Akses kelas selamanya

Ambil Promo
flash sale
hamburger-menu

Tips All

Meningkatkan skills menjadi 1% lebih baik

Reset
Kelas Psstt! Bingung Cari Plugin Buat Desainmu? Nih Ada 5 Plugins Figma yang Bisa Kamu Gunakan! di BuildWithAngga

Psstt! Bingung Cari Plugin Buat Desainmu? Nih Ada 5 Plugins Figma yang Bisa Kamu Gunakan!

Pernah nggak sih kamu merasa desain presentasi UI/UX kamu masih kurang menarik atau butuh sentuhan ekstra biar lebih profesional? Aku punya kabar baik nih! Ada beberapa plugin Figma keren seperti Easometric, Redlines, Typeout, Color Hunt, dan Autoflow yang bisa bikin desainmu naik level. Dengan bantuan plugin ini, kamu nggak hanya bisa hemat waktu, tapi juga bikin presentasi desain lebih terstruktur, rapi, dan pastinya memukau. Mau tahu apa saja keunggulannya dan bagaimana plugin ini membantu kamu? Yuk, baca sampai selesai! Yuk simak sampai habis 😊 Easometric Easometric adalah plugin di Figma yang memungkinkan kamu membuat desain dengan gaya isometrik secara cepat dan mudah. Gaya isometrik sering digunakan untuk presentasi desain yang lebih visual, terutama pada ilustrasi dan diagram antarmuka. Kelebihan: Efisiensi Waktu: Elemen desain otomatis tersusun dengan sudut isometrik, menghemat waktu dibandingkan melakukannya secara manual.Kemudahan Penggunaan: Plugin ini ramah pengguna, cocok bahkan untuk pemula.Hasil Konsisten: Membantu menjaga konsistensi pada desain isometrik, sehingga terlihat profesional.Customizable: Kamu bisa mengatur sudut dan orientasi sesuai kebutuhan desain.Meningkatkan Estetika: Presentasi desain terlihat lebih menarik dan modern. Kekurangan: Terbatas pada Gaya Isometrik: Tidak cocok untuk desain yang membutuhkan perspektif lain.Tidak Cocok untuk Semua Proyek: Gaya isometrik kurang relevan untuk beberapa jenis desain antarmuka.Ketergantungan pada Plugin: Membatasi kreativitas tanpa plugin ini.Kompleksitas pada Detail: Membuat elemen kecil dalam isometrik kadang kurang presisi.Hanya di Figma: Tidak tersedia untuk platform desain lain. Cara Menggunakan Easometric: Buka file desain di Figma.Pergi ke menu Plugins > Browse Plugins in Community.Cari "Easometric" dan klik "Install".Pilih elemen desain yang ingin kamu ubah.Jalankan plugin melalui Plugins > Easometric, lalu pilih sudut atau orientasi yang diinginkan. Result! 🌟 Typeout Typeout ini kayak jagoannya nulis buat desain kamu. Dia bisa ngasih saran-saran tulisan yang pas buat tombol, judul, atau teks lainnya. Kerennya lagi, dia punya banyak gaya tulisan yang bisa kamu pilih buat bikin desain kamu jadi lebih hidup. Typeout ini kayak punya asisten pribadi yang ahli dalam memilih kata-kata. Dia punya banyak pilihan gaya tulisan, dari yang formal sampai yang santai. Jadi, kamu tinggal pilih gaya yang paling cocok dengan desainmu. Selain itu, Typeout juga bisa bantuin kamu menemukan kata-kata yang tepat untuk tombol, judul, atau teks lainnya. Bayangkan, kamu gak perlu lagi pusing-pusing mikirin kata yang pas buat tombol "Beli Sekarang". Kelebihan: Bantuin nulis teks yang lebih menarikBanyak pilihan gaya tulisanHemat waktu mikirin tulisan Kekurangan: Kadang sarannya gak sesuai sama tone desainBelum support bahasa IndonesiaFitur masih terbatas Cara Menggunakan Plugin: Buka file Figma kamu.Save dulu plugin dari Figma CommunityAkses panel plugin dan cari "Typeout".Klik plugin dan pilih elemen teks yang ingin kamu ubah.Pilih gaya tulisan yang diinginkan (misal: judul, body, tombol).Typeout akan secara otomatis menghasilkan teks yang sesuai dengan gaya yang kamu pilih. Color Hunt Suka bingung pilih warna buat desain? Color Hunt ini jawabannya! Kamu bisa ambil banyak palet warna cantik dari website Color Hunt langsung ke Figma. Tinggal klik-klik aja, warna langsung jadi! Praktis banget! Di sini, kamu bisa nemuin ribuan kombinasi warna yang cantik dan harmonis. Tinggal pilih palet yang kamu suka, lalu tinggal seret ke desainmu. Gak perlu lagi pusing-pusing cari warna yang cocok. Kelebihan: Banyak pilihan palet warnaMudah digunakanBisa bikin desain jadi lebih harmonis Kekurangan: Red LinesKadang sulit menemukan warna yang tepatTidak bisa custom warna secara detailKetergantungan pada palet yang tersedia Cara Menggunakan Plugin: Buka file Figma kamu.Search "Color Hunt" di browsermuKlik pilihan palet warna yang kamu suka.Copy dan paste kodes warna dari palet ke objek yang ingin kamu warnai. Red Lines Nyerahin desain ke developer itu ribet banget, kan? Harus kasih ukuran, spesifikasi, dan segala macem. Nah, Red Lines ini bisa bantuin kamu bikin catatan detail di desain kamu. Jadi, developer gak bakal bingung lagi. Red Lines adalah plugin yang sangat membantu dalam proses handover desain ke developer. Dengan Red Lines, kamu bisa menambahkan anotasi, ukuran, dan spesifikasi detail pada desainmu sehingga developer lebih mudah memahami maksud desainmu. Kelebihan: Hemat waktu buat bikin anotasiDesain jadi lebih jelas buat developerBisa bikin desain lebih profesional Kekurangan: Kurang fleksibel untuk jenis anotasi tertentuBelajar pakai fiturnya butuh waktuKadang interfacenya agak ribet. Cara Menggunakan Plugin: Buka file Figma kamu.Save dulu plugin dari Figma CommunityAkses panel plugin dan cari "Redlines".Klik plugin dan pilih elemen yang ingin kamu berikan anotasi.Tambahkan catatan, ukuran, jarak, atau informasi lainnya yang diperlukan. Autoflow Autoflow adalah plugin di Figma yang digunakan untuk membuat alur atau koneksi antar frame secara otomatis. Plugin ini sangat berguna untuk memvisualisasikan flow chart, wireframe, atau user journey. Kelebihan: Pembuatan Alur Otomatis: Koneksi antar frame bisa dibuat secara instan tanpa harus menggambar manual.Visualisasi Jelas: Membantu memperjelas alur pengguna atau diagram proses.Hemat Waktu: Proses pembuatan flow menjadi lebih cepat.Mudah Dipahami: Cocok untuk presentasi yang membutuhkan alur sederhana dan jelas.Customizable: Warna, tebal garis, dan bentuk panah dapat disesuaikan. Kekurangan: Fungsionalitas Terbatas: Tidak bisa membuat alur kompleks seperti software flowchart profesional.Kurang Fleksibel: Penempatan alur terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan spesifik.Dependensi pada Plugin: Membuat pengaturan flow tanpa plugin ini lebih sulit.Tampilan Standar: Tidak mendukung desain visual yang lebih estetis.Khusus Figma: Tidak mendukung alur di platform desain lainnya. Cara Menggunakan Autoflow: Buka file desain di Figma.Masuk ke menu Plugins > Browse Plugins in Community.Cari "Autoflow" dan klik "Install".Pilih dua frame atau elemen yang ingin dihubungkan.Jalankan plugin melalui Plugins > Autoflow, lalu plugin akan otomatis membuat alur di antara elemen tersebut. Penutup Dengan kombinasi plugin seperti Easometric untuk gaya isometrik, Redlines untuk panduan desain, Typeout buat eksplorasi teks, Color Hunt untuk inspirasi warna, dan Autoflow untuk alur yang jelas, kamu bisa bikin desain UI/UX yang nggak hanya estetik tapi juga fungsional. Semua jadi lebih mudah, praktis, dan hasilnya pasti memukau! Kalau kamu ingin belajar lebih banyak trik desain seperti ini, aku rekomendasikan banget buat belajar di buildwithangga.com. Di sana, banyak kelas seru yang bisa bikin kamu jadi desainer UI/UX yang handal! Ayo mulai sekarang, kesempatan nggak datang dua kali! 🎨✨

Kelas Tutorial Middleware Laravel dan Spatie Role Permission Projek Web Doctor Appointment di BuildWithAngga

Tutorial Middleware Laravel dan Spatie Role Permission Projek Web Doctor Appointment

