudah dikelola. Selain itu Blade juga memiliki sintaks yang mudah dipahami yang memudahkan pengguna untuk menggunakannya. Jika kamu tertarik menjadi seorang Back-end developer, kamu bisa memilih mempelajari dasar-dasar Laravel, dan kamu juga perlu memahami konsep MVC yang ada pada Laravel.

Kelas 5 Contoh Projek Laravel Untuk Inspirasi Portfolio di BuildWith Angga

5 Contoh Projek Laravel Untuk Inspirasi Portfolio

Portfolio merupakan hal yang sangat penting bagi seorang developer, portfolio berisikan kumpulan pekerjaan seorang developer yang menunjukkan kemampuan dan pengalaman yang dimilikinya dalam bidang pengembangan web atau aplikasi. 5 Contoh Projek Laravel Untuk Inspirasi Portfolio Portfolio yang baik juga dapat meningkatkan peluang untuk mendapatkan pekerjaan bagi seorang developer. Melalui portfolio, recruiter dapat melihat kemampuan apa saja yang kamu miliki dan apa saja pengalaman yang kamu punya hanya. Oleh karena itu, portfolio merupakan hal yang sangat penting bagi seorang developer untuk membantu meningkatkan kemampuan, peluang pekerjaan, dan reputasi. Nah, kali ini kami akan memberikan 5 contoh projek Laravel untuk inspirasi kamu dalam membangun portfolio untuk karir kamu. Simak penjelasan berikut ini. To-do List Contoh website to-do list untuk inspirasi portfolio Laravel Untuk kamu yang baru menggunakan framework Laravel, kamu bisa membuat projek simpel To-do List. Selain belajar membangun tampilan website dengan Laravel, kamu juga dapat meranvang sebuah database dengan MySql dan menyambungkannya ke framework Laravel Website Streaming Film Contoh projek website film untuk portfolio Laravel Website streaming film merupakan salah satu projek yang menarik untuk kamu jadikan sebagai portfolio kamu. Pada website streaming film ini kamu bisa membuat tampilan front-end menggunakan framework React.JS, sedangkan untuk bagian backend kamu bisa pakai framework Laravel. Kamu juga bisa menambahkan fitur seperti pembayaran menggunakan third-party seperti Midtrans untuk melakukan payment gateway. Aplikasi Food Market Contoh website Food Market untuk inspirasi portfolio Laravel Jika kamu seorang mobile developer, kamu dapat membuat sebuah projek aplikasi yang melayani pemesanan makanan secara online. Selain membangun antar muka menggunakan React Native, kamu juga dapat belajar membangun API dan CMS untuk mengatur data-data pengguna, transaksi, dll menggunakan framework Laravel. Website Toko Online Contoh website E-Commerce meggunakan Laravel Toko Online atau biasa disebut E-Commerce merupakan hal yang sangat umum digunakan oleh kebanyakan orang saat ini, banyak contoh E-Commerce yang telah sukses membangun bisnis usahanya seperti Amazon dan E-bay. Membuat projek E-Commerce bisa menambah wawasan serta keterampilan kamu menjadi lebih baik lagi. Kamu dapat membangunsebuah website E-Commerce menggunakan Laravel dan belajar membuat admin panel untuk mengatur semua data pada website tersebut. Fitur Authentication Pada Website Contoh halaman login dengan Laravel Jetstream Authentication merupakan salah satu fitur yang berguna untuk memvalidasi pengguna yang akan masuk ke dalam website. Tujuan dari fitur ini adalah untuk memastikan bahwa hanya pengguna tertentu saja yang dapat memiliki akses tertentu pada suatu sistem. Kamu bisa mencoba untuk membuat fitur authentication menggunakan Laravel yang dimana, Laravel telah menyediakan fitur autentikasi menggunakan Laravel Scaffolding. Kesimpulan Portfolio dapat menjadi cara yang efektif untuk memperlihatkan hasil kerja dan kemampuan kita dalam mengembangkan software. Hal ini dapat membantu meningkatkan kepercayaan dari calon klien atau employer dan meningkatkan peluang untuk memperoleh proyek atau pekerjaan baru. Tertarik untuk menjadi back-end developer menggunakan Laravel? kamu bisa memulai untuk mempelajari dasar-dasar tentang Laravel dan memahami konsep MVC yang ada pada Laravel.