Pada tutorial kali ini, kita akan membahas bagaimana menerapkan custom middleware menggunakan Laravel 11 dan library Spatie Role Permission dalam sebuah proyek website Doctor Appointment. Middleware adalah salah satu fitur penting dalam Laravel yang memungkinkan kita untuk mengatur logika akses pada aplikasi secara fleksibel dan terstruktur. Dalam proyek ini, middleware akan digunakan untuk mengatur akses berdasarkan peran pengguna, seperti pasien, dokter, atau admin, yang dikelola menggunakan Spatie Role Permission. Middleware memberikan kemampuan untuk memeriksa dan memproses permintaan pengguna sebelum mencapai controller. Dengan pendekatan ini, Anda dapat menjaga keamanan aplikasi dan memastikan setiap pengguna hanya memiliki akses ke fitur yang relevan dengan perannya. Manfaat Membuat Custom Middleware dalam Proyek Doctor Appointment Keamanan Lebih Terjamin Custom middleware memungkinkan Anda untuk memastikan setiap pengguna hanya dapat mengakses halaman atau fitur sesuai dengan hak aksesnya. Misalnya, pasien hanya dapat melihat jadwal dokter dan membuat janji temu, sementara dokter hanya dapat melihat jadwal pasien. Dengan middleware, semua logika keamanan ini dapat diterapkan di satu tempat, sehingga meminimalkan celah akses yang tidak diinginkan.Kode Lebih Tersusun dan Mudah Dikelola Dengan middleware, Anda dapat memisahkan logika otorisasi dari controller. Ini membuat kode lebih bersih dan terorganisir. Sebagai contoh, Anda tidak perlu menulis logika pengecekan peran di setiap metode controller; cukup gunakan middleware untuk menangani hal tersebut, sehingga controller hanya fokus pada logika bisnis aplikasi.Skalabilitas dan Fleksibilitas Tinggi Ketika aplikasi berkembang, custom middleware memberikan fleksibilitas untuk menambahkan logika baru tanpa mengubah banyak kode yang ada. Misalnya, jika nanti Anda menambahkan peran baru seperti "admin klinik," Anda cukup memperbarui middleware tanpa harus memodifikasi controller atau rute satu per satu. Apa Itu Spatie dan Bagaimana Mempermudah Developer Mengembangkan Website dengan Custom Middleware? Spatie adalah sebuah library populer di Laravel yang menyediakan paket-paket open-source untuk berbagai kebutuhan pengembangan aplikasi web. Salah satu paket paling sering digunakan adalah Spatie Laravel Permission, yang dirancang untuk membantu developer mengelola peran (roles) dan izin (permissions) dengan mudah. Paket ini memungkinkan pengaturan akses berbasis peran dengan cara yang terstruktur dan fleksibel, sehingga sangat cocok untuk aplikasi yang memerlukan sistem otorisasi kompleks, seperti proyek website Doctor Appointment. Kemudahan yang Ditawarkan Spatie Pengelolaan Roles dan Permissions yang Mudah Spatie memungkinkan developer mendefinisikan peran (seperti dokter, pasien, atau admin) dan izin (seperti mengelola jadwal atau membuat janji temu) secara langsung melalui database atau file konfigurasi. Dengan pendekatan ini, pengaturan otorisasi menjadi lebih dinamis karena bisa diubah tanpa harus memodifikasi kode program secara langsung.Integrasi yang Lancar dengan Middleware Laravel Spatie bekerja sangat baik dengan fitur middleware di Laravel. Anda dapat menggunakan middleware bawaan yang disediakan oleh Spatie atau membuat custom middleware untuk menerapkan logika otorisasi spesifik. Misalnya, Anda dapat memastikan hanya dokter yang memiliki izin tertentu yang bisa mengakses fitur pengelolaan pasien.Dokumentasi yang Komprehensif Spatie menyediakan dokumentasi lengkap yang membantu developer memahami cara mengimplementasikan sistem roles dan permissions. Ini mempermudah developer pemula maupun berpengalaman untuk mengintegrasikan fitur tersebut tanpa banyak hambatan.Mengurangi Kompleksitas Logika Otorisasi Tanpa Spatie, developer sering kali harus menulis logika otorisasi secara manual untuk setiap controller atau rute. Dengan Spatie, tugas ini menjadi jauh lebih sederhana karena fungsi-fungsi otorisasi sudah tersedia dan dapat digunakan dengan mudah melalui middleware atau helper yang disediakan.Skalabilitas yang Baik Spatie dirancang untuk mendukung aplikasi yang terus berkembang. Anda dapat menambahkan atau memodifikasi peran dan izin tanpa memengaruhi bagian lain dari aplikasi. Ini memberikan fleksibilitas tinggi, terutama pada aplikasi yang memiliki banyak pengguna dengan kebutuhan akses berbeda-beda. Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat proyek Laravel 11 dan mengatur MySQL pada file .env secara lengkap. 1. Membuat Proyek Laravel 11 Pastikan Anda sudah menginstal Composer di komputer. Buka terminal atau command prompt, lalu jalankan perintah berikut untuk membuat proyek Laravel 11: composer create-project --prefer-dist laravel/laravel doctor-appointment "11.*" Perintah ini akan membuat folder proyek bernama doctor-appointment dan menginstal Laravel versi 11 di dalamnya. 2. Masuk ke Direktori Proyek Setelah proyek selesai diinstal, masuk ke direktori proyek dengan perintah berikut: cd doctor-appointment 3. Menyiapkan Database MySQL Buka aplikasi database Anda (misalnya phpMyAdmin, MySQL Workbench, atau terminal MySQL), lalu buat database baru untuk proyek ini. Misalnya, nama database adalah doctor_appointment. 4. Mengatur Koneksi Database pada File .env Buka file .env yang ada di folder root proyek. Cari bagian pengaturan database dan ubah sesuai dengan konfigurasi MySQL Anda: DB_CONNECTION=mysql DB_HOST=127.0.0.1 DB_PORT=3306 DB_DATABASE=doctor_appointment DB_USERNAME=root DB_PASSWORD=your_password Penjelasan: DB_CONNECTION: Tetapkan koneksi database ke MySQL.DB_HOST: Masukkan alamat host server MySQL (default: 127.0.0.1).DB_PORT: Masukkan port MySQL (default: 3306).DB_DATABASE: Nama database yang telah Anda buat.DB_USERNAME: Username untuk koneksi MySQL (default: root).DB_PASSWORD: Password untuk username MySQL Anda. 5. Menguji Koneksi Database Untuk memastikan konfigurasi berhasil, jalankan perintah berikut di terminal: php artisan migrate Perintah ini akan menjalankan migrasi bawaan Laravel untuk membuat tabel default seperti users, password_resets, dan lainnya di database. Jika tidak ada error, maka koneksi database sudah berhasil diatur. 6. Menjalankan Proyek Laravel Setelah pengaturan selesai, jalankan server development Laravel dengan perintah: php artisan serve Laravel akan menjalankan server pada http://127.0.0.1:8000 atau alamat lain yang ditampilkan di terminal. Anda dapat membuka alamat tersebut di browser untuk melihat halaman default Laravel. Berikut adalah langkah-langkah lengkap untuk membuat file migration dengan tabel doctors, categories, hospitals, dan booking_transactions di Laravel 11. 1. Membuat File Migration Buka terminal di dalam folder proyek Laravel Anda, lalu jalankan perintah berikut untuk membuat migration: php artisan make:migration create_doctors_table php artisan make:migration create_categories_table php artisan make:migration create_hospitals_table php artisan make:migration create_booking_transactions_table Perintah di atas akan membuat empat file migration di folder database/migrations. 2. Mengedit Migration untuk Tabel doctors Buka file migration dengan nama mirip create_doctors_table.php di folder database/migrations, lalu tambahkan struktur tabel seperti berikut: public function up() { Schema::create('doctors', function (Blueprint $table) { $table->id(); $table->string('name'); $table->string('specialization'); $table->string('phone')->nullable(); $table->unsignedBigInteger('hospital_id'); $table->timestamps(); $table->foreign('hospital_id')->references('id')->on('hospitals')->onDelete('cascade'); }); } 3. Mengedit Migration untuk Tabel categories Buka file migration dengan nama mirip create_categories_table.php, lalu tambahkan struktur tabel berikut: public function up() { Schema::create('categories', function (Blueprint $table) { $table->id(); $table->string('name'); $table->text('description')->nullable(); $table->timestamps(); }); } 4. Mengedit Migration untuk Tabel hospitals Buka file migration dengan nama mirip create_hospitals_table.php, lalu tambahkan struktur tabel berikut: public function up() { Schema::create('hospitals', function (Blueprint $table) { $table->id(); $table->string('name'); $table->string('address'); $table->string('phone')->nullable(); $table->timestamps(); }); } 5. Mengedit Migration untuk Tabel booking_transactions Buka file migration dengan nama mirip create_booking_transactions_table.php, lalu tambahkan struktur tabel berikut: public function up() { Schema::create('booking_transactions', function (Blueprint $table) { $table->id(); $table->unsignedBigInteger('doctor_id'); $table->unsignedBigInteger('patient_id'); $table->date('booking_date'); $table->time('booking_time'); $table->string('status')->default('pending'); $table->timestamps(); $table->foreign('doctor_id')->references('id')->on('doctors')->onDelete('cascade'); $table->foreign('patient_id')->references('id')->on('users')->onDelete('cascade'); }); } 6. Menjalankan Migration Setelah selesai mengedit semua file migration, jalankan perintah berikut untuk membuat tabel di database: php artisan migrate Jika tidak ada error, tabel-tabel doctors, categories, hospitals, dan booking_transactions akan berhasil dibuat di database. Tata Cara Membuat Model di Laravel 11 dan Mengatur Fillable serta Relationship ORM Laravel 11 menyediakan Eloquent ORM yang mempermudah pengelolaan data dalam aplikasi. Dalam artikel ini, kita akan membuat file model untuk tabel doctors, categories, hospitals, dan booking_transactions. Selain itu, kita juga akan mengatur properti fillable dan relasi antar model menggunakan ORM. Fokusnya adalah bagaimana middleware Laravel 11 dapat bekerja bersama model ini untuk menjaga otorisasi data secara optimal. Membuat File Model dan Mengatur Fillable Langkah pertama adalah membuat model untuk setiap tabel. Gunakan perintah berikut di terminal: php artisan make:model Doctor php artisan make:model Category php artisan make:model Hospital php artisan make:model BookingTransaction Perintah ini akan membuat file model di folder app/Models. Selanjutnya, buka masing-masing file model dan tambahkan properti fillable untuk menentukan kolom mana yang dapat diisi secara massal. Model Doctor Buka file app/Models/Doctor.php dan tambahkan kode berikut: <?php namespace App\\Models; use Illuminate\\Database\\Eloquent\\Factories\\HasFactory; use Illuminate\\Database\\Eloquent\\Model; class Doctor extends Model { use HasFactory; protected $fillable = [ 'name', 'specialization', 'phone', 'hospital_id', ]; public function hospital() { return $this->belongsTo(Hospital::class); } public function bookings() { return $this->hasMany(BookingTransaction::class); } } Model Category Buka file app/Models/Category.php dan tambahkan kode berikut: <?php namespace App\\Models; use Illuminate\\Database\\Eloquent\\Factories\\HasFactory; use Illuminate\\Database\\Eloquent\\Model; class Category extends Model { use HasFactory; protected $fillable = [ 'name', 'description', ]; } Model Hospital Buka file app/Models/Hospital.php dan tambahkan kode berikut: <?php namespace App\\Models; use Illuminate\\Database\\Eloquent\\Factories\\HasFactory; use Illuminate\\Database\\Eloquent\\Model; class Hospital extends Model { use HasFactory; protected $fillable = [ 'name', 'address', 'phone', ]; public function doctors() { return $this->hasMany(Doctor::class); } } Model BookingTransaction Buka file app/Models/BookingTransaction.php dan tambahkan kode berikut: <?php namespace App\\Models; use Illuminate\\Database\\Eloquent\\Factories\\HasFactory; use Illuminate\\Database\\Eloquent\\Model; class BookingTransaction extends Model { use HasFactory; protected $fillable = [ 'doctor_id', 'patient_id', 'booking_date', 'booking_time', 'status', ]; public function doctor() { return $this->belongsTo(Doctor::class); } public function patient() { return $this->belongsTo(User::class); } } Mengatur Relationship ORM Doctor memiliki relasi belongsTo dengan Hospital karena setiap dokter berafiliasi dengan satu rumah sakit.Doctor juga memiliki relasi hasMany dengan BookingTransaction karena dokter dapat memiliki banyak transaksi janji temu.Hospital memiliki relasi hasMany dengan Doctor karena satu rumah sakit dapat memiliki banyak dokter.BookingTransaction memiliki relasi belongsTo dengan Doctor dan User (sebagai pasien). Install Package Spatie Berikut adalah langkah-langkah untuk menginstal dan mengatur package Spatie Role Permission di proyek Laravel 11 Anda. Package ini membantu mengelola peran dan izin dengan mudah menggunakan Eloquent ORM. 1. Menginstal Package Spatie Buka terminal di direktori proyek Anda, lalu jalankan perintah berikut untuk menginstal package: composer require spatie/laravel-permission Package ini akan diunduh dan ditambahkan ke proyek Anda. 2. Memublikasikan File Konfigurasi dan Migration Setelah package berhasil diinstal, jalankan perintah berikut untuk memublikasikan file konfigurasi dan migration: php artisan vendor:publish --provider="Spatie\\Permission\\PermissionServiceProvider" Perintah ini akan membuat file konfigurasi config/permission.php dan migration yang diperlukan untuk tabel roles, permissions, dan lainnya. 3. Menjalankan Migration Untuk membuat tabel yang diperlukan oleh package Spatie di database, jalankan perintah berikut: php artisan migrate Tabel seperti roles, permissions, dan model_has_roles akan dibuat. 4. Mengatur Model User untuk Menggunakan Trait Spatie Buka file app/Models/User.php dan tambahkan trait HasRoles yang disediakan oleh Spatie: <?php namespace App\\Models; use Illuminate\\Database\\Eloquent\\Factories\\HasFactory; use Illuminate\\Foundation\\Auth\\User as Authenticatable; use Illuminate\\Notifications\\Notifiable; use Spatie\\Permission\\Traits\\HasRoles; class User extends Authenticatable { use HasFactory, Notifiable, HasRoles; protected $fillable = [ 'name', 'email', 'password', ]; } Trait HasRoles memungkinkan model User menggunakan metode untuk mengatur peran dan izin. 5. Menambahkan Middleware Spatie ke Kernel Laravel Buka file app/Http/Kernel.php dan tambahkan middleware Spatie di dalam grup $routeMiddleware: protected $routeMiddleware = [ // Middleware lainnya 'role' => \\Spatie\\Permission\\Middlewares\\RoleMiddleware::class, 'permission' => \\Spatie\\Permission\\Middlewares\\PermissionMiddleware::class, 'role_or_permission' => \\Spatie\\Permission\\Middlewares\\RoleOrPermissionMiddleware::class, ]; Middleware ini memungkinkan Anda membatasi akses ke rute berdasarkan peran atau izin. 6. Menambahkan Role dan Permission di Seeder (Opsional) Jika Anda ingin menambahkan peran dan izin secara otomatis, buat file seeder dengan perintah: php artisan make:seeder RolePermissionSeeder Lalu edit file seeder tersebut (misalnya di database/seeders/RolePermissionSeeder.php) seperti berikut: <?php namespace Database\\Seeders; use Illuminate\\Database\\Seeder; use Spatie\\Permission\\Models\\Role; use Spatie\\Permission\\Models\\Permission; class RolePermissionSeeder extends Seeder { public function run() { // Membuat peran $admin = Role::create(['name' => 'admin']); $doctor = Role::create(['name' => 'doctor']); $patient = Role::create(['name' => 'patient']); // Membuat izin Permission::create(['name' => 'manage appointments']); Permission::create(['name' => 'view appointments']); // Memberikan izin ke peran $admin->givePermissionTo(['manage appointments', 'view appointments']); $doctor->givePermissionTo(['view appointments']); } } Jalankan seeder dengan perintah berikut: php artisan db:seed --class=RolePermissionSeeder MEngatur Routing Pada Route 1. Membuka File Routing Buka file routes/web.php di proyek Laravel Anda. Di file ini, Anda akan menentukan rute untuk setiap role atau permission. 2. Menambahkan Rute Khusus Berdasarkan Role Gunakan middleware role untuk membatasi akses ke rute berdasarkan role pengguna. Berikut adalah contoh implementasinya: use Illuminate\\Support\\Facades\\Route; Route::middleware(['role:admin'])->group(function () { Route::get('/admin/dashboard', function () { return view('admin.dashboard'); })->name('admin.dashboard'); Route::get('/admin/users', function () { return view('admin.users'); })->name('admin.users'); }); Rute ini hanya dapat diakses oleh pengguna dengan peran admin. 3. Menambahkan Rute Khusus Berdasarkan Permission Gunakan middleware permission untuk membatasi akses ke rute berdasarkan permission pengguna: Route::middleware(['permission:manage appointments'])->group(function () { Route::get('/appointments/manage', function () { return view('appointments.manage'); })->name('appointments.manage'); }); Rute ini hanya dapat diakses oleh pengguna yang memiliki izin manage appointments. 4. Menambahkan Rute untuk Role Lainnya (Contoh: Doctor dan Patient) Anda dapat membuat grup rute tambahan untuk role seperti doctor dan patient: Route::middleware(['role:doctor'])->group(function () { Route::get('/doctor/dashboard', function () { return view('doctor.dashboard'); })->name('doctor.dashboard'); Route::get('/doctor/appointments', function () { return view('doctor.appointments'); })->name('doctor.appointments'); }); Route::middleware(['role:patient'])->group(function () { Route::get('/patient/dashboard', function () { return view('patient.dashboard'); })->name('patient.dashboard'); Route::get('/patient/appointments', function () { return view('patient.appointments'); })->name('patient.appointments'); }); 5. Membuat Rute untuk Role atau Permission Kombinasi Jika ingin membatasi akses berdasarkan kombinasi role atau permission, gunakan middleware role_or_permission: Route::middleware(['role_or_permission:admin|view appointments'])->group(function () { Route::get('/shared/dashboard', function () { return view('shared.dashboard'); })->name('shared.dashboard'); }); Rute ini dapat diakses oleh pengguna dengan role admin atau yang memiliki izin view appointments. 6. Menambahkan Fallback Rute untuk Akses Ditolak Jika pengguna mencoba mengakses rute tanpa izin, Anda dapat mengatur fallback dengan middleware bawaan Laravel: Route::fallback(function () { return response()->view('errors.403', [], 403); }); Dengan fallback ini, jika pengguna tidak memiliki akses, mereka akan diarahkan ke halaman error 403. Penjelasan Tambahan Middleware role, permission, dan role_or_permission digunakan untuk membatasi akses berdasarkan role dan izin.Pastikan Anda telah membuat view seperti admin.dashboard, doctor.dashboard, dan lainnya agar rute dapat berfungsi tanpa error.Gunakan nama rute (name()) untuk mempermudah pengelolaan rute dalam aplikasi. Dengan pengaturan ini, setiap rute diatur secara terstruktur berdasarkan role dan permission, menjaga keamanan dan fleksibilitas aplikasi Anda. Beberapa kesalahan utama pas mengatur routing middleware 1. Salah Menentukan Middleware atau Typo dalam Middleware Kesalahan ini terjadi ketika middleware ditulis dengan nama yang salah atau tidak terdaftar dalam Kernel.php. Misalnya: Route::middleware(['roles:admin'])->group(function () { // Salah: middleware yang benar adalah 'role' Route::get('/admin/dashboard', function () { return view('admin.dashboard'); }); }); Penyebab: Middleware roles tidak ada dalam daftar middleware Laravel. Middleware yang benar dari Spatie adalah role. Cara Memperbaiki: Route::middleware(['role:admin'])->group(function () { // Benar: middleware yang sesuai dengan Spatie Route::get('/admin/dashboard', function () { return view('admin.dashboard'); }); }); Pastikan middleware yang digunakan sudah sesuai dengan dokumentasi Spatie dan terdaftar dalam file Kernel.php. 2. Tidak Menambahkan Middleware di Kernel.php Kesalahan ini terjadi ketika middleware yang dibutuhkan tidak ditambahkan ke dalam $routeMiddleware di Kernel.php. Misalnya, Anda mencoba menggunakan middleware role tanpa mendaftarkannya: Route::middleware(['role:admin'])->group(function () { Route::get('/admin/dashboard', function () { return view('admin.dashboard'); }); }); Penyebab: Middleware role belum didaftarkan di Kernel.php. Cara Memperbaiki: Buka file app/Http/Kernel.php dan tambahkan middleware Spatie: protected $routeMiddleware = [ // Middleware lainnya 'role' => \\Spatie\\Permission\\Middlewares\\RoleMiddleware::class, 'permission' => \\Spatie\\Permission\\Middlewares\\PermissionMiddleware::class, ]; Setelah didaftarkan, middleware dapat digunakan tanpa error. 3. Salah Menentukan Role atau Permission yang Tidak Ada Kesalahan ini terjadi ketika role atau permission yang digunakan pada middleware belum dibuat atau salah penulisan: Route::middleware(['role:superadmin'])->group(function () { Route::get('/superadmin/dashboard', function () { return view('superadmin.dashboard'); }); }); Penyebab: Role superadmin belum dibuat di database atau salah nama. Akibatnya, middleware tidak akan memberikan akses meskipun user memiliki role lain. Cara Memperbaiki: Pastikan role superadmin dibuat terlebih dahulu, misalnya melalui seeder: use Spatie\\Permission\\Models\\Role; Role::create(['name' => 'superadmin']); Atau periksa role yang ada sebelum menggunakannya di route: Route::middleware(['role:admin'])->group(function () { // Gunakan role yang sudah ada Route::get('/admin/dashboard', function () { return view('admin.dashboard'); }); }); Dengan memastikan role atau permission sudah tersedia, middleware akan bekerja sebagaimana mestinya. Ketiga kesalahan ini sering ditemui oleh pengembang pemula, terutama saat menggunakan Spatie Role Permission. Memastikan middleware, role, dan permission sudah benar akan mencegah error dan memastikan pengelolaan akses berjalan lancar. Penutup dan Saran dari mentor Sebagai kesimpulan, pengelolaan routing dan middleware di Laravel 11, terutama dengan integrasi package Spatie Role Permission, memberikan fleksibilitas yang luar biasa dalam mengatur otorisasi akses di aplikasi web. Kesalahan-kesalahan kecil seperti salah menentukan middleware atau role yang tidak sesuai dapat dengan mudah dihindari dengan pemahaman yang mendalam dan praktik yang konsisten. Bagi programmer pemula, belajar Laravel adalah langkah strategis untuk mempersiapkan diri menghadapi kebutuhan pasar yang terus berkembang. Laravel tidak hanya menawarkan kemudahan penggunaan, tetapi juga didukung oleh komunitas besar dan dokumentasi lengkap, menjadikannya salah satu framework PHP yang paling banyak diminati. Untuk memulai atau memperdalam pembelajaran, Anda dapat memanfaatkan platform seperti BuildWithAngga yang menyediakan kursus dengan akses seumur hidup. Selain itu, Anda mendapatkan manfaat tambahan seperti kesempatan membangun portofolio berkualitas yang dapat meningkatkan daya saing Anda di pasar kerja, serta konsultasi langsung dengan mentor yang berpengalaman. Dengan konsistensi belajar dan dukungan dari platform yang tepat, Anda dapat menguasai Laravel dan memanfaatkannya untuk membangun karier yang sukses di industri teknologi.

Kelas Tutorial Laravel 11, Midtrans, Filament: Bikin Web Booking Event Ticket di BuildWithAngga

Tutorial Laravel 11, Midtrans, Filament: Bikin Web Booking Event Ticket

Jika kamu seorang developer yang sedang belajar Laravel, kamu pasti tahu betapa pentingnya memiliki halaman admin yang terstruktur. Kali ini, kita akan membahas bagaimana membangun halaman admin lengkap dengan content management system (CMS) untuk sebuah projek website booking event ticket. Dalam tutorial ini, kita akan menggunakan Laravel sebagai framework utama dan Filament sebagai alat untuk mempercepat pembuatan interface admin. Mengapa Halaman Admin Penting dalam Web Development? Halaman admin adalah jantung dari setiap aplikasi berbasis web yang membutuhkan pengelolaan data. Tanpa halaman admin yang baik, pengelolaan produk, pesanan, pelanggan, dan laporan penjualan akan terasa sulit dan memakan waktu. Dengan halaman admin yang terstruktur, semua aktivitas ini dapat dilakukan dengan lebih efisien dan terorganisir. Dalam konteks web development untuk booking event ticket, halaman admin memungkinkan developer atau pengelola aplikasi untuk: Mengelola produk atau event: Menambahkan, mengedit, atau menghapus event yang akan dijual tiketnya.Memantau pesanan: Memantau status pesanan, seperti tiket yang sudah terjual, tiket yang masih tersedia, dan pembayaran yang sukses.Mengelola pelanggan: Melihat data pelanggan, seperti nama, email, atau riwayat pembelian mereka.Membuat laporan penjualan: Melihat performa penjualan dalam periode tertentu untuk analisis bisnis yang lebih baik. Laravel dan Filament: Kombinasi untuk Admin Panel Modern Laravel adalah salah satu framework PHP yang paling populer untuk web development. Framework ini menawarkan struktur yang rapi, fitur lengkap, dan dukungan komunitas yang besar. Sementara itu, Filament adalah library yang mempermudah developer dalam membuat admin panel modern dengan UI yang interaktif. Dengan Filament, kita bisa membuat halaman admin yang responsif dan fungsional tanpa harus memulai semuanya dari awal. Library ini menawarkan fitur bawaan seperti manajemen data, integrasi dengan berbagai database, hingga kemampuan untuk menyesuaikan tampilan sesuai kebutuhan projekmu. Pentingnya Integrasi Midtrans untuk Proses Pembayaran Salah satu aspek penting dalam aplikasi booking event ticket adalah proses pembayaran. Di sini, kita akan menggunakan Midtrans sebagai payment gateway. Midtrans mempermudah developer untuk mengintegrasikan berbagai metode pembayaran seperti kartu kredit, transfer bank, dan dompet digital ke dalam aplikasi Laravel. Dengan menggunakan Midtrans, kamu bisa: Menyediakan banyak pilihan metode pembayaran untuk pelanggan.Memastikan transaksi berjalan dengan aman dan terenkripsi.Mempermudah proses rekonsiliasi pembayaran dengan laporan otomatis. Integrasi Midtrans di halaman admin juga memungkinkan pengelola untuk melihat status pembayaran secara real-time, mengurangi risiko kesalahan atau fraud. Struktur Halaman Admin yang Ideal Untuk memaksimalkan pengalaman pengguna di halaman admin, penting untuk merancang struktur yang intuitif dan efisien. Berikut adalah beberapa elemen utama yang sebaiknya ada di halaman admin CMS untuk aplikasi booking event ticket: Dashboard Berisi ringkasan data seperti jumlah event yang tersedia, tiket yang terjual, dan total pendapatan.Manajemen Produk Fitur untuk menambah, mengedit, dan menghapus event yang akan dijual tiketnya.Manajemen Pesanan Menampilkan daftar pesanan beserta status pembayaran, jumlah tiket, dan informasi pelanggan.Manajemen Pelanggan Berisi data pelanggan, riwayat pembelian, dan preferensi mereka.Laporan Penjualan Grafik dan tabel yang menunjukkan performa penjualan, pendapatan, dan data lain untuk analisis bisnis. Dengan struktur ini, halaman admin dapat menjadi alat yang kuat untuk mempermudah pengelolaan aplikasi booking event ticket. Cara Membuat Projek Laravel Terbaru dan Mengatur Koneksi MySQL Laravel adalah salah satu framework PHP yang populer dan sangat cocok untuk membangun aplikasi berbasis web. Berikut adalah panduan lengkap untuk membuat projek Laravel terbaru menggunakan Composer dan mengatur file .env untuk koneksi ke MySQL. 1. Membuat Projek Laravel Baru Langkah pertama adalah menggunakan perintah Composer untuk membuat projek Laravel terbaru. Pastikan kamu sudah menginstal Composer di komputermu. Jalankan perintah berikut di terminal atau command prompt: composer create-project --prefer-dist laravel/laravel nama-projek Ganti nama-projek dengan nama yang ingin kamu gunakan untuk projek Laravel-mu. Perintah ini akan mengunduh semua file yang diperlukan dan mengatur struktur awal projek. 2. Masuk ke Direktori Projek Setelah proses instalasi selesai, masuk ke direktori projek yang telah dibuat: cd nama-projek 3. Konfigurasi Koneksi Database di File .env Setelah projek dibuat, langkah selanjutnya adalah mengatur koneksi database. Laravel menggunakan file .env untuk menyimpan konfigurasi lingkungan, termasuk detail koneksi database. Buka file .env yang ada di direktori root projekmu, lalu cari bagian yang berkaitan dengan database. Berikut adalah contoh konfigurasi default yang perlu kamu sesuaikan: DB_CONNECTION=mysql DB_HOST=127.0.0.1 DB_PORT=3306 DB_DATABASE=nama_database DB_USERNAME=root DB_PASSWORD=password_database Berikut penjelasan masing-masing parameter: DB_CONNECTION: Jenis database yang digunakan, dalam hal ini mysql.DB_HOST: Alamat host database. Biasanya 127.0.0.1 untuk server lokal.DB_PORT: Port yang digunakan oleh MySQL, default-nya adalah 3306.DB_DATABASE: Nama database yang akan digunakan untuk projek ini.DB_USERNAME: Username untuk koneksi database. Biasanya root untuk server lokal.DB_PASSWORD: Password untuk user database. Contoh file .env yang sudah disesuaikan: DB_CONNECTION=mysql DB_HOST=127.0.0.1 DB_PORT=3306 DB_DATABASE=booking_event DB_USERNAME=root DB_PASSWORD= Catatan: Ganti DB_DATABASE, DB_USERNAME, dan DB_PASSWORD sesuai dengan pengaturan database di servermu. 4. Membuat Database di MySQL Pastikan kamu telah membuat database sesuai dengan nama yang diatur di file .env. Kamu bisa membuat database menggunakan command line atau tools seperti phpMyAdmin. Jika menggunakan command line, jalankan perintah berikut: CREATE DATABASE booking_event; Ganti booking_event dengan nama database yang kamu gunakan. 5. Menguji Koneksi Database Untuk memastikan bahwa konfigurasi database berhasil, jalankan perintah migrasi default Laravel. Perintah ini akan membuat tabel bawaan Laravel di database: php artisan migrate Jika tidak ada error yang muncul, berarti koneksi ke database sudah berhasil diatur. Contoh File .env Lengkap Berikut adalah contoh file .env yang sudah diatur untuk koneksi MySQL: APP_NAME=Laravel APP_ENV=local APP_KEY=base64:xz13abcDEFghi5678jklMNOpqrstuvWXyz9= APP_DEBUG=true APP_URL=http://localhost LOG_CHANNEL=stack LOG_DEPRECATIONS_CHANNEL=null LOG_LEVEL=debug DB_CONNECTION=mysql DB_HOST=127.0.0.1 DB_PORT=3306 DB_DATABASE=booking_event DB_USERNAME=root DB_PASSWORD= BROADCAST_DRIVER=log CACHE_DRIVER=file FILESYSTEM_DRIVER=local QUEUE_CONNECTION=sync SESSION_DRIVER=file SESSION_LIFETIME=120 MAIL_MAILER=smtp MAIL_HOST=mailhog MAIL_PORT=1025 MAIL_USERNAME=null MAIL_PASSWORD=null MAIL_ENCRYPTION=null MAIL_FROM_ADDRESS="[email protected]" MAIL_FROM_NAME="${APP_NAME}" Setelah semua langkah ini selesai, projek Laravel-mu sudah siap terhubung dengan database MySQL, dan kamu dapat melanjutkan pengembangan aplikasi sesuai kebutuhan! Membuat Migration, Model, dan Relasi untuk Tabel di Projek Booking Event Ticket Pada aplikasi booking event ticket, tabel utama seperti products, categories, customers, dan orders membutuhkan struktur database yang terintegrasi dengan baik. Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat file migration, model, properti fillable, dan hubungan antar tabel menggunakan Laravel Eloquent. Membuat Migration untuk Tabel Gunakan Artisan command untuk membuat migration. Setiap tabel dibuat dengan perintah: php artisan make:migration create_products_table php artisan make:migration create_categories_table php artisan make:migration create_customers_table php artisan make:migration create_orders_table Setelah perintah ini dijalankan, file migration akan dibuat di direktori database/migrations. Edit file-file tersebut untuk mendefinisikan struktur tabel. Migration untuk Tabel products use Illuminate\\Database\\Migrations\\Migration; use Illuminate\\Database\\Schema\\Blueprint; use Illuminate\\Support\\Facades\\Schema; class CreateProductsTable extends Migration { public function up() { Schema::create('products', function (Blueprint $table) { $table->id(); $table->string('name'); $table->text('description')->nullable(); $table->decimal('price', 10, 2); $table->unsignedBigInteger('category_id'); $table->timestamps(); $table->foreign('category_id')->references('id')->on('categories')->onDelete('cascade'); }); } public function down() { Schema::dropIfExists('products'); } } Migration untuk Tabel categories class CreateCategoriesTable extends Migration { public function up() { Schema::create('categories', function (Blueprint $table) { $table->id(); $table->string('name'); $table->timestamps(); }); } public function down() { Schema::dropIfExists('categories'); } } Migration untuk Tabel customers class CreateCustomersTable extends Migration { public function up() { Schema::create('customers', function (Blueprint $table) { $table->id(); $table->string('name'); $table->string('email')->unique(); $table->string('phone'); $table->timestamps(); }); } public function down() { Schema::dropIfExists('customers'); } } Migration untuk Tabel orders class CreateOrdersTable extends Migration { public function up() { Schema::create('orders', function (Blueprint $table) { $table->id(); $table->unsignedBigInteger('customer_id'); $table->decimal('total_price', 10, 2); $table->timestamps(); $table->foreign('customer_id')->references('id')->on('customers')->onDelete('cascade'); }); } public function down() { Schema::dropIfExists('orders'); } } Jalankan semua migration dengan perintah: php artisan migrate Membuat Model untuk Setiap Tabel Gunakan Artisan command untuk membuat model: php artisan make:model Product php artisan make:model Category php artisan make:model Customer php artisan make:model Order Edit masing-masing model untuk menambahkan properti fillable dan mendefinisikan relasi antar tabel. Model Product namespace App\\Models; use Illuminate\\Database\\Eloquent\\Factories\\HasFactory; use Illuminate\\Database\\Eloquent\\Model; class Product extends Model { use HasFactory; protected $fillable = ['name', 'description', 'price', 'category_id']; public function category() { return $this->belongsTo(Category::class); } } Model Category namespace App\\Models; use Illuminate\\Database\\Eloquent\\Factories\\HasFactory; use Illuminate\\Database\\Eloquent\\Model; class Category extends Model { use HasFactory; protected $fillable = ['name']; public function products() { return $this->hasMany(Product::class); } } Model Customer namespace App\\Models; use Illuminate\\Database\\Eloquent\\Factories\\HasFactory; use Illuminate\\Database\\Eloquent\\Model; class Customer extends Model { use HasFactory; protected $fillable = ['name', 'email', 'phone']; public function orders() { return $this->hasMany(Order::class); } } Model Order namespace App\\Models; use Illuminate\\Database\\Eloquent\\Factories\\HasFactory; use Illuminate\\Database\\Eloquent\\Model; class Order extends Model { use HasFactory; protected $fillable = ['customer_id', 'total_price']; public function customer() { return $this->belongsTo(Customer::class); } public function products() { return $this->belongsToMany(Product::class, 'order_product')->withPivot('quantity'); } } Menambahkan Pivot Table untuk Order dan Product Gunakan perintah berikut untuk membuat pivot table order_product: php artisan make:migration create_order_product_table Edit migration tersebut: use Illuminate\\Database\\Migrations\\Migration; use Illuminate\\Database\\Schema\\Blueprint; use Illuminate\\Support\\Facades\\Schema; class CreateOrderProductTable extends Migration { public function up() { Schema::create('order_product', function (Blueprint $table) { $table->id(); $table->unsignedBigInteger('order_id'); $table->unsignedBigInteger('product_id'); $table->integer('quantity'); $table->timestamps(); $table->foreign('order_id')->references('id')->on('orders')->onDelete('cascade'); $table->foreign('product_id')->references('id')->on('products')->onDelete('cascade'); }); } public function down() { Schema::dropIfExists('order_product'); } } Jalankan kembali perintah migrate untuk membuat tabel ini: php artisan migrate Dengan langkah-langkah ini, struktur tabel, model, properti fillable, dan hubungan antar tabel telah selesai dibuat. Kini projek Laravel untuk aplikasi booking event ticket siap dikembangkan lebih lanjut. Cara Menginstall Package Filament dan Membuat Akun Admin di Laravel Filament adalah library admin panel yang memudahkan developer membangun antarmuka admin yang modern dan fungsional. Berikut adalah panduan lengkap untuk menginstal Filament, membuat akun admin, dan mengonfigurasinya agar pengguna dapat bertindak sebagai admin. Menginstal Package Filament Langkah pertama adalah menginstal Filament pada projek Laravel. Pastikan Laravel sudah terinstal dan berfungsi dengan baik. Jalankan perintah berikut di terminal: composer require filament/filament Perintah ini akan mengunduh dan menginstal semua dependensi yang diperlukan untuk menggunakan Filament. Menjalankan Instalasi Filament Setelah package berhasil diinstal, jalankan perintah berikut untuk menyelesaikan instalasi Filament: php artisan filament:install Perintah ini akan menyiapkan semua file dan konfigurasi dasar yang dibutuhkan oleh Filament. Membuat Akun Admin Untuk membuat akun admin yang dapat mengakses panel admin Filament, gunakan command berikut: php artisan make:filament-user Setelah perintah ini dijalankan, kamu akan diminta untuk mengisi informasi pengguna admin, seperti berikut: Nama pengguna: Masukkan nama pengguna admin.Email pengguna: Masukkan email pengguna admin.Password: Masukkan password untuk admin. Setelah selesai, user ini secara otomatis akan ditambahkan ke database dan siap digunakan untuk login ke panel admin. Mengonfigurasi User sebagai Admin Filament secara default menggunakan model App\\Models\\User untuk autentikasi. Model ini harus memiliki peran atau akses yang sesuai agar pengguna dapat bertindak sebagai admin. Menambahkan Middleware Autentikasi Pastikan middleware autentikasi sudah diatur di file filament.php yang terletak di direktori config. Buka file tersebut, dan pastikan bagian auth diatur seperti ini: 'auth' => [ 'guard' => 'web', // Gunakan guard default 'pages' => [ 'login' => \\Filament\\Http\\Livewire\\Auth\\Login::class, ], ], Menjalankan Panel Admin Setelah semua langkah di atas selesai, jalankan server Laravel: php artisan serve Akses panel admin Filament dengan membuka URL berikut di browser: <http://localhost/admin> Masukkan email dan password yang sudah dibuat dengan php artisan make:filament-user. Setelah login, kamu akan melihat dashboard admin Filament. Membuat Resource CRUD untuk Tabel di Filament Filament menyediakan cara cepat untuk membuat fitur CRUD menggunakan perintah Artisan. Kita akan membuat resource untuk tabel products, categories, customers, dan orders. Berikut adalah langkah-langkah lengkap beserta contoh kodingnya. Membuat Resource dengan Artisan Command Gunakan perintah berikut untuk membuat resource CRUD untuk masing-masing tabel: php artisan make:filament-resource Product php artisan make:filament-resource Category php artisan make:filament-resource Customer php artisan make:filament-resource Order Perintah ini akan membuat file resource di direktori App\\Filament\\Resources. File ini berisi konfigurasi untuk halaman CRUD, termasuk fields, forms, dan tables. Resource untuk Product Mengatur ProductResource Buka file ProductResource.php di App\\Filament\\Resources dan atur fields, forms, dan tables. namespace App\\Filament\\Resources; use App\\Filament\\Resources\\ProductResource\\Pages; use App\\Models\\Product; use Filament\\Forms; use Filament\\Tables; use Filament\\Resources\\Resource; use Filament\\Resources\\Forms\\Components\\TextInput; use Filament\\Resources\\Forms\\Components\\Textarea; use Filament\\Resources\\Forms\\Components\\Select; use Filament\\Resources\\Tables\\Columns\\TextColumn; class ProductResource extends Resource { protected static ?string $model = Product::class; protected static ?string $navigationIcon = 'heroicon-o-collection'; public static function form(Forms\\Form $form): Forms\\Form { return $form->schema([ TextInput::make('name')->required(), Textarea::make('description'), TextInput::make('price')->numeric()->required(), Select::make('category_id') ->relationship('category', 'name') ->required(), ]); } public static function table(Tables\\Table $table): Tables\\Table { return $table->columns([ TextColumn::make('id')->sortable(), TextColumn::make('name')->sortable()->searchable(), TextColumn::make('price')->sortable(), TextColumn::make('category.name')->label('Category'), ]); } public static function getPages(): array { return [ 'index' => Pages\\ListProducts::route('/'), 'create' => Pages\\CreateProduct::route('/create'), 'edit' => Pages\\EditProduct::route('/{record}/edit'), ]; } } Fields dan Tables: Fields:name: Input teks wajib diisi.description: Textarea opsional.price: Input numerik wajib diisi.category_id: Dropdown untuk memilih kategori.Table Columns:id: Ditampilkan dan dapat diurutkan.name: Dapat dicari dan diurutkan.price: Dapat diurutkan.category.name: Menampilkan nama kategori terkait. Resource untuk Category Mengatur CategoryResource namespace App\\Filament\\Resources; use App\\Filament\\Resources\\CategoryResource\\Pages; use App\\Models\\Category; use Filament\\Forms; use Filament\\Tables; use Filament\\Resources\\Resource; use Filament\\Resources\\Forms\\Components\\TextInput; use Filament\\Resources\\Tables\\Columns\\TextColumn; class CategoryResource extends Resource { protected static ?string $model = Category::class; protected static ?string $navigationIcon = 'heroicon-o-folder'; public static function form(Forms\\Form $form): Forms\\Form { return $form->schema([ TextInput::make('name')->required(), ]); } public static function table(Tables\\Table $table): Tables\\Table { return $table->columns([ TextColumn::make('id')->sortable(), TextColumn::make('name')->sortable()->searchable(), ]); } public static function getPages(): array { return [ 'index' => Pages\\ListCategories::route('/'), 'create' => Pages\\CreateCategory::route('/create'), 'edit' => Pages\\EditCategory::route('/{record}/edit'), ]; } } Fields dan Tables: Fields:name: Input teks wajib diisi.Table Columns:id: Ditampilkan dan dapat diurutkan.name: Dapat dicari dan diurutkan. Resource untuk Customer Mengatur CustomerResource namespace App\\Filament\\Resources; use App\\Filament\\Resources\\CustomerResource\\Pages; use App\\Models\\Customer; use Filament\\Forms; use Filament\\Tables; use Filament\\Resources\\Resource; use Filament\\Resources\\Forms\\Components\\TextInput; use Filament\\Resources\\Tables\\Columns\\TextColumn; class CustomerResource extends Resource { protected static ?string $model = Customer::class; protected static ?string $navigationIcon = 'heroicon-o-user'; public static function form(Forms\\Form $form): Forms\\Form { return $form->schema([ TextInput::make('name')->required(), TextInput::make('email')->email()->required(), TextInput::make('phone')->required(), ]); } public static function table(Tables\\Table $table): Tables\\Table { return $table->columns([ TextColumn::make('id')->sortable(), TextColumn::make('name')->sortable()->searchable(), TextColumn::make('email')->searchable(), TextColumn::make('phone'), ]); } public static function getPages(): array { return [ 'index' => Pages\\ListCustomers::route('/'), 'create' => Pages\\CreateCustomer::route('/create'), 'edit' => Pages\\EditCustomer::route('/{record}/edit'), ]; } } Fields dan Tables: Fields:name: Input teks wajib diisi.email: Input email wajib diisi.phone: Input teks wajib diisi.Table Columns:id: Ditampilkan dan dapat diurutkan.name: Dapat dicari dan diurutkan.email: Dapat dicari.phone: Ditampilkan. Resource untuk Order Mengatur OrderResource namespace App\\Filament\\Resources; use App\\Filament\\Resources\\OrderResource\\Pages; use App\\Models\\Order; use Filament\\Forms; use Filament\\Tables; use Filament\\Resources\\Resource; use Filament\\Resources\\Forms\\Components\\TextInput; use Filament\\Resources\\Forms\\Components\\Select; use Filament\\Resources\\Tables\\Columns\\TextColumn; class OrderResource extends Resource { protected static ?string $model = Order::class; protected static ?string $navigationIcon = 'heroicon-o-shopping-cart'; public static function form(Forms\\Form $form): Forms\\Form { return $form->schema([ Select::make('customer_id') ->relationship('customer', 'name') ->required(), TextInput::make('total_price')->numeric()->required(), ]); } public static function table(Tables\\Table $table): Tables\\Table { return $table->columns([ TextColumn::make('id')->sortable(), TextColumn::make('customer.name')->label('Customer')->searchable(), TextColumn::make('total_price')->sortable(), TextColumn::make('created_at')->label('Order Date')->dateTime(), ]); } public static function getPages(): array { return [ 'index' => Pages\\ListOrders::route('/'), 'create' => Pages\\CreateOrder::route('/create'), 'edit' => Pages\\EditOrder::route('/{record}/edit'), ]; } } Fields dan Tables: Fields:customer_id: Dropdown untuk memilih pelanggan.total_price: Input numerik wajib diisi.Table Columns:id: Ditampilkan dan dapat diurutkan.customer.name: Menampilkan nama pelanggan.total_price: Dapat diurutkan.created_at: Ditampilkan sebagai tanggal. Dengan konfigurasi di atas, setiap resource kini memiliki fitur CRUD yang lengkap dan dapat diakses melalui admin panel Filament. Menambahkan Fitur Integrasi dengan Payment Gateway (Midtrans) Mengintegrasikan payment gateway seperti Midtrans ke aplikasi Laravel memungkinkan kita memproses pembayaran langsung dari halaman checkout dan memonitor transaksi melalui halaman admin. Berikut adalah langkah-langkah lengkap untuk mengintegrasikan Midtrans ke dalam aplikasi Laravel, termasuk pengelolaan pembayaran di halaman admin. Instalasi dan Konfigurasi Midtrans Untuk mengintegrasikan Midtrans, pastikan Anda memiliki akun di Midtrans dan mendapatkan API key. Berikut langkah-langkahnya: 1. Instalasi Library Midtrans Tambahkan library Midtrans SDK ke dalam projek Laravel dengan menggunakan Composer: composer require midtrans/midtrans-php 2. Konfigurasi API Key Tambahkan API key Midtrans ke dalam file .env: MIDTRANS_SERVER_KEY=your-server-key MIDTRANS_CLIENT_KEY=your-client-key MIDTRANS_IS_PRODUCTION=false MIDTRANS_MERCHANT_ID=your-merchant-id Buat file konfigurasi baru untuk Midtrans. Jalankan perintah: php artisan make:config midtrans Edit file config/midtrans.php: return [ 'serverKey' => env('MIDTRANS_SERVER_KEY'), 'clientKey' => env('MIDTRANS_CLIENT_KEY'), 'isProduction' => env('MIDTRANS_IS_PRODUCTION', false), 'merchantId' => env('MIDTRANS_MERCHANT_ID'), ]; Membuat Proses Checkout dengan Midtrans Membuat Form Checkout Di halaman checkout, tampilkan form untuk memasukkan detail pembelian. Contoh form: <form action="/checkout/process" method="POST"> @csrf <label for="name">Nama:</label> <input type="text" name="name" id="name" required> <label for="email">Email:</label> <input type="email" name="email" id="email" required> <label for="amount">Jumlah Pembayaran:</label> <input type="number" name="amount" id="amount" required> <button type="submit">Bayar Sekarang</button> </form> Membuat Controller untuk Proses Pembayaran Buat controller untuk memproses pembayaran dengan Midtrans: php artisan make:controller CheckoutController Edit CheckoutController: namespace App\\Http\\Controllers; use Illuminate\\Http\\Request; use Midtrans\\Config; use Midtrans\\Snap; class CheckoutController extends Controller { public function process(Request $request) { // Konfigurasi Midtrans Config::$serverKey = config('midtrans.serverKey'); Config::$isProduction = config('midtrans.isProduction'); Config::$isSanitized = true; Config::$is3ds = true; // Data transaksi $transactionDetails = [ 'order_id' => uniqid(), 'gross_amount' => $request->amount, ]; $customerDetails = [ 'first_name' => $request->name, 'email' => $request->email, ]; $transaction = [ 'transaction_details' => $transactionDetails, 'customer_details' => $customerDetails, ]; // Mendapatkan token transaksi $snapToken = Snap::getSnapToken($transaction); // Mengirimkan token ke view untuk ditampilkan return view('checkout.payment', ['snapToken' => $snapToken]); } } Menampilkan Snap Midtrans di View Buat file resources/views/checkout/payment.blade.php: <!DOCTYPE html> <html lang="en"> <head> <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0"> <script src="<https://app.sandbox.midtrans.com/snap/snap.js>" data-client-key="{{ config('midtrans.clientKey') }}"></script> </head> <body> <button id="pay-button">Bayar Sekarang</button> <script type="text/javascript"> var payButton = document.getElementById('pay-button'); payButton.addEventListener('click', function () { snap.pay('{{ $snapToken }}', { onSuccess: function (result) { alert('Payment Success'); console.log(result); }, onPending: function (result) { alert('Payment Pending'); console.log(result); }, onError: function (result) { alert('Payment Failed'); console.log(result); }, }); }); </script> </body> </html> Mengelola Pembayaran di Halaman Admin Tambahkan tabel transactions untuk mencatat pembayaran. Buat migrasi baru: php artisan make:migration create_transactions_table Edit file migrasi: use Illuminate\\Database\\Migrations\\Migration; use Illuminate\\Database\\Schema\\Blueprint; use Illuminate\\Support\\Facades\\Schema; class CreateTransactionsTable extends Migration { public function up() { Schema::create('transactions', function (Blueprint $table) { $table->id(); $table->string('order_id')->unique(); $table->decimal('gross_amount', 10, 2); $table->string('payment_status'); $table->string('customer_name'); $table->string('customer_email'); $table->timestamps(); }); } public function down() { Schema::dropIfExists('transactions'); } } Jalankan migrasi: php artisan migrate Tambahkan model dan resource CRUD untuk transaksi menggunakan Filament: php artisan make:model Transaction -m php artisan make:filament-resource Transaction Edit TransactionResource untuk menampilkan data pembayaran di admin panel: namespace App\\Filament\\Resources; use App\\Filament\\Resources\\TransactionResource\\Pages; use App\\Models\\Transaction; use Filament\\Resources\\Resource; use Filament\\Resources\\Forms; use Filament\\Resources\\Tables; use Filament\\Resources\\Forms\\Components\\TextInput; use Filament\\Resources\\Tables\\Columns\\TextColumn; class TransactionResource extends Resource { protected static ?string $model = Transaction::class; public static function form(Forms\\Form $form): Forms\\Form { return $form->schema([ TextInput::make('order_id')->disabled(), TextInput::make('customer_name')->disabled(), TextInput::make('customer_email')->disabled(), TextInput::make('gross_amount')->disabled(), TextInput::make('payment_status')->disabled(), ]); } public static function table(Tables\\Table $table): Tables\\Table { return $table->columns([ TextColumn::make('order_id'), TextColumn::make('customer_name'), TextColumn::make('gross_amount'), TextColumn::make('payment_status'), TextColumn::make('created_at')->label('Transaction Date')->dateTime(), ]); } public static function getPages(): array { return [ 'index' => Pages\\ListTransactions::route('/'), 'view' => Pages\\ViewTransaction::route('/{record}'), ]; } } Dengan konfigurasi ini, pembayaran dapat diproses melalui halaman checkout menggunakan Midtrans, dan semua data transaksi dapat dikelola melalui halaman admin. Menambahkan Fitur Notifikasi Email Otomatis di Laravel Laravel menyediakan fitur untuk mengirim notifikasi email menggunakan class Mailable. Fitur ini sangat berguna untuk menginformasikan pengguna ketika ada pesanan baru, perubahan status pesanan, atau pengingat untuk menyelesaikan pembayaran. Berikut adalah langkah-langkah untuk menambahkan notifikasi email otomatis dengan contoh koding lengkap. Konfigurasi Email di Laravel Pastikan konfigurasi email sudah diatur di file .env. Misalnya, menggunakan SMTP: MAIL_MAILER=smtp MAIL_HOST=smtp.mailtrap.io MAIL_PORT=2525 MAIL_USERNAME=your_username MAIL_PASSWORD=your_password MAIL_ENCRYPTION=tls [email protected] MAIL_FROM_NAME="Your Application" Membuat Class Mailable Gunakan perintah Artisan untuk membuat class Mailable yang akan digunakan sebagai template email: php artisan make:mail OrderNotification File OrderNotification.php akan dibuat di direktori App\\Mail. Edit file ini untuk mengatur konten email: namespace App\\Mail; use Illuminate\\Bus\\Queueable; use Illuminate\\Mail\\Mailable; use Illuminate\\Queue\\SerializesModels; class OrderNotification extends Mailable { use Queueable, SerializesModels; public $order; public $message; public function __construct($order, $message) { $this->order = $order; $this->message = $message; } public function build() { return $this->subject('Order Notification') ->view('emails.order-notification') ->with([ 'order' => $this->order, 'message' => $this->message, ]); } } Membuat Template Email Buat file template email di resources/views/emails/order-notification.blade.php: <!DOCTYPE html> <html lang="en"> <head> <meta charset="UTF-8"> <meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0"> <title>Order Notification</title> </head> <body> <h1>Hi {{ $order->customer_name }},</h1> <p>{{ $message }}</p> <h3>Order Details:</h3> <ul> <li>Order ID: {{ $order->id }}</li> <li>Total: {{ $order->total_price }}</li> <li>Status: {{ $order->status }}</li> </ul> <p>Thank you for shopping with us!</p> </body> </html> Mengirim Email Berdasarkan Event Buat event dan listener untuk mengirim email ketika ada pesanan baru atau perubahan status pesanan. Membuat Event dan Listener Gunakan perintah untuk membuat event OrderStatusUpdated: php artisan make:event OrderStatusUpdated Edit file event OrderStatusUpdated.php: namespace App\\Events; use App\\Models\\Order; use Illuminate\\Foundation\\Events\\Dispatchable; use Illuminate\\Queue\\SerializesModels; class OrderStatusUpdated { use Dispatchable, SerializesModels; public $order; public $message; public function __construct(Order $order, $message) { $this->order = $order; $this->message = $message; } } Buat listener untuk event ini: php artisan make:listener SendOrderNotification Edit file listener SendOrderNotification.php: namespace App\\Listeners; use App\\Events\\OrderStatusUpdated; use App\\Mail\\OrderNotification; use Illuminate\\Support\\Facades\\Mail; class SendOrderNotification { public function handle(OrderStatusUpdated $event) { Mail::to($event->order->customer_email)->send( new OrderNotification($event->order, $event->message) ); } } Mendaftarkan Event dan Listener Daftarkan event dan listener di EventServiceProvider.php: protected $listen = [ \\App\\Events\\OrderStatusUpdated::class => [ \\App\\Listeners\\SendOrderNotification::class, ], ]; Menggunakan Event untuk Mengirim Email Trigger event ketika status pesanan berubah. Misalnya, di controller yang mengelola pesanan: namespace App\\Http\\Controllers; use App\\Events\\OrderStatusUpdated; use App\\Models\\Order; use Illuminate\\Http\\Request; class OrderController extends Controller { public function updateStatus(Request $request, $id) { $order = Order::findOrFail($id); $order->status = $request->status; $order->save(); $message = "Your order status has been updated to: {$order->status}."; // Trigger event event(new OrderStatusUpdated($order, $message)); return response()->json(['message' => 'Order status updated and notification sent.']); } } Menambahkan Pengingat untuk Menyelesaikan Pembayaran Untuk mengirim pengingat otomatis, gunakan job dengan queue: Buat job menggunakan perintah: php artisan make:job SendPaymentReminder Edit file job SendPaymentReminder.php: namespace App\\Jobs; use App\\Mail\\OrderNotification; use App\\Models\\Order; use Illuminate\\Bus\\Queueable; use Illuminate\\Support\\Facades\\Mail; class SendPaymentReminder { use Queueable; protected $order; public function __construct(Order $order) { $this->order = $order; } public function handle() { $message = "Please complete your payment for order #{$this->order->id}."; Mail::to($this->order->customer_email)->send( new OrderNotification($this->order, $message) ); } } Tambahkan logika untuk dispatch job, misalnya di scheduler (app/Console/Kernel.php): protected function schedule(Schedule $schedule) { $schedule->call(function () { $orders = Order::where('status', 'pending')->get(); foreach ($orders as $order) { dispatch(new SendPaymentReminder($order)); } })->daily(); } Dengan demikian, kita telah berhasil membangun sebuah dashboard canggih yang terintegrasi dengan Midtrans untuk pembayaran, serta dukungan notifikasi otomatis melalui email provider. Fitur-fitur ini menjadikan aplikasi kita lebih profesional, fungsional, dan siap untuk digunakan di dunia nyata. Namun, kemampuan seperti ini membutuhkan waktu untuk dikuasai, terutama jika ingin membangun sistem yang scalable dan efisien. Sebagai programmer, terus belajar adalah kunci untuk tetap relevan dan berkembang. Bergabunglah dengan program mentoring bersama BuildWithAngga, di mana Anda bisa belajar langsung dari mentor expert yang siap membimbing Anda. Keuntungan belajar di BuildWithAngga: Akses materi seumur hidup, memungkinkan Anda untuk belajar kapan saja.Portfolio berkualitas tinggi, yang dirancang untuk membantu Anda mendapatkan pekerjaan impian.Proyek nyata, yang akan meningkatkan pemahaman dan keterampilan Anda sebagai developer. Mulai perjalanan Anda untuk menjadi programmer andal dengan bergabung bersama BuildWithAngga, dan wujudkan karier impian Anda dengan percaya diri! 🚀