Kelas Tips Belajar Laravel Untuk Pemula Web Developer di BuildWith Angga

Tips Belajar Laravel Untuk Pemula Web Developer

Mempelajari hal baru mulai dari memilih bahasa pemrograman yang tepat hingga mempelajari teknologi web terbaru seperti framework tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi seorang pemula web developer. Jika kamu seorang pemula yang tengah belajar framework baru, mungkin kamu pernah merasa kebingungan dan kesulitan dalam mempelajari framework tersebut. Tips Belajar Laravel Untuk Pemula Web Developer Laravel merupakan salah satu framework PHP yang sangat powerful dan dapat membantu kita dalam mengembangkan aplikasi web menjadi lebih cepat dan mudah. Bagi seorang pemula, belajar Laravel bisa jadi terlihat sangat menakutkan. Namun kamu tidak perlu khawatir, pada artikel kali ini kita akan membahas tips belajar Laravel untuk membantu kamu dalam mempelajari Laravel dengan lebih mudah dan efisien. Berikut beberapa tips belajar Laravel yang dapat membantu kamu sebagai seorang pemula web developer: Pahami PHP Dasar Terlebih Dahulu Sebelum belajar Laravel, kamu perlu memahami dasar-dasar PHP terlebih dahulu. Laravel adalah framework PHP, yang berarti sebelum kamu belajar Laravel sangat penting untuk memahami pengetahuan dasar tentang PHP. Pastikan kamu memahami konsep dasar seperti tipe data, variabel, fungsi, dan struktur kontrol. Selain itu kamu juga perlu memahami dasar-dasar pemrograman seperti logika algoritma dan struktur data. Dengan memahami PHP dasar, kamu akan lebih mudah dalam belajar Laravel dan lebih cepat menguasai framework ini. Laravel sebagai framework PHP Kenali Konsep Dasar Laravel dengan Baik Setelah kamu memahami PHP dasar, kamu dapat mulai mempelajari konsep-konsep dasar Laravel. Beberapa konsep dasar Laravel yang perlu kamu pahami diantaranya adalah routing, view, controller, model, migration, dan eloquent. Selain itu, pastikan kamu sudah juga memahami konsep Model-View-Controller (MVC). MVC adalah salah satu konsep dasar yang digunakan dalam pemrograman web dan akan sangat membantu dalam memahami cara kerja Laravel. Konsep MVC Laravel Pelajari serta Eksplorasi Fitur-Fitur yang Disediakan Laravel Saat belajar Laravel, penting bagi kita untuk memahami dan mengeksplorasi fitur-fitur yang disediakan oleh Laravel. Laravel menyediakan banyak fitur bermanfaat seperti Eloquent ORM dan Blade template engine. Selain fitur-fitur dasar tersebut, Laravel juga menyediakan fitur-fitur yang lebih kompleks seperti authentication, middleware, dan queueing system. Fitur-fitur ini sangat penting untuk membangun aplikasi web yang lebih kompleks dan tentunya membutuhkan pemahaman yang lebih dalam. Blade pada Laravel Manfaatkan Dokumentasi Laravel sebagai Referensi Belajar Dalam proses belajar Laravel, jadikan dokumentasi resmi Laravel sebagai sumber informasi dan panduan belajar kita. Dokumentasi Laravel berisi panduan, tutorial, dan contoh kode yang sangat berguna ketika kita mempelajari kerangka kerja Laravel. Ada banyak informasi penting yang dapat kita pelajari dari dokumentasi Laravel, termasuk bagaimana cara menggunakan fitur-fitur spesifik, bagaimana memecahkan masalah, dan bagaimana cara mengembangkan aplikasi Laravel dengan baik. Dokumentasi Laravel dapat kita akses secara online pada situs web resmi Laravel. Dengan memanfaatkan dokumentasi Laravel, kita dapat memperdalam pemahaman tentang kerangka kerja Laravel. Dokumentasi resmi Laravel Manfaatkan Forum dan Komunitas Laravel untuk Mempercepat Proses Belajar Salah satu cara efektif untuk mempercepat proses belajar Laravel adalah dengan bergabung dengan forum dan komunitas Laravel. Ada banyak forum diskusi dan grup komunitas Laravel yang tersedia secara online, salah satunya adalah Laracasts Forum. Dengan bergabung pada komunitas Laravel, kita memiliki kesempatan untuk bertemu dengan developer lain yang lebih berpengalaman dan mendapatkan wawasan yang lebih luas. Forum diskusi kelas Laravel di BuildWith Angga Tingkatkan Kemampuan Laravelmu dengan Mengikuti Kursus Online yang Berkualitas Mengikuti kursus online adalah cara yang sangat baik untuk meningkatkan kemampuanmu dalam Laravel. Kursus online dapat memberikanmu akses ke materi pelajaran yang terstruktur dan terarah. Selain itu, kursus online juga seringkali dilengkapi dengan bahan ajar yang lebih mudah dipahami. Namun ketika mencari kursus online, pastikan bahwa kursus tersebut berkualitas dan terpercaya. Kelas Laravel di BuildWith Angga BuildWith Angga merupakan salah satu platform pembelajaran online yang terkenal dengan materi pelajaran project-based berkualitas. Kamu dapat mempelajari Laravel melalui materi video yang lengkap dan mudah dipahami. Tidak hanya itu, kamu juga akan mendapatkan akses ke grup kelas untuk berdiskusi dengan sesama peserta kelas dan mentor yang dapat membantu kamu dalam mengatasi berbagai kendala ketika belajar. BuildWith Angga menyediakan banyak kelas untuk kamu yang ingin atau tengah belajar Laravel. Kamu dapat mempelajari dasar-dasar Laravel dan mempelajari fitur-fitur Laravel secara mendalam.