Kelas Apa itu Filament PHP pada Laravel dan Mengapa Web Developer Wajib Pake di BuildWithAngga

Apa itu Filament PHP pada Laravel dan Mengapa Web Developer Wajib Pake

Filament adalah paket admin panel yang dibangun khusus untuk Laravel dan dirancang agar developer dapat membuat dashboard dan halaman admin dengan cepat, mudah, dan fungsional. Filament menyediakan berbagai komponen antarmuka yang siap pakai, seperti form, tabel, dan fitur CRUD, yang secara signifikan mempercepat pengembangan halaman admin dalam proyek Laravel. Mengapa developer perlu belajar menggunakan Filament pada proyek Laravel? Pertama, Filament dirancang untuk mengikuti gaya dan ekosistem Laravel, sehingga sangat cocok bagi developer yang sudah terbiasa dengan framework tersebut. Kedua, Filament memungkinkan developer untuk membuat dashboard dan manajemen data dengan sedikit kode namun tetap fleksibel, sehingga meminimalkan waktu pengembangan. Ketiga, Filament menyediakan komponen-komponen canggih, seperti Wizard dan Relational Manager, yang mempermudah developer dalam menangani data yang kompleks. Bagi developer yang ingin meningkatkan produktivitas dan mempermudah manajemen aplikasi skala besar, Filament menjadi solusi tepat. Selain itu, komunitas Filament terus berkembang, menyediakan banyak dukungan dan dokumentasi yang membantu pemula dan profesional agar bisa memanfaatkan semua fitur dengan maksimal.

Kelas Cara Bikin Dashboard Steps dengan Filament Wizard dan Laravel di BuildWithAngga

Cara Bikin Dashboard Steps dengan Filament Wizard dan Laravel

Membuat dashboard admin yang menarik adalah langkah penting dalam menciptakan pengalaman pengguna yang baik dalam menggunakan website. Dashboard yang dirancang dengan baik akan memudahkan pengguna untuk berinteraksi, memahami data, dan mengelola konten di dalam aplikasi. Tidak hanya estetika, dashboard yang user-friendly juga memberikan navigasi yang jelas, fitur yang terorganisir, dan tata letak yang intuitif. Pengalaman pengguna yang positif dalam mengakses dashboard dapat meningkatkan kepercayaan dan kepuasan terhadap aplikasi, serta memperkuat loyalitas pengguna. Laravel dan Filament: Kombinasi Tepat untuk Dashboard Laravel adalah salah satu framework web development yang populer di kalangan developer karena performa, fleksibilitas, dan kemudahan penggunaannya. Laravel memungkinkan developer membangun aplikasi web dengan struktur yang rapi dan teratur, serta mendukung berbagai fitur untuk mempermudah proses development. Filament adalah library berbasis Laravel yang dirancang khusus untuk membuat dashboard dan halaman admin secara cepat dan efisien. Dengan Filament, proses membuat dashboard menjadi jauh lebih mudah karena library ini menyediakan komponen-komponen antarmuka yang siap pakai dan dapat dikustomisasi. Bagi para developer, Filament adalah solusi tepat untuk menghemat waktu tanpa harus memulai dari awal, sementara tetap mempertahankan kualitas tampilan dan performa aplikasi. Kelebihan Filament Wizard dalam Dashboard Steps Salah satu fitur menarik dari Filament adalah Wizard. Filament Wizard memungkinkan developer untuk membuat form dengan alur bertahap atau langkah-langkah yang terstruktur. Fitur ini sangat berguna ketika ingin mengelola input data yang kompleks namun mudah dipahami oleh pengguna. Wizard ini juga memberikan visualisasi proses yang tersegmentasi, sehingga pengguna dapat mengikuti proses dengan lebih mudah. Dengan menggunakan Wizard dari Filament, developer dapat membangun dashboard steps yang memandu pengguna melalui beberapa tahapan input data dengan alur yang jelas dan interaktif. Membuat Proyek Website Home Service dengan Laravel dan Composer Pertama, pastikan Composer telah terinstal di komputer Anda. Composer adalah manajer dependency PHP yang akan membantu menginstal Laravel dan semua dependensinya. Buka terminal dan buat proyek Laravel baru dengan menggunakan perintah berikut: composer create-project --prefer-dist laravel/laravel home-service Setelah proses instalasi selesai, masuk ke direktori proyek baru tersebut: cd home-service Selanjutnya, pastikan Laravel berjalan dengan benar. Jalankan server development Laravel dengan perintah: php artisan serve Akses aplikasi di browser dengan membuka URL http://localhost:8000. Jika muncul halaman welcome dari Laravel, proyek Anda telah berhasil dibuat. Mengatur File .env untuk Database MySQL pada Proyek Laravel Untuk menghubungkan proyek Laravel dengan MySQL, buka file .env di root proyek Anda. Cari bagian konfigurasi database, dan sesuaikan nilai-nilai berikut: DB_CONNECTION=mysql DB_HOST=127.0.0.1 DB_PORT=3306 DB_DATABASE=nama_database DB_USERNAME=username_mysql DB_PASSWORD=password_mysql Pastikan nilai DB_DATABASE, DB_USERNAME, dan DB_PASSWORD sesuai dengan database yang Anda buat di MySQL. Misalnya, jika Anda memiliki database bernama home_service_db, konfigurasi .env akan terlihat seperti ini: DB_CONNECTION=mysql DB_HOST=127.0.0.1 DB_PORT=3306 DB_DATABASE=home_service_db DB_USERNAME=root DB_PASSWORD=12345 Setelah selesai mengatur konfigurasi, jalankan migrasi untuk memastikan Laravel terhubung dengan database dan membuat tabel sesuai dengan file migrasi: php artisan migrate Jika berhasil, maka tabel akan dibuat di database, dan proyek Laravel Anda siap menggunakan MySQL sebagai basis datanya. Membuat File Model dan Migration untuk Table Category, Home Services, dan Booking Transaction Untuk membuat tabel di Laravel, kita perlu membuat file model dan migration. Berikut adalah langkah-langkahnya untuk tabel Category, HomeService, dan BookingTransaction. Membuat Model dan Migration untuk Tabel Category Buka terminal di direktori proyek Laravel Anda. Buat model dan migration untuk tabel Category dengan perintah: php artisan make:model Category -m Perintah di atas akan membuat model Category dan file migration di database/migrations. Selanjutnya, buka file migration yang baru dibuat (biasanya memiliki nama yang mirip dengan xxxx_xx_xx_xxxxxx_create_categories_table.php). Di dalam file migration Category, tambahkan kolom-kolom yang diperlukan. Misalnya: Schema::create('categories', function (Blueprint $table) { $table->id(); $table->string('name'); $table->text('description')->nullable(); $table->timestamps(); }); Simpan file ini, kemudian jalankan perintah migrasi untuk membuat tabel categories: php artisan migrate Membuat Model dan Migration untuk Tabel HomeService Selanjutnya, buat model dan migration untuk tabel HomeService dengan perintah berikut: php artisan make:model HomeService -m Buka file migration untuk HomeService di folder database/migrations. Tambahkan kolom-kolom yang diperlukan. Contoh kode untuk struktur tabel HomeService: Schema::create('home_services', function (Blueprint $table) { $table->id(); $table->foreignId('category_id')->constrained('categories')->onDelete('cascade'); $table->string('service_name'); $table->text('service_description')->nullable(); $table->decimal('price', 8, 2); $table->timestamps(); }); Di sini, category_id akan menjadi foreign key yang menghubungkan setiap layanan dengan kategori tertentu. Pastikan category_id dihubungkan ke tabel categories dan diberi fitur cascading delete. Setelah selesai, jalankan perintah migrasi: php artisan migrate Membuat Model dan Migration untuk Tabel BookingTransaction Buat model dan migration untuk tabel BookingTransaction dengan perintah berikut: php artisan make:model BookingTransaction -m Buka file migration untuk BookingTransaction yang baru saja dibuat. Tambahkan kolom-kolom sesuai dengan kebutuhan aplikasi. Contoh kode untuk struktur tabel BookingTransaction: Schema::create('booking_transactions', function (Blueprint $table) { $table->id(); $table->foreignId('home_service_id')->constrained('home_services')->onDelete('cascade'); $table->string('customer_name'); $table->string('customer_phone'); $table->date('booking_date'); $table->string('status')->default('pending'); $table->timestamps(); }); Dalam tabel ini, home_service_id adalah foreign key yang menghubungkan setiap transaksi dengan layanan tertentu. Kolom status dapat digunakan untuk mencatat status pemesanan, misalnya pending, confirmed, atau completed. Jalankan migrasi setelah menyimpan file: php artisan migrate Cara Mengatur File Model untuk Fillable dan Relationship pada Model Category, HomeService, dan BookingTransaction Pada langkah ini, kita akan menambahkan atribut fillable pada setiap model agar kolom-kolomnya dapat diisi massal (mass assignment) serta mengatur relasi antar model. Berikut penjelasannya untuk masing-masing model. Mengatur Model Category Buka file Category.php di dalam folder app/Models. Tambahkan properti fillable untuk kolom-kolom yang bisa diisi dan atur relasi dengan model HomeService. Berikut contoh kode lengkapnya: namespace App\\\\Models; use Illuminate\\\\Database\\\\Eloquent\\\\Factories\\\\HasFactory; use Illuminate\\\\Database\\\\Eloquent\\\\Model; class Category extends Model { use HasFactory; protected $fillable = ['name', 'description']; public function homeServices() { return $this->hasMany(HomeService::class); } } Pada model Category: Properti fillable memungkinkan kolom name dan description untuk diisi secara massal.Method homeServices() mendefinisikan relasi hasMany dengan model HomeService, yang artinya satu kategori dapat memiliki banyak layanan. Mengatur Model HomeService Buka file HomeService.php di dalam folder app/Models. Tambahkan properti fillable untuk kolom-kolom yang bisa diisi dan atur relasi dengan model Category serta BookingTransaction. Berikut contoh kode lengkapnya: namespace App\\\\Models; use Illuminate\\\\Database\\\\Eloquent\\\\Factories\\\\HasFactory; use Illuminate\\\\Database\\\\Eloquent\\\\Model; class HomeService extends Model { use HasFactory; protected $fillable = ['category_id', 'service_name', 'service_description', 'price']; public function category() { return $this->belongsTo(Category::class); } public function bookingTransactions() { return $this->hasMany(BookingTransaction::class); } } Pada model HomeService: Properti fillable memungkinkan kolom category_id, service_name, service_description, dan price untuk diisi secara massal.Method category() mendefinisikan relasi belongsTo dengan model Category, yang menunjukkan bahwa setiap layanan home service terkait dengan satu kategori.Method bookingTransactions() mendefinisikan relasi hasMany dengan model BookingTransaction, yang artinya satu layanan dapat memiliki banyak transaksi booking. Mengatur Model BookingTransaction Buka file BookingTransaction.php di dalam folder app/Models. Tambahkan properti fillable untuk kolom-kolom yang bisa diisi dan atur relasi dengan model HomeService. Berikut contoh kode lengkapnya: namespace App\\\\Models; use Illuminate\\\\Database\\\\Eloquent\\\\Factories\\\\HasFactory; use Illuminate\\\\Database\\\\Eloquent\\\\Model; class BookingTransaction extends Model { use HasFactory; protected $fillable = ['home_service_id', 'customer_name', 'customer_phone', 'booking_date', 'status']; public function homeService() { return $this->belongsTo(HomeService::class); } } Pada model BookingTransaction: Properti fillable memungkinkan kolom home_service_id, customer_name, customer_phone, booking_date, dan status untuk diisi secara massal.Method homeService() mendefinisikan relasi belongsTo dengan model HomeService, yang menunjukkan bahwa setiap transaksi booking terkait dengan satu layanan home service. Ringkasan Relasi Antar Model Category memiliki relasi hasMany ke HomeService.HomeService memiliki relasi belongsTo ke Category dan hasMany ke BookingTransaction.BookingTransaction memiliki relasi belongsTo ke HomeService. Dengan demikian, relasi antar model telah diatur, dan kolom-kolom yang diperlukan telah ditambahkan ke properti fillable. Cara Menginstall Package Filament 3 dan Membuat Akun Super Admin Langkah 1: Menginstall Package Filament 3 Pastikan proyek Laravel Anda sudah siap. Buka terminal di direktori proyek Laravel Anda, lalu install Filament versi 3 menggunakan Composer: composer require filament/filament:"^3.0" Perintah ini akan menginstal Filament versi 3 dan semua dependensinya pada proyek Laravel Anda. Langkah 2: Memasang Filament dan Menyiapkan Konfigurasi Setelah instalasi selesai, jalankan perintah berikut untuk mempublikasi aset dan konfigurasi default dari Filament: php artisan vendor:publish --tag=filament-config File konfigurasi ini berada di config/filament.php dan dapat Anda sesuaikan dengan kebutuhan proyek, seperti pengaturan URL dashboard, middleware, dan tema. Langkah 3: Membuat Akun Super Admin dengan Perintah php artisan make:filament-user Untuk mengakses dashboard Filament, Anda perlu membuat akun super admin yang memiliki akses penuh. Filament menyediakan perintah Artisan untuk membuat pengguna ini dengan cepat. Jalankan perintah berikut di terminal: php artisan make:filament-user Perintah ini akan meminta Anda mengisi informasi akun untuk super admin. Masukkan data yang diminta sebagai berikut: Name: Masukkan nama untuk akun super admin, misalnya "Super Admin".Email: Masukkan email yang akan digunakan untuk login ke dashboard Filament, misalnya "[email protected]".Password: Masukkan password yang aman untuk akun super admin.Is Super Admin: Ketik yes untuk memberikan hak akses super admin. Contoh input: Name: Super Admin Email: [email protected] Password: password123 Is Super Admin (yes/no): yes Setelah Anda mengisi semua data, akun super admin akan dibuat. Anda bisa menggunakannya untuk login ke dashboard Filament. Langkah 4: Mengakses Dashboard Filament Setelah akun super admin berhasil dibuat, Anda dapat mengakses dashboard Filament melalui URL default http://localhost/admin. Gunakan email dan password yang telah Anda buat untuk masuk. Akun super admin kini memiliki akses penuh untuk mengelola semua fitur yang ada di dashboard Filament. Cara Membuat Resource untuk CRUD Data Category, Home Service, dan Booking Transaction Menggunakan Filament Filament menyediakan command yang mempermudah pembuatan resource CRUD secara otomatis. Berikut adalah langkah-langkahnya untuk membuat resource CRUD pada data Category, HomeService, dan BookingTransaction. Langkah 1: Membuat Resource CRUD untuk Data Category Buka terminal di direktori proyek Laravel Anda. Buat resource CRUD untuk data Category menggunakan perintah berikut: php artisan make:filament-resource Category Filament akan membuat file resource di dalam folder app/Filament/Resources/CategoryResource.php. Buka file tersebut untuk melihat pengaturan CRUD yang telah dihasilkan otomatis oleh Filament. Di dalam CategoryResource.php, Anda dapat menyesuaikan form dan tabel untuk CRUD data Category. Berikut contoh penyesuaian di dalam method form dan table: public static function form(Form $form): Form { return $form ->schema([ TextInput::make('name') ->required() ->label('Category Name'), Textarea::make('description') ->label('Description') ->nullable(), ]); } public static function table(Table $table): Table { return $table ->columns([ TextColumn::make('name')->label('Category Name'), TextColumn::make('description')->label('Description'), TextColumn::make('created_at')->dateTime(), ]) ->filters([ // ]); } Langkah 2: Membuat Resource CRUD untuk Data Home Service Lanjutkan dengan membuat resource untuk HomeService menggunakan perintah berikut di terminal: php artisan make:filament-resource HomeService Filament akan membuat resource baru di app/Filament/Resources/HomeServiceResource.php. Buka file ini untuk mengonfigurasi form dan tabel CRUD untuk HomeService. Berikut adalah contoh pengaturan method form dan table di dalam file HomeServiceResource.php: public static function form(Form $form): Form { return $form ->schema([ Select::make('category_id') ->relationship('category', 'name') ->required() ->label('Category'), TextInput::make('service_name') ->required() ->label('Service Name'), Textarea::make('service_description') ->label('Service Description') ->nullable(), TextInput::make('price') ->numeric() ->required() ->label('Price'), ]); } public static function table(Table $table): Table { return $table ->columns([ TextColumn::make('category.name')->label('Category'), TextColumn::make('service_name')->label('Service Name'), TextColumn::make('price')->label('Price')->money('USD', true), TextColumn::make('created_at')->dateTime(), ]) ->filters([ // ]); } Cara Membuat Resource untuk Booking Transaction dan Menggunakan Component Wizard di Filament Filament menyediakan cara mudah untuk membuat resource CRUD dengan tampilan bertahap (wizard) agar data yang kompleks bisa diinput dalam beberapa langkah. Berikut adalah panduan langkah demi langkah untuk membuat resource CRUD pada BookingTransaction dengan komponen Wizard untuk input data baru. Langkah 1: Membuat Resource BookingTransaction Buka terminal di direktori proyek Laravel Anda. Buat resource untuk BookingTransaction dengan perintah berikut: php artisan make:filament-resource BookingTransaction Filament akan menghasilkan file resource baru bernama BookingTransactionResource.php di dalam folder app/Filament/Resources. Buka file tersebut untuk mengatur form dengan komponen Wizard. Langkah 2: Menggunakan Component Wizard untuk Input Data Baru Pada file BookingTransactionResource.php, kita akan memodifikasi method form agar menggunakan komponen Wizard. Wizard ini akan membagi proses input data BookingTransaction menjadi beberapa langkah yang terstruktur. Contoh kode untuk membuat form Wizard: use Filament\\\\Forms\\\\Components\\\\Wizard; use Filament\\\\Forms\\\\Components\\\\Wizard\\\\Step; use Filament\\\\Forms\\\\Components\\\\TextInput; use Filament\\\\Forms\\\\Components\\\\DatePicker; use Filament\\\\Forms\\\\Components\\\\Select; public static function form(Form $form): Form { return $form ->schema([ Wizard::make([ Step::make('Customer Information') ->schema([ TextInput::make('customer_name') ->required() ->label('Customer Name'), TextInput::make('customer_phone') ->required() ->label('Customer Phone'), ]), Step::make('Service Selection') ->schema([ Select::make('home_service_id') ->relationship('homeService', 'service_name') ->required() ->label('Select Home Service'), DatePicker::make('booking_date') ->required() ->label('Booking Date'), ]), Step::make('Booking Status') ->schema([ Select::make('status') ->options([ 'pending' => 'Pending', 'confirmed' => 'Confirmed', 'completed' => 'Completed', ]) ->default('pending') ->required() ->label('Status'), ]), ]) ]); } Pada kode di atas: Wizard::make([]) digunakan untuk membungkus form dalam format bertahap (wizard).Step::make('Customer Information') membuat langkah pertama, di mana informasi pelanggan seperti customer_name dan customer_phone diinput.Step::make('Service Selection') membuat langkah kedua, di mana pengguna memilih layanan home service dan tanggal booking.Step::make('Booking Status') membuat langkah ketiga, di mana pengguna memilih status pemesanan (status). Dengan cara ini, proses input data untuk BookingTransaction dibagi menjadi beberapa tahap, sehingga lebih mudah dipahami dan diikuti oleh pengguna. Langkah 3: Mengakses dan Menguji Form Wizard di Dashboard Filament Setelah form wizard untuk BookingTransaction diatur, jalankan server Laravel: php artisan serve Kemudian buka URL http://localhost/admin di browser dan login dengan akun admin. Cari menu BookingTransaction dan coba tambahkan data baru. Anda akan melihat form bertahap yang dibuat menggunakan komponen Wizard, yang memandu pengguna dalam mengisi data BookingTransaction selangkah demi selangkah. Dengan Wizard ini, input data yang kompleks dapat diatur dengan rapi, sehingga meningkatkan pengalaman pengguna dalam menggunakan dashboard Filament. Penutup Membangun fitur CRUD dan mengelola data dengan komponen seperti Filament Wizard sangat membantu dalam menciptakan aplikasi yang interaktif dan mudah digunakan. Dengan menggunakan Laravel dan Filament, programmer dapat membuat dashboard yang rapi, efisien, dan mendukung pengalaman pengguna yang lebih baik. Namun, untuk benar-benar menguasai teknik-teknik seperti ini, belajar bersama mentor yang berpengalaman sangat direkomendasikan. Di BuildWithAngga, Anda bisa belajar bersama para expert yang siap membantu Anda memahami konsep-konsep penting dalam web development. Dengan mengikuti kelas di BuildWithAngga, Anda akan mendapatkan akses selamanya ke materi kursus, konsultasi langsung dengan mentor, serta kesempatan membangun portfolio menarik yang dapat meningkatkan peluang Anda dalam dunia kerja. Jadi, jangan ragu untuk bergabung dan memperdalam kemampuan programming Anda di BuildWithAngga!

Kelas Tutorial Fitur Role Management dengan Laravel 11, Filament 3, dan Spatie 6 Projek Toko Buah di BuildWithAngga

Tutorial Fitur Role Management dengan Laravel 11, Filament 3, dan Spatie 6 Projek Toko Buah

Dalam era digital saat ini, perusahaan dituntut untuk memiliki website yang modern dan kaya fitur, terutama bagi mereka yang menjual jasa atau produk. Website bukan hanya menjadi etalase digital, tetapi juga memberikan nilai lebih kepada pengguna dengan menghadirkan fitur-fitur yang meningkatkan pengalaman mereka. Misalnya, pengguna ingin merasakan kenyamanan saat melakukan transaksi, berinteraksi dengan konten, hingga mendapatkan layanan yang dipersonalisasi berdasarkan kebutuhan mereka. Di sinilah pentingnya sebuah sistem manajemen peran (role management) yang terstruktur dengan baik. Dengan sistem manajemen peran, perusahaan dapat memberikan hak akses yang berbeda kepada pengguna berdasarkan perannya. Misalnya, admin memiliki akses penuh untuk mengelola produk, transaksi, dan pengguna, sementara pelanggan hanya bisa melihat dan membeli produk. Manajemen peran ini memberikan keamanan lebih pada sistem, memastikan bahwa hanya pihak yang berwenang yang dapat melakukan tindakan tertentu. Laravel menjadi pilihan framework yang tepat untuk membangun website modern semacam ini. Dengan fitur-fitur yang lengkap dan komunitas developer yang besar, Laravel mempermudah proses development. Selain itu, Laravel juga dikenal sebagai framework yang aman, cepat, dan scalable, sehingga cocok untuk membangun website dengan berbagai fitur kompleks. Ditambah dengan integrasi dengan Filament 3 sebagai admin panel yang kuat, dan Spatie 6 sebagai package untuk manajemen peran dan izin, proses development menjadi lebih cepat dan terorganisir. Filament 3: Solusi Cepat untuk Membangun Dashboard Admin Dalam proses pembuatan website modern, pengelolaan konten dan data di belakang layar menjadi sangat penting, terutama bagi admin yang perlu mengelola produk, transaksi, atau pengguna. Untuk itu, dibutuhkan sebuah dashboard admin yang mudah digunakan dan fungsional. Filament 3 hadir sebagai solusi cepat bagi developer yang ingin membangun dashboard admin dengan lebih efisien. Package ini dirancang khusus untuk Laravel dan memudahkan proses pembuatan dashboard yang interaktif, lengkap dengan berbagai fitur seperti pengelolaan data, tabel, dan form yang dapat diintegrasikan dengan mudah. Dengan menggunakan Filament 3, developer tidak perlu memulai semuanya dari nol. Fitur-fitur seperti tabel yang sudah dioptimalkan, integrasi form, hingga manajemen data bisa dibangun dengan cepat. Ini sangat membantu perusahaan yang membutuhkan dashboard admin yang user-friendly untuk mempermudah pekerjaan tim internal mereka. Filament 3 juga memiliki fleksibilitas untuk disesuaikan dengan kebutuhan spesifik proyek, sehingga mempermudah developer dalam menambahkan fitur tambahan sesuai kebutuhan klien. Spatie Laravel Permission: Package Populer untuk User Roles Spatie Laravel Permission merupakan salah satu package terpopuler di ekosistem Laravel untuk membangun fitur manajemen peran dan izin (user roles and permissions) pada sebuah website modern. Di dunia web development, fitur ini menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa setiap pengguna mendapatkan hak akses yang sesuai dengan perannya. Misalnya, dalam sebuah sistem e-commerce, ada peran seperti admin, pelanggan, atau manajer toko, di mana masing-masing memiliki tingkat akses yang berbeda. Spatie menyediakan berbagai fitur untuk memudahkan developer dalam mengelola peran dan izin ini, tanpa harus membangun semuanya dari awal. Dengan integrasi yang mulus ke dalam Laravel, Spatie Laravel Permission memungkinkan developer untuk mengatur siapa saja yang bisa mengakses halaman tertentu, mengelola produk, atau melakukan transaksi. Paket ini sangat fleksibel dan mudah digunakan, serta dapat diandalkan untuk membangun website yang aman dan terstruktur dengan baik. Membangun Fitur Role Management pada Website Toko Buah Online Pada artikel ini, kita akan belajar bagaimana membuat fitur role management untuk sebuah website toko buah online. Dalam proyek ini, kita akan menggunakan kombinasi Laravel 11, Filament 3, dan Spatie Laravel Permission untuk mengelola peran pengguna. Website ini akan memiliki beberapa role, seperti: Admin: memiliki akses penuh untuk mengelola semua aspek di dalam website, termasuk menambah atau menghapus produk, melihat laporan penjualan, dan mengelola pengguna.Merchant: peran ini diberikan kepada penjual buah yang dapat menambah, mengedit, dan menghapus produk mereka sendiri, serta memantau pesanan yang masuk dari pelanggan.Customer: pengguna biasa yang hanya memiliki akses untuk menjelajah produk, melakukan pembelian, dan melihat status pesanan mereka. Dengan sistem role management ini, kita dapat memastikan bahwa setiap pengguna hanya bisa mengakses fitur-fitur yang sesuai dengan hak dan tanggung jawab mereka. Hal ini penting untuk menjaga keamanan, efisiensi, dan pengalaman pengguna yang optimal pada website. Membuat Proyek Toko Buah dengan Laravel Berikut adalah panduan lengkap untuk membuat proyek toko buah menggunakan Laravel melalui terminal, mengatur koneksi database MySQL, serta membuat migration dan model untuk tabel products, categories, dan transactions. Install Laravel Melalui Composer Langkah pertama adalah menginstall Laravel. Buka terminal dan jalankan perintah berikut untuk membuat proyek Laravel baru: composer create-project --prefer-dist laravel/laravel toko-buah Setelah instalasi selesai, masuk ke direktori proyek: cd toko-buah Mengatur File .env untuk Koneksi Database MySQL Setelah proyek Laravel berhasil dibuat, buka file .env yang ada di root folder proyek. Ubah konfigurasi database agar sesuai dengan setup MySQL di komputer lokal: DB_CONNECTION=mysql DB_HOST=127.0.0.1 DB_PORT=3306 DB_DATABASE=nama_database DB_USERNAME=root DB_PASSWORD= Gantilah nama_database dengan nama database yang kamu buat di MySQL. Pastikan MySQL sudah aktif dan database yang dimaksud sudah tersedia. Membuat Migration dan Model untuk Produk (Product) Langkah selanjutnya adalah membuat migration dan model untuk tabel produk. Jalankan perintah berikut di terminal: php artisan make:model Product -m Perintah di atas akan membuat model Product beserta file migration-nya. Buka file migration yang ada di database/migrations, lalu modifikasi fungsi up untuk menambahkan struktur tabel products: public function up() { Schema::create('products', function (Blueprint $table) { $table->id(); $table->string('name'); $table->decimal('price', 8, 2); $table->integer('stock'); $table->unsignedBigInteger('category_id'); $table->timestamps(); $table->foreign('category_id')->references('id')->on('categories')->onDelete('cascade'); }); } Tabel products akan memiliki kolom name, price, stock, serta relasi category_id yang terhubung ke tabel categories. Membuat Migration dan Model untuk Kategori (Category) Buat model dan migration untuk tabel kategori menggunakan perintah berikut: php artisan make:model Category -m Setelah itu, buka file migration yang dihasilkan dan sesuaikan dengan struktur berikut: public function up() { Schema::create('categories', function (Blueprint $table) { $table->id(); $table->string('name'); $table->timestamps(); }); } Tabel categories ini akan digunakan untuk mengelompokkan produk berdasarkan kategori buah. Membuat Migration dan Model untuk Transaksi (Transactions) Selanjutnya, buat model dan migration untuk tabel transaksi dengan perintah ini: php artisan make:model Transaction -m Kemudian, modifikasi file migration untuk tabel transactions seperti berikut: public function up() { Schema::create('transactions', function (Blueprint $table) { $table->id(); $table->unsignedBigInteger('product_id'); $table->integer('quantity'); $table->decimal('total_price', 8, 2); $table->timestamps(); $table->foreign('product_id')->references('id')->on('products')->onDelete('cascade'); }); } Tabel transactions akan menyimpan informasi tentang produk yang dibeli dan jumlah pembelian (quantity), serta total harga (total_price). Menjalankan Migration Setelah semua migration telah dibuat dan dimodifikasi, jalankan perintah berikut untuk membuat tabel di database: php artisan migrate Perintah ini akan membuat tabel products, categories, dan transactions di database yang sudah terhubung melalui file .env. Cara Menginstall dan Menggunakan Package Spatie Permission di Laravel Berikut adalah langkah-langkah untuk menginstall package Spatie Laravel Permission dalam proyek Laravel, lengkap dengan contoh koding. Install Package Spatie Laravel Permission Buka terminal, pastikan kamu berada di dalam direktori proyek Laravel, lalu jalankan perintah berikut untuk menginstall package Spatie Laravel Permission: composer require spatie/laravel-permission Setelah package berhasil diinstall, kamu perlu meng-publish file konfigurasi dan migration-nya dengan menjalankan perintah ini: php artisan vendor:publish --provider="Spatie\\\\Permission\\\\PermissionServiceProvider" Perintah ini akan menghasilkan file konfigurasi permission.php di direktori config dan file migration untuk tabel roles, permissions, dan tabel pivot untuk menghubungkan pengguna dengan role dan permission. Jalankan Migration Setelah mem-publish file konfigurasi, jalankan perintah berikut untuk membuat tabel yang diperlukan oleh Spatie di database: php artisan migrate Ini akan membuat tabel roles, permissions, dan tabel pivot seperti model_has_roles, model_has_permissions, dan role_has_permissions di database. Setup Model User Buka file User.php di direktori app/Models. Tambahkan trait HasRoles dari Spatie ke dalam model User agar pengguna dapat diberikan role dan permission. Berikut adalah contohnya: namespace App\\\\Models; use Illuminate\\\\Foundation\\\\Auth\\\\User as Authenticatable; use Spatie\\\\Permission\\\\Traits\\\\HasRoles; class User extends Authenticatable { use HasRoles; // kode lainnya } Dengan menambahkan trait HasRoles, kamu bisa mulai memberikan role dan permission kepada pengguna. Cara Menginstall Package Filament dan Membuat Filament Resource untuk Category, Product, User, Role, dan Permission Berikut ini adalah langkah-langkah lengkap untuk menginstall package Filament di proyek Laravel dan membuat resource admin untuk mengelola Category, Product, User, Role, dan Permission dengan Filament. Install Package Filament Untuk menginstall Filament, pastikan kamu sudah berada di dalam folder proyek Laravel di terminal. Jalankan perintah berikut untuk menginstall package Filament: composer require filament/filament Setelah package berhasil diinstall, jalankan perintah berikut untuk mem-publish aset dan konfigurasi Filament: php artisan filament:install Perintah ini akan mengatur konfigurasi awal Filament dan membuat dashboard admin yang bisa langsung diakses. Jalankan Migration Jika proses instalasi Filament sudah selesai, pastikan kamu menjalankan migration agar tabel-tabel yang dibutuhkan oleh Filament dapat terbentuk: php artisan migrate Membuat Filament Resource untuk Category Untuk membuat resource Category di Filament, gunakan perintah berikut di terminal: php artisan make:filament-resource Category Ini akan menghasilkan resource CategoryResource yang terletak di folder app/Filament/Resources/CategoryResource.php. Di file ini, kamu dapat menyesuaikan form dan tabel untuk pengelolaan data kategori. Contoh sederhana dari form dan tabel untuk Category bisa seperti ini: public static function form(Form $form): Form { return $form ->schema([ TextInput::make('name')->required(), ]); } public static function table(Table $table): Table { return $table ->columns([ TextColumn::make('name'), TextColumn::make('created_at')->dateTime(), ]) ->filters([]); } Membuat Filament Resource untuk Product Untuk membuat resource Product, jalankan perintah ini di terminal: php artisan make:filament-resource Product Setelah resource Product dibuat, kamu bisa menyesuaikan form dan tabel di file ProductResource.php. Misalnya: public static function form(Form $form): Form { return $form ->schema([ TextInput::make('name')->required(), TextInput::make('price')->numeric()->required(), Select::make('category_id') ->relationship('category', 'name')->required(), TextInput::make('stock')->numeric()->required(), ]); } public static function table(Table $table): Table { return $table ->columns([ TextColumn::make('name'), TextColumn::make('price')->money('USD'), TextColumn::make('stock'), TextColumn::make('category.name')->label('Category'), TextColumn::make('created_at')->dateTime(), ]) ->filters([]); } Membuat Filament Resource untuk User Untuk membuat resource User, jalankan perintah berikut: php artisan make:filament-resource User Sesuaikan form dan tabel di UserResource.php. Contoh implementasi form dan tabel untuk User: public static function form(Form $form): Form { return $form ->schema([ TextInput::make('name')->required(), TextInput::make('email')->email()->required(), PasswordInput::make('password')->required(), ]); } public static function table(Table $table): Table { return $table ->columns([ TextColumn::make('name'), TextColumn::make('email'), TextColumn::make('created_at')->dateTime(), ]) ->filters([]); } Membuat Filament Resource untuk Role Jika kamu menggunakan package Spatie untuk role management, berikut cara membuat resource Role: php artisan make:filament-resource Role Di dalam RoleResource.php, sesuaikan form dan tabel untuk mengelola role. Misalnya: public static function form(Form $form): Form { return $form ->schema([ TextInput::make('name')->required(), MultiSelect::make('permissions') ->relationship('permissions', 'name'), ]); } public static function table(Table $table): Table { return $table ->columns([ TextColumn::make('name'), TextColumn::make('permissions.name')->label('Permissions')->limit(3), ]) ->filters([]); } Membuat Filament Resource untuk Permission Untuk resource Permission, jalankan perintah: php artisan make:filament-resource Permission Di dalam file PermissionResource.php, kamu bisa menyesuaikan form dan tabelnya sebagai berikut: public static function form(Form $form): Form { return $form ->schema([ TextInput::make('name')->required(), ]); } public static function table(Table $table): Table { return $table ->columns([ TextColumn::make('name'), TextColumn::make('created_at')->dateTime(), ]) ->filters([]); } Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, kamu telah berhasil menginstall package Filament dan membuat resource untuk Category, Product, User, Role, dan Permission. Filament memudahkan pembuatan panel admin yang interaktif, lengkap dengan pengelolaan role dan permission menggunakan Spatie, sehingga pengembangan menjadi lebih cepat dan terstruktur. Membatasi Akses Dashboard Filament Hanya untuk User dengan Role Admin Setelah menambahkan Filament resource untuk Role dan memastikan role Admin sudah ada di database, kita akan memodifikasi model User agar hanya pengguna dengan role Admin yang dapat mengakses dashboard Filament. Untuk ini, kita akan menggunakan method canAccessPanel. Pastikan Trait HasRoles Sudah Ditambahkan di Model User Buka file app/Models/User.php dan tambahkan trait HasRoles dari Spatie Laravel Permission untuk mendukung fitur role management. Ini memungkinkan kita menggunakan method seperti hasRole untuk memeriksa apakah pengguna memiliki role tertentu. namespace App\\\\Models; use Illuminate\\\\Foundation\\\\Auth\\\\User as Authenticatable; use Spatie\\\\Permission\\\\Traits\\\\HasRoles; class User extends Authenticatable { use HasRoles; // Kode lainnya } Tambahkan Method canAccessPanel di Model User Filament akan memeriksa method canAccessPanel untuk menentukan apakah seorang pengguna memiliki akses ke dashboard. Tambahkan method ini di dalam model User untuk memverifikasi apakah pengguna memiliki role Admin. Buka file app/Models/User.php dan tambahkan method canAccessPanel berikut: public function canAccessPanel(): bool { return $this->hasRole('Admin'); } Method canAccessPanel akan mengembalikan true hanya jika pengguna memiliki role Admin. Dengan begitu, hanya pengguna dengan role Admin yang akan diizinkan untuk mengakses dashboard Filament. Cara Menguji Konfigurasi Pastikan role Admin sudah ada di database. Jika belum, tambahkan role ini menggunakan Filament dashboard atau melalui Tinker: php artisan tinker use App\\\\Models\\\\User; use Spatie\\\\Permission\\\\Models\\\\Role; Role::firstOrCreate(['name' => 'Admin']); $user = User::find(1); // Sesuaikan dengan ID user yang ingin diberi akses $user->assignRole('Admin'); Login ke dashboard Filament menggunakan akun pengguna yang memiliki role Admin. Jika konfigurasi canAccessPanel sudah benar, hanya user dengan role Admin yang dapat mengakses dashboard, sementara pengguna lain akan ditolak aksesnya. Dengan konfigurasi ini, akses ke dashboard Filament sekarang terbatas hanya untuk pengguna yang memiliki role Admin. Menambahkan Role Merchant dan Customer serta Beberapa Permission pada Proyek dengan Filament Resource Setelah sebelumnya menambahkan role Admin, kita akan menambahkan role Merchant dan Customer, serta beberapa permission yang relevan dengan proyek ini menggunakan Filament Resource. Dengan konfigurasi ini, kita dapat mengelola role dan permission dari dashboard Filament. Tambahkan Role Merchant dan Customer melalui Filament Pastikan RoleResource sudah dibuat dengan Filament. Untuk menambahkan role Merchant dan Customer, buka dashboard Filament di URL yang telah dikonfigurasi (biasanya /admin). Pada dashboard Filament: Masuk ke menu Roles yang disediakan oleh RoleResource.Klik tombol Create atau Add Role.Tambahkan role Merchant dengan mengisi nama role dan menyimpannya.Ulangi langkah yang sama untuk menambahkan role Customer. Tambahkan Permission Baru melalui Filament Jika sudah ada PermissionResource, kita bisa menambahkan permission yang dibutuhkan untuk setiap role. Pada dashboard Filament: Akses menu Permissions dari PermissionResource.Klik Create atau Add Permission untuk membuat permission baru.Tambahkan permission yang sesuai, seperti view products, manage own products, purchase products, dan view orders.Setelah menambahkan permission, klik Save. Mengatur Permission untuk Role Merchant dan Customer Setelah menambahkan role dan permission, kita bisa menetapkan permission yang sesuai untuk setiap role. Sebagai contoh: Merchant memiliki izin seperti view products dan manage own products.Customer memiliki izin view products dan purchase products. Pada dashboard Filament: Masuk ke menu Roles.Pilih role Merchant dan atur permissions-nya, seperti view products dan manage own products.Simpan perubahan.Pilih role Customer dan tetapkan permissions view products dan purchase products.Simpan perubahan. Menambahkan Role Merchant dan Customer serta Permissions Menggunakan Seeder (Opsional) Jika kamu ingin menambahkan role dan permission ini secara programatis, kamu bisa menggunakan seeder. Buat seeder RolePermissionSeeder jika belum ada: php artisan make:seeder RolePermissionSeeder Buka file database/seeders/RolePermissionSeeder.php dan tambahkan kode berikut untuk membuat role Merchant dan Customer serta permissions: namespace Database\\\\Seeders; use Illuminate\\\\Database\\\\Seeder; use Spatie\\\\Permission\\\\Models\\\\Role; use Spatie\\\\Permission\\\\Models\\\\Permission; class RolePermissionSeeder extends Seeder { public function run() { // Buat permissions $permissions = [ 'view products', 'manage own products', 'purchase products', 'view orders', ]; foreach ($permissions as $permission) { Permission::firstOrCreate(['name' => $permission]); } // Buat roles dan tetapkan permissions $adminRole = Role::firstOrCreate(['name' => 'Admin']); $merchantRole = Role::firstOrCreate(['name' => 'Merchant']); $customerRole = Role::firstOrCreate(['name' => 'Customer']); // Admin memiliki semua permissions $adminRole->syncPermissions(Permission::all()); // Merchant memiliki permission tertentu $merchantRole->syncPermissions([ 'view products', 'manage own products', 'view orders', ]); // Customer memiliki permission tertentu $customerRole->syncPermissions([ 'view products', 'purchase products', ]); } } Setelah menambahkan kode ini, jalankan seeder untuk membuat role dan permission secara otomatis di database: php artisan db:seed --class=RolePermissionSeeder Cara Membuat 10 Route Utama pada Proyek Toko Buah dan Melindungi dengan Role dan Permission Dalam proyek toko buah, kita akan membuat 10 route utama yang akan dilindungi menggunakan role dan permission yang telah ditambahkan sebelumnya. Role seperti Admin, Merchant, dan Customer akan memiliki akses terbatas sesuai dengan permission yang telah diatur. Di Laravel, middleware digunakan untuk memastikan hanya pengguna dengan role dan permission tertentu yang bisa mengakses route yang sudah ditentukan. Route untuk Menampilkan Produk (Dapat Diakses oleh Semua Role) Route ini digunakan untuk menampilkan daftar produk yang tersedia di toko. Role Admin, Merchant, dan Customer semuanya bisa mengakses halaman ini karena permission view products diberikan kepada semua role. Route::get('/products', function () { // Logic untuk menampilkan semua produk })->middleware('permission:view products'); Route untuk Menambah Produk (Hanya untuk Merchant dan Admin) Pada halaman ini, pengguna dengan role Admin dan Merchant dapat menambahkan produk baru ke toko. Hanya pengguna dengan role ini dan permission manage own products yang dapat mengakses halaman ini. Route::get('/products/create', function () { // Logic untuk menampilkan form tambah produk })->middleware(['role:Admin|Merchant', 'permission:manage own products']); Route untuk Menyimpan Produk Baru (Hanya untuk Merchant dan Admin) Route ini digunakan untuk menyimpan produk baru yang telah ditambahkan oleh Admin atau Merchant. Setelah mengisi form pada halaman sebelumnya, data produk akan disimpan melalui route ini. Route::post('/products', function () { // Logic untuk menyimpan produk baru })->middleware(['role:Admin|Merchant', 'permission:manage own products']); Route untuk Mengedit Produk (Hanya untuk Merchant dan Admin) Route ini mengizinkan pengguna dengan role Merchant dan Admin untuk mengedit produk yang ada. Hanya produk yang ditambahkan oleh mereka yang dapat diedit (untuk Merchant), atau semua produk (untuk Admin). Route::get('/products/{id}/edit', function ($id) { // Logic untuk menampilkan form edit produk })->middleware(['role:Admin|Merchant', 'permission:manage own products']); Route untuk Memperbarui Produk (Hanya untuk Merchant dan Admin) Setelah melakukan perubahan pada produk, route ini digunakan untuk memperbarui data produk di database. Hanya Merchant dan Admin yang memiliki akses untuk memperbarui produk. Route::put('/products/{id}', function ($id) { // Logic untuk memperbarui data produk })->middleware(['role:Admin|Merchant', 'permission:manage own products']); Route untuk Menghapus Produk (Hanya untuk Admin) Hanya pengguna dengan role Admin yang diizinkan untuk menghapus produk dari toko. Permission delete products dibutuhkan untuk melakukan tindakan ini. Route::delete('/products/{id}', function ($id) { // Logic untuk menghapus produk })->middleware(['role:Admin', 'permission:delete products']); Route untuk Menampilkan Daftar Pesanan (Hanya untuk Admin dan Merchant) Route ini digunakan untuk menampilkan daftar semua pesanan yang ada di sistem. Baik Admin maupun Merchant dapat melihat daftar pesanan, namun role Customer tidak memiliki akses. Route::get('/orders', function () { // Logic untuk menampilkan semua pesanan })->middleware(['role:Admin|Merchant', 'permission:view orders']); Route untuk Membuat Pesanan Baru (Hanya untuk Customer) Route ini digunakan oleh Customer untuk membuat pesanan baru. Setelah memilih produk, Customer akan diarahkan ke route ini untuk menyelesaikan pesanan mereka. Route::post('/orders', function () { // Logic untuk membuat pesanan baru })->middleware(['role:Customer', 'permission:purchase products']); Route untuk Menampilkan Detail Pesanan (Hanya untuk Customer dan Merchant) Customer dan Merchant dapat melihat detail dari pesanan tertentu. Merchant hanya bisa melihat pesanan yang terkait dengan produk yang mereka kelola, sementara Customer bisa melihat pesanan mereka sendiri. Route::get('/orders/{id}', function ($id) { // Logic untuk menampilkan detail pesanan })->middleware(['role:Customer|Merchant', 'permission:view orders']); Route untuk Mengelola Pengguna (Hanya untuk Admin) Hanya Admin yang memiliki akses untuk mengelola data pengguna lain di dalam sistem. Mereka dapat melihat daftar pengguna dan mengelola hak akses mereka. Route::get('/users', function () { // Logic untuk menampilkan daftar pengguna })->middleware(['role:Admin', 'permission:manage users']); Dengaan menggunakan middleware role dan permission, kita dapat mengamankan setiap route dalam aplikasi toko buah sesuai dengan hak akses yang diberikan kepada setiap pengguna. Pendekatan ini memungkinkan pembatasan akses yang terstruktur, memaastikan bahwa pengguna hanya bisa melakukan tindakan yang sesuai dengan role dan permission mereka. Penutup Laravel terus berkembang dan semakin populer berkat pembaruan-pembaruan menarik yang memudahkan developer dalam membangun aplikasi web yang kuat dan scalable. Fitur-fitur baru yang hadir secara berkala membuat Laravel tetap relevan dan menjadi pilihan utama bagi banyak developer di seluruh dunia. Untuk tetap mendapatkan ilmu terkini dan memaksimalkan kemampuan dalam menggunakan Laravel, pantau terus website BuildWithAngga. Di sana, kamu bisa menemukan banyak kelas gratis yang mencakup studi kasus menarik dan diajarkan oleh mentor berpengalaman. Selain itu, BuildWithAngga menawarkan akses seumur hidup, memungkinkan kamu untuk belajar kapan saja dan memastikan kamu selalu siap menghadapi tantangan baru di dunia web development.

Kelas 5 Contoh Penggunaan useState Pada Projek Website Booking Flight Ticket di BuildWithAngga

5 Contoh Penggunaan useState Pada Projek Website Booking Flight Ticket

useState adalah salah satu hooks yang sangat bermanfaat dalam framework React. Dengan menggunakan useState, developer dapat mengelola state atau keadaan di dalam komponen React dengan lebih efisien. Hal ini sangat membantu dalam membangun website modern yang dinamis, serta meningkatkan user experience (UX). Ketika developer ingin membuat komponen yang dapat merespon input pengguna atau perubahan data secara real-time, useState menjadi alat yang sangat tepat untuk digunakan. Menerapkan useState dalam Projek Booking Flight Ticket Dalam artikel ini, kita akan belajar cara menerapkan useState pada sebuah projek website booking flight ticket. Dengan menerapkan useState, kita dapat mengelola berbagai data dan interaksi pengguna, seperti memilih kota asal dan tujuan penerbangan, tanggal keberangkatan, jumlah penumpang, serta proses konfirmasi tiket. Penggunaan useState pada website booking semacam ini tidak hanya membuat website lebih interaktif, tetapi juga memudahkan pengguna untuk melakukan reservasi secara lebih intuitif. Tujuan dari artikel ini adalah memberikan gambaran umum tentang bagaimana useState dapat diterapkan pada projek nyata. Contoh-contoh yang dibahas akan menunjukkan penerapan praktis useState, sehingga Anda bisa lebih memahami cara penggunaannya dalam pengembangan aplikasi booking flight ticket. Cara Membuat Project React Booking Flight Ticket dengan Vite dan Menggunakan TypeScript Pada bagian ini, kita akan membahas cara membuat project React dengan Vite dan TypeScript yang berfungsi sebagai sistem booking flight ticket. Setiap langkah diberikan dengan contoh koding yang jelas untuk memudahkan Anda mengikuti prosesnya. 1. Instalasi Vite dengan TypeScript Langkah pertama dalam membuat project React adalah menginstal Vite dengan template TypeScript. Buka terminal dan jalankan perintah berikut: npm create vite@latest Saat diminta, berikan nama project, misalnya flight-booking-app, dan pilih React sebagai framework, lalu pilih TypeScript sebagai varian. Masuk ke direktori project dengan: cd flight-booking-app npm install Setelah itu, jalankan project dengan perintah: npm run dev Project Anda sekarang sudah berjalan dengan React dan TypeScript menggunakan Vite. 2. Struktur Folder Project Struktur folder yang dihasilkan oleh Vite sudah sangat ringkas. Folder src akan menjadi tempat Anda menyimpan komponen dan file lainnya. Berikut struktur dasarnya: flight-booking-app │ ├── src │ ├── components │ │ └── BookingForm.tsx │ └── App.tsx ├── public └── index.html Folder components akan digunakan untuk menyimpan komponen yang kita buat, seperti formulir booking penerbangan. 3. Membuat Komponen BookingForm Langkah berikutnya adalah membuat komponen BookingForm yang akan mengelola form booking penerbangan. Buat file baru di dalam folder components dengan nama BookingForm.tsx dan tambahkan kode berikut: import React, { useState } from 'react'; interface BookingFormProps {} const BookingForm: React.FC<BookingFormProps> = () => { const [departure, setDeparture] = useState(''); const [destination, setDestination] = useState(''); const [date, setDate] = useState(''); const [passengers, setPassengers] = useState(1); const handleSubmit = (event: React.FormEvent) => { event.preventDefault(); console.log({ departure, destination, date, passengers, }); }; return ( <form onSubmit={handleSubmit}> <div> <label>Departure City:</label> <input type="text" value={departure} onChange={(e) => setDeparture(e.target.value)} /> </div> <div> <label>Destination City:</label> <input type="text" value={destination} onChange={(e) => setDestination(e.target.value)} /> </div> <div> <label>Date of Flight:</label> <input type="date" value={date} onChange={(e) => setDate(e.target.value)} /> </div> <div> <label>Number of Passengers:</label> <input type="number" value={passengers} onChange={(e) => setPassengers(parseInt(e.target.value))} min="1" /> </div> <button type="submit">Book Flight</button> </form> ); }; export default BookingForm; Komponen ini membuat form sederhana untuk booking penerbangan yang melibatkan input untuk kota keberangkatan, kota tujuan, tanggal, dan jumlah penumpang. Setiap input diatur menggunakan useState untuk menyimpan nilai yang dimasukkan pengguna. 4. Menghubungkan BookingForm ke App.tsx Buka file App.tsx di dalam folder src dan impor komponen BookingForm. Berikut adalah contoh kodingnya: import React from 'react'; import BookingForm from './components/BookingForm'; const App: React.FC = () => { return ( <div> <h1>Flight Ticket Booking</h1> <BookingForm /> </div> ); }; export default App; Pada file ini, kita mengimpor komponen BookingForm dan menampilkannya di dalam komponen App. Komponen BookingForm kini dapat digunakan untuk mengelola input pengguna. 5. Menjalankan Project Setelah semua kode diimplementasikan, Anda dapat menjalankan project dan melihat bagaimana form booking penerbangan bekerja. Pastikan terminal Anda tetap terbuka, dan jalankan kembali perintah berikut: npm run dev Buka browser Anda dan kunjungi URL yang diberikan oleh Vite, biasanya di http://localhost:5173. Di sana, Anda akan melihat halaman form booking penerbangan, dan data yang Anda masukkan akan tercatat di console browser ketika Anda mengklik tombol Book Flight. Cara Membuat types.ts dan Data Dummy untuk Projek Website Booking Flight Ticket Dalam pembuatan projek React dengan TypeScript, penting untuk mendefinisikan tipe data yang digunakan agar mempermudah dalam mengelola state dan memastikan konsistensi data di seluruh aplikasi. Di sini kita akan membuat file types.ts yang berisi tipe data untuk form booking penerbangan, dan juga file data dummy untuk simulasi data penerbangan. 1. Membuat File types.ts Pertama, buat sebuah file bernama types.ts di dalam folder src. File ini akan berfungsi untuk mendefinisikan tipe data yang digunakan dalam projek. Berikut adalah contoh kode yang bisa dimasukkan ke dalam types.ts: export interface FlightTicket { id: number; departure: string; destination: string; date: string; passengers: number; } export interface City { id: number; name: string; } Pada contoh di atas, kita membuat dua interface, yaitu FlightTicket yang digunakan untuk mendefinisikan data dari tiket penerbangan, dan City untuk daftar kota yang tersedia. 2. Membuat Data Dummy Setelah mendefinisikan tipe data di types.ts, langkah berikutnya adalah membuat file data dummy yang berisi contoh data penerbangan dan daftar kota. Buat file baru bernama dummyData.ts di dalam folder src dan tambahkan data dummy berikut: import { FlightTicket, City } from './types'; export const flightTickets: FlightTicket[] = [ { id: 1, departure: 'Jakarta', destination: 'Bali', date: '2024-11-01', passengers: 2, }, { id: 2, departure: 'Surabaya', destination: 'Lombok', date: '2024-11-05', passengers: 1, }, { id: 3, departure: 'Medan', destination: 'Jakarta', date: '2024-11-10', passengers: 4, }, ]; export const cities: City[] = [ { id: 1, name: 'Jakarta', }, { id: 2, name: 'Bali', }, { id: 3, name: 'Surabaya', }, { id: 4, name: 'Lombok', }, { id: 5, name: 'Medan', }, ]; File dummyData.ts ini berisi array flightTickets yang berisi data penerbangan, dan array cities yang berisi daftar kota asal dan tujuan penerbangan. Dengan data dummy ini, Anda dapat menggunakannya untuk mensimulasikan input atau pilihan kota dalam form booking di aplikasi. 3. Menggunakan Data Dummy di Komponen Sekarang, kita bisa menggunakan data dummy ini di komponen React kita, khususnya pada komponen BookingForm yang sudah dibuat sebelumnya. Berikut adalah contoh cara mengimpor dan menggunakan data tersebut di dalam komponen: import React, { useState } from 'react'; import { cities } from '../dummyData'; const BookingForm: React.FC = () => { const [departure, setDeparture] = useState(''); const [destination, setDestination] = useState(''); const [date, setDate] = useState(''); const [passengers, setPassengers] = useState(1); const handleSubmit = (event: React.FormEvent) => { event.preventDefault(); console.log({ departure, destination, date, passengers, }); }; return ( <form onSubmit={handleSubmit}> <div> <label>Departure City:</label> <select value={departure} onChange={(e) => setDeparture(e.target.value)}> <option value="">Select City</option> {cities.map((city) => ( <option key={city.id} value={city.name}> {city.name} </option> ))} </select> </div> <div> <label>Destination City:</label> <select value={destination} onChange={(e) => setDestination(e.target.value)} > <option value="">Select City</option> {cities.map((city) => ( <option key={city.id} value={city.name}> {city.name} </option> ))} </select> </div> <div> <label>Date of Flight:</label> <input type="date" value={date} onChange={(e) => setDate(e.target.value)} /> </div> <div> <label>Number of Passengers:</label> <input type="number" value={passengers} onChange={(e) => setPassengers(parseInt(e.target.value))} min="1" /> </div> <button type="submit">Book Flight</button> </form> ); }; export default BookingForm; Pada contoh di atas, data dummy cities diimpor dari dummyData.ts dan digunakan untuk mengisi pilihan kota pada input select di form booking. Ini membuat form lebih dinamis dengan daftar kota yang tersedia untuk dipilih pengguna. 5 Contoh Penerapan useState Pada Projek Website Booking Flight Ticket Pada bagian ini, kita akan membahas beberapa contoh penerapan useState dari yang paling sederhana hingga yang lebih kompleks pada sebuah projek booking flight ticket. Setiap contoh dilengkapi dengan penjelasan dan contoh kode. 1. Mengelola Input Teks Sederhana dengan useState Pada kasus sederhana, kita dapat menggunakan useState untuk mengelola input teks dari pengguna. Misalnya, input untuk kota keberangkatan dan tujuan penerbangan. import React, { useState } from 'react'; const BookingForm: React.FC = () => { const [departure, setDeparture] = useState(''); const [destination, setDestination] = useState(''); return ( <form> <div> <label>Departure City:</label> <input type="text" value={departure} onChange={(e) => setDeparture(e.target.value)} /> </div> <div> <label>Destination City:</label> <input type="text" value={destination} onChange={(e) => setDestination(e.target.value)} /> </div> </form> ); }; export default BookingForm; Pada contoh ini, useState digunakan untuk menyimpan nilai dari input teks yang diambil dari pengguna. Ketika pengguna mengetik, nilai state diperbarui secara real-time. 2. Mengelola Input dengan Tipe Data Angka Selain mengelola input teks, useState juga dapat digunakan untuk mengelola input dengan tipe data angka, seperti jumlah penumpang. import React, { useState } from 'react'; const BookingForm: React.FC = () => { const [passengers, setPassengers] = useState(1); return ( <form> <div> <label>Number of Passengers:</label> <input type="number" value={passengers} onChange={(e) => setPassengers(parseInt(e.target.value))} min="1" /> </div> </form> ); }; export default BookingForm; Pada contoh ini, useState digunakan untuk menyimpan jumlah penumpang, yang dimasukkan melalui input bertipe angka (number). Nilai yang diinput akan diubah menjadi integer menggunakan parseInt. 3. Mengelola Pilihan Kota dengan Dropdown Berikut adalah contoh yang lebih kompleks, di mana kita menggunakan useState untuk mengelola pilihan kota menggunakan dropdown (select). import React, { useState } from 'react'; const cities = ['Jakarta', 'Bali', 'Surabaya', 'Lombok']; const BookingForm: React.FC = () => { const [departure, setDeparture] = useState(''); const [destination, setDestination] = useState(''); return ( <form> <div> <label>Departure City:</label> <select value={departure} onChange={(e) => setDeparture(e.target.value)}> <option value="">Select City</option> {cities.map((city) => ( <option key={city} value={city}> {city} </option> ))} </select> </div> <div> <label>Destination City:</label> <select value={destination} onChange={(e) => setDestination(e.target.value)} > <option value="">Select City</option> {cities.map((city) => ( <option key={city} value={city}> {city} </option> ))} </select> </div> </form> ); }; export default BookingForm; Pada contoh ini, useState digunakan untuk mengelola pilihan kota dari dropdown. Setiap kali pengguna memilih kota, nilai state akan diperbarui sesuai pilihan mereka. 4. Mengelola Tanggal Penerbangan dengan useState Penggunaan useState juga sangat membantu untuk mengelola input dengan tipe date, seperti tanggal penerbangan. import React, { useState } from 'react'; const BookingForm: React.FC = () => { const [date, setDate] = useState(''); return ( <form> <div> <label>Date of Flight:</label> <input type="date" value={date} onChange={(e) => setDate(e.target.value)} /> </div> </form> ); }; export default BookingForm; Pada contoh ini, useState mengelola input dengan tipe date. Ketika pengguna memilih tanggal, nilai state diperbarui dengan format string tanggal. 5. Mengelola Beberapa State Secara Bersamaan dan Mengirim Data Contoh berikut menggabungkan beberapa state sekaligus untuk mengelola seluruh data form dan menampilkan hasil input pengguna ketika form dikirim (submit). import React, { useState } from 'react'; const BookingForm: React.FC = () => { const [departure, setDeparture] = useState(''); const [destination, setDestination] = useState(''); const [date, setDate] = useState(''); const [passengers, setPassengers] = useState(1); const handleSubmit = (event: React.FormEvent) => { event.preventDefault(); console.log({ departure, destination, date, passengers, }); }; return ( <form onSubmit={handleSubmit}> <div> <label>Departure City:</label> <input type="text" value={departure} onChange={(e) => setDeparture(e.target.value)} /> </div> <div> <label>Destination City:</label> <input type="text" value={destination} onChange={(e) => setDestination(e.target.value)} /> </div> <div> <label>Date of Flight:</label> <input type="date" value={date} onChange={(e) => setDate(e.target.value)} /> </div> <div> <label>Number of Passengers:</label> <input type="number" value={passengers} onChange={(e) => setPassengers(parseInt(e.target.value))} min="1" /> </div> <button type="submit">Book Flight</button> </form> ); }; export default BookingForm; Pada contoh ini, kita menggabungkan beberapa state (departure, destination, date, dan passengers) dan mengirimkan seluruh data ketika form disubmit. Setelah pengguna mengisi semua input, data akan dikirim dan ditampilkan di console sebagai objek. Poin Penting Lanjutan dalam Memperdalam Framework React JS Setelah memahami dasar-dasar React seperti useState, ada beberapa konsep lanjutan yang penting untuk dipelajari guna memperdalam pemahaman dan keterampilan dalam menggunakan framework React JS. 1. useEffect useEffect adalah hooks yang digunakan untuk mengelola efek samping (side effects) dalam komponen React, seperti fetching data dari API, berinteraksi dengan browser API (misalnya localStorage), atau mengatur timer. Dengan mempelajari useEffect, Anda dapat memahami cara kerja lifecycle komponen React dan kapan harus menjalankan kode tertentu. 2. Context API Context API membantu dalam mengelola state global yang dapat diakses oleh banyak komponen tanpa perlu menggunakan props drilling (mengoper props dari komponen induk ke komponen anak). Ini sangat berguna ketika Anda bekerja dengan data yang perlu diakses di banyak bagian aplikasi, seperti data pengguna yang sedang login atau tema aplikasi. 3. React Router React Router adalah library yang digunakan untuk mengatur navigasi atau routing dalam aplikasi React. Dengan React Router, Anda bisa membuat navigasi yang lebih kompleks, seperti routing dinamis, nested routes, dan juga pengelolaan URL parameters untuk navigasi yang lebih user-friendly. 4. Custom Hooks Custom hooks memungkinkan Anda untuk membuat logika reusable dalam aplikasi React. Setelah memahami hooks bawaan seperti useState dan useEffect, belajar membuat custom hooks akan membantu Anda mengelola logika yang kompleks dan menggunakannya di beberapa komponen tanpa mengulang kode. 5. Optimisasi Kinerja (Performance Optimization) Memahami cara kerja virtual DOM dan bagaimana React melakukan rendering ulang sangat penting dalam optimisasi kinerja. Anda perlu mempelajari teknik-teknik seperti memoization dengan React.memo, useMemo, dan useCallback untuk mencegah rendering ulang yang tidak perlu dan menjaga aplikasi tetap responsif. 6. State Management dengan Redux atau Zustand Untuk aplikasi yang lebih besar, pengelolaan state yang lebih kompleks dapat menjadi tantangan. Library seperti Redux atau Zustand membantu dalam mengelola state global dengan cara yang lebih terstruktur dan scalable. Dengan mempelajari state management, Anda bisa mengelola data aplikasi secara efisien, terutama ketika data tersebut dibagikan di banyak komponen. 7. Error Boundaries Error Boundaries digunakan untuk menangkap error yang terjadi dalam komponen-komponen React. Ini sangat penting untuk mencegah aplikasi crash secara keseluruhan ketika terjadi error di satu bagian aplikasi. Mempelajari Error Boundaries akan membantu Anda mengelola error dengan lebih baik dan memberikan pengalaman pengguna yang lebih stabil. 8. TypeScript dengan React TypeScript memberikan tipe statis pada JavaScript, yang membantu dalam mencegah error dan membuat kode lebih mudah dipelihara. Memahami penggunaan TypeScript dengan React adalah langkah penting jika Anda ingin meningkatkan kualitas dan skalabilitas aplikasi, terutama pada proyek yang lebih besar. 9. Server-Side Rendering (SSR) dan Static Site Generation (SSG) Memahami konsep SSR dan SSG penting untuk meningkatkan kinerja dan SEO aplikasi React. Framework seperti Next.js memudahkan penerapan SSR dan SSG dalam aplikasi React, dan membantu membuat aplikasi lebih cepat diakses oleh pengguna dengan loading yang lebih cepat. 10. Testing dengan Jest dan React Testing Library Testing merupakan aspek penting dalam pengembangan aplikasi yang berkualitas. Dengan mempelajari testing di React, Anda dapat memastikan bahwa komponen dan fungsionalitas berjalan dengan benar. Library seperti Jest dan React Testing Library sangat populer dalam dunia React untuk melakukan unit testing dan integration testing. Dengan mempelajari poin-poin ini, Anda akan memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana membangun aplikasi React yang lebih besar, lebih kompleks, dan lebih optimal. Kesimpulan dan Saran Memperdalam pemahaman tentang React JS membutuhkan waktu dan latihan yang konsisten. Dengan memahami konsep dasar seperti useState dan useEffect, serta mempelajari topik-topik lanjutan seperti Context API, React Router, dan optimisasi kinerja, Anda akan dapat membangun aplikasi web yang lebih efisien dan interaktif. Teruslah berlatih dan eksplorasi teknologi-teknologi baru dalam ekosistem React. Untuk mempercepat pembelajaran Anda, sangat disarankan untuk belajar langsung bersama mentor expert di BuildWithAngga. Dengan akses belajar selamanya, Anda bisa berkonsultasi langsung dengan mentor profesional, serta membangun portofolio modern yang siap digunakan untuk melamar pekerjaan atau proyek freelance. Mendapatkan dukungan dari komunitas yang tepat akan membantu Anda lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan dalam dunia pengembangan web.

Kelas Tutorial TypeScript Pemula Bahasa Indonesia 2024 Part 1 di BuildWithAngga

Tutorial TypeScript Pemula Bahasa Indonesia 2024 Part 1

Saat ini, website telah menjadi media utama bagi perusahaan untuk mempromosikan jasa atau produk mereka secara online. Dengan adanya website, perusahaan dapat menjangkau audiens lebih luas, meningkatkan brand awareness, dan mendatangkan lebih banyak pelanggan. Sebagai platform digital, website memberikan fleksibilitas bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi terbaru, menjual produk secara langsung, hingga melayani pelanggan dengan lebih efektif. Oleh karena itu, memiliki website yang baik menjadi kebutuhan penting bagi setiap bisnis di era digital ini. Membangun Website Modern dengan TypeScript Untuk dapat membangun website yang modern, mudah diperbesar, dan dimaintain, developer perlu memanfaatkan teknologi yang tepat. Salah satu solusi terbaik adalah menggunakan TypeScript. TypeScript adalah bahasa pemrograman yang memberikan keunggulan dari segi keandalan dan skalabilitas dibandingkan JavaScript biasa. Dengan TypeScript, developer dapat menulis kode yang lebih jelas, terstruktur, dan mudah di-maintenance, sehingga ketika aplikasi berkembang, kode tetap terjaga kualitasnya. Bagi pemula, memulai dengan TypeScript akan sangat bermanfaat karena memberikan kerangka yang lebih kuat untuk membangun website yang siap berkembang. Apa Itu TypeScript dan Manfaat Utama dalam Proyek Website Modern TypeScript adalah superset dari JavaScript, yang berarti TypeScript dibangun di atas JavaScript dengan menambahkan fitur baru, terutama sistem static typing atau pengetikan statis. TypeScript dirancang untuk membantu developer menulis kode yang lebih aman dan mudah dipelihara. Dalam proyek website modern, TypeScript menawarkan berbagai manfaat, salah satunya adalah kemampuan untuk mendeteksi kesalahan sebelum kode dijalankan. Dengan adanya type annotations, TypeScript memastikan bahwa variabel, fungsi, dan objek digunakan sesuai tipe yang telah ditentukan, sehingga mengurangi potensi bug yang sulit ditemukan pada JavaScript biasa. Manfaat utama menggunakan TypeScript dalam proyek website modern meliputi: Penulisan Kode yang Lebih Terstruktur: Dengan TypeScript, developer dapat menggunakan fitur seperti interfaces, types, dan enums untuk membuat struktur data yang lebih jelas.Peningkatan Kualitas Kode: Karena kesalahan terdeteksi lebih awal melalui pengetikan statis, kualitas kode menjadi lebih baik dan lebih sedikit kesalahan yang terjadi di tahap pengembangan.Skalabilitas: Ketika aplikasi tumbuh besar, kode yang ditulis dengan TypeScript lebih mudah untuk di-maintain dan dikembangkan, karena setiap bagian kode memiliki tipe data yang jelas.Dukungan Editor yang Lebih Baik: TypeScript terintegrasi dengan baik pada banyak editor dan memberikan fitur seperti auto-completion dan refactoring yang membuat pengalaman developer lebih nyaman dan produktif. Mengapa Developer Perlu Mencoba TypeScript Dibandingkan JavaScript JavaScript memang merupakan bahasa yang kuat dan fleksibel, namun TypeScript menawarkan beberapa kelebihan yang bisa membuat pengembangan lebih efisien dan aman. Salah satu alasan utama untuk mencoba TypeScript adalah keandalannya dalam mengelola proyek-proyek besar. Dalam JavaScript, pengetikan yang longgar (dynamic typing) bisa menyebabkan bug yang sulit dideteksi, terutama pada aplikasi yang kompleks dan terus berkembang. Dengan TypeScript, developer memiliki kontrol lebih besar melalui type checking, yang memastikan setiap variabel dan fungsi digunakan sesuai dengan tipe yang diharapkan. Selain itu, penggunaan TypeScript bisa membantu developer menjadi lebih produktif karena memberikan dokumentasi kode yang lebih jelas melalui types, serta meningkatkan kolaborasi dalam tim. Dengan tipe data yang eksplisit, developer lain bisa lebih cepat memahami kode yang ditulis, tanpa perlu membaca seluruh implementasi. TypeScript juga membantu dalam debugging, karena sebagian besar kesalahan dapat ditemukan pada saat kompilasi, sehingga mempercepat proses pengembangan secara keseluruhan. Bagi developer yang sudah terbiasa dengan JavaScript, beralih ke TypeScript tidak memerlukan pembelajaran dari awal, karena TypeScript sepenuhnya kompatibel dengan JavaScript. Ini membuat proses adopsi lebih mudah, sambil memberikan semua manfaat dari sistem pengetikan yang lebih ketat. Membuat Proyek Toko Online Sederhana Menggunakan TypeScript dan Node.js Untuk memulai proyek toko online sederhana menggunakan TypeScript dan Node.js, berikut adalah langkah-langkah yang bisa diikuti: 1. Inisialisasi Proyek Mulailah dengan membuat direktori proyek baru dan inisialisasi Node.js di dalamnya. Buka terminal dan jalankan perintah berikut: mkdir toko-online-typescript cd toko-online-typescript npm init -y 2. Install TypeScript dan Dependencies Instal TypeScript dan beberapa dependency dasar seperti express untuk membangun server, serta ts-node dan nodemon untuk memudahkan proses pengembangan. npm install typescript ts-node-dev express Setelah itu, jalankan perintah untuk menginisialisasi file konfigurasi TypeScript. npx tsc --init 3. Struktur Folder Proyek Buat struktur folder sederhana untuk proyek ini: toko-online-typescript/ │ ├── src/ │ ├── index.ts │ ├── routes/ │ └── productRoutes.ts │ ├── package.json └── tsconfig.json 4. Buat Server Dasar dengan Express Di dalam folder src, buat file index.ts yang berfungsi sebagai titik masuk aplikasi. import express, { Application } from 'express'; import productRoutes from './routes/productRoutes'; const app: Application = express(); const PORT = 3000; app.use(express.json()); app.use('/products', productRoutes); app.listen(PORT, () => { console.log(`Server running on <http://localhost>:${PORT}`); }); 5. Buat Rute Produk Selanjutnya, buat file productRoutes.ts di dalam folder routes untuk mengelola rute produk. import { Router } from 'express'; const router = Router(); let products = [ { id: 1, name: 'Laptop', price: 15000000 }, { id: 2, name: 'Smartphone', price: 5000000 } ]; // Mendapatkan semua produk router.get('/', (req, res) => { res.json(products); }); // Menambahkan produk baru router.post('/', (req, res) => { const newProduct = { id: products.length + 1, ...req.body }; products.push(newProduct); res.status(201).json(newProduct); }); export default router; 6. Jalankan Proyek Untuk menjalankan proyek, tambahkan skrip di dalam package.json: "scripts": { "dev": "ts-node-dev src/index.ts" } Sekarang jalankan proyek dengan perintah berikut: npm run dev Proyek toko online sederhana Anda sekarang dapat diakses di http://localhost:3000/products. Mengatur TypeScript Configuration dan Menjalankan TypeScript Untuk mengonfigurasi TypeScript dalam proyek Anda, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan, mulai dari pengaturan file konfigurasi hingga menjalankan proyek menggunakan TypeScript. 1. Buat File tsconfig.json Ketika Anda menjalankan perintah npx tsc --init, sebuah file tsconfig.json akan otomatis dibuat. Berikut adalah konfigurasi dasar untuk proyek Node.js menggunakan TypeScript: { "compilerOptions": { "target": "ES6", "module": "commonjs", "outDir": "./dist", "rootDir": "./src", "strict": true, "esModuleInterop": true, "skipLibCheck": true }, "include": ["src/**/*"], "exclude": ["node_modules"] } Penjelasan konfigurasi: target: Menentukan versi ECMAScript yang akan digunakan (dalam hal ini ES6).module: Menentukan format modul yang digunakan, dalam Node.js kita gunakan commonjs.outDir: Lokasi output file JavaScript setelah TypeScript dikompilasi.rootDir: Lokasi file TypeScript Anda.strict: Mengaktifkan pemeriksaan ketat untuk membantu mencegah bug.esModuleInterop: Memastikan kompatibilitas antara modul CommonJS dan ECMAScript. 2. Menjalankan TypeScript dengan tsc Untuk mengompilasi file TypeScript ke JavaScript, jalankan perintah berikut di terminal: npx tsc Perintah ini akan mengkompilasi seluruh file TypeScript dalam folder src menjadi file JavaScript, yang akan disimpan di folder dist sesuai pengaturan tsconfig.json. 3. Menjalankan Proyek Setelah Dikompilasi Setelah file dikompilasi, Anda bisa menjalankan aplikasi dengan Node.js langsung dari folder dist: node dist/index.js Proyek akan berjalan seperti biasa, tetapi sekarang Anda menjalankannya dari versi JavaScript yang dihasilkan oleh TypeScript. Dengan langkah-langkah di atas, Anda telah berhasil mengatur TypeScript dan menjalankan proyek toko online sederhana menggunakan TypeScript. Cara Menerapkan Basic Types di TypeScript Dalam TypeScript, tipe data dasar seperti number, string, boolean, array, tuple, dan enum dapat digunakan untuk memastikan bahwa variabel, fungsi, dan objek digunakan sesuai tipe yang diharapkan. Berikut adalah langkah-langkah untuk menerapkan setiap tipe dasar ini dengan contoh koding yang lengkap. Menggunakan Tipe Number Tipe number digunakan untuk angka, baik bilangan bulat maupun desimal. Di TypeScript, kita bisa secara eksplisit mendefinisikan variabel sebagai number. let price: number = 15000; let discount: number = 20.5; console.log(price); // Output: 15000 console.log(discount); // Output: 20.5 Menggunakan Tipe String Tipe string digunakan untuk menyimpan teks atau nilai string. Kita bisa menggunakan tanda kutip tunggal atau ganda untuk mendefinisikan string. let productName: string = 'Laptop'; let productDescription: string = "Laptop high-end untuk gaming"; console.log(productName); // Output: Laptop console.log(productDescription); // Output: Laptop high-end untuk gaming Menggunakan Tipe Boolean Tipe boolean hanya memiliki dua nilai: true atau false. Tipe ini berguna untuk logika kondisi. let isAvailable: boolean = true; let isDiscounted: boolean = false; console.log(isAvailable); // Output: true console.log(isDiscounted); // Output: false Menggunakan Tipe Array Tipe array digunakan untuk menyimpan beberapa nilai dengan tipe yang sama. Di TypeScript, kita bisa menentukan tipe elemen array menggunakan notasi type[] atau Array<type>. let productPrices: number[] = [15000, 25000, 35000]; let productNames: Array<string> = ['Laptop', 'Smartphone', 'Tablet']; console.log(productPrices); // Output: [15000, 25000, 35000] console.log(productNames); // Output: ['Laptop', 'Smartphone', 'Tablet'] Menggunakan Tipe Tuple Tipe tuple memungkinkan kita menyimpan array dengan elemen yang memiliki tipe data berbeda, namun dalam urutan tertentu. let productDetail: [string, number, boolean] = ['Laptop', 15000, true]; console.log(productDetail); // Output: ['Laptop', 15000, true] // Elemen pertama adalah string, kedua adalah number, dan ketiga adalah boolean Menggunakan Tipe Enum Tipe enum adalah cara untuk memberi nama sekelompok nilai numerik atau string, sehingga kita bisa merujuk pada nilai-nilai ini dengan nama yang lebih mudah dibaca. enum ProductCategory { Electronics, Furniture, Clothing } let productCategory: ProductCategory = ProductCategory.Electronics; console.log(productCategory); // Output: 0 (karena enums dimulai dari 0 secara default) Kita juga bisa menentukan nilai secara eksplisit pada enum. enum PaymentStatus { Pending = 'PENDING', Completed = 'COMPLETED', Failed = 'FAILED' } let currentStatus: PaymentStatus = PaymentStatus.Completed; console.log(currentStatus); // Output: COMPLETED Dengan langkah-langkah di atas, Anda sekarang dapat menerapkan berbagai tipe data dasar seperti number, string, boolean, array, tuple, dan enum dalam proyek TypeScript Anda. Tipe-tipe ini membantu memastikan bahwa kode Anda lebih aman dan mudah dipelihara. Cara Menerapkan Function, Typing Function Parameters, Default Parameters, Optional Parameters, dan Arrow Functions di TypeScript Dalam TypeScript, function dapat ditulis dengan tipe data yang jelas untuk parameter dan nilai kembalian. Selain itu, TypeScript mendukung parameter default dan opsional, serta arrow functions. Berikut adalah langkah-langkah lengkap dengan contoh koding. Menerapkan Function dengan Typing pada Parameters Saat mendefinisikan fungsi di TypeScript, kita dapat menentukan tipe parameter dan nilai yang akan dikembalikan oleh fungsi tersebut. Ini memberikan kejelasan dan keamanan dalam proses pengembangan. function calculateTotalPrice(price: number, quantity: number): number { return price * quantity; } let totalPrice = calculateTotalPrice(15000, 3); console.log(totalPrice); // Output: 45000 Di sini, tipe number ditentukan untuk parameter price dan quantity, serta fungsi ini akan mengembalikan nilai bertipe number. Menerapkan Default Parameters TypeScript memungkinkan kita menetapkan nilai default untuk parameter fungsi. Jika parameter ini tidak diberikan nilai saat fungsi dipanggil, maka nilai default akan digunakan. function applyDiscount(price: number, discount: number = 10): number { return price - (price * discount) / 100; } let priceWithDiscount = applyDiscount(20000); console.log(priceWithDiscount); // Output: 18000 Dalam contoh di atas, jika nilai discount tidak diberikan, maka secara otomatis akan menggunakan nilai default 10. Menerapkan Optional Parameters TypeScript juga mendukung parameter opsional, yang berarti parameter tersebut tidak harus disertakan ketika fungsi dipanggil. Untuk mendefinisikan parameter opsional, tambahkan tanda tanya ? setelah nama parameter. function calculateShippingCost(weight: number, expedited?: boolean): number { if (expedited) { return weight * 100; } else { return weight * 50; } } let normalShipping = calculateShippingCost(2); let expeditedShipping = calculateShippingCost(2, true); console.log(normalShipping); // Output: 100 console.log(expeditedShipping); // Output: 200 Dalam contoh ini, parameter expedited bersifat opsional. Jika tidak diberikan, fungsi akan tetap berjalan dengan asumsi expedited bernilai false. Menerapkan Arrow Functions Arrow functions adalah sintaks yang lebih singkat untuk mendefinisikan fungsi, sering digunakan dalam konteks callbacks atau fungsi sederhana. const calculateTax = (price: number): number => { return price * 0.1; } let tax = calculateTax(10000); console.log(tax); // Output: 1000 Arrow function ini memiliki sintaks yang lebih ringkas dan bisa sangat berguna ketika ingin menulis fungsi singkat atau anonim. Untuk arrow functions yang sangat sederhana, jika hanya ada satu baris kode yang langsung mengembalikan nilai, kita bisa menghilangkan tanda kurung kurawal dan kata kunci return. const calculateDiscount = (price: number, discount: number): number => price - (price * discount) / 100; let discountedPrice = calculateDiscount(20000, 15); console.log(discountedPrice); // Output: 17000 Arrow function ini langsung mengembalikan hasil perhitungan tanpa perlu menulis return dan kurung kurawal. Latihan Menerapkan Basic Types dan Function pada Proyek Toko Online Dalam latihan ini, kita akan membuat proyek toko online sederhana dengan beberapa fitur dasar. Kita akan menggunakan berbagai tipe dasar TypeScript seperti number, string, boolean, array, tuple, dan enum, serta mendefinisikan beberapa fungsi yang mencakup penggunaan typing pada parameter, default parameter, optional parameter, dan arrow functions. 1. Inisialisasi Proyek Mulai dengan menginisialisasi proyek baru: mkdir toko-online cd toko-online npm init -y npm install typescript ts-node-dev express npx tsc --init Buat folder src dan tambahkan file index.ts sebagai entry point. 2. Struktur Data untuk Produk Buat tipe dasar untuk produk menggunakan interface. Setiap produk akan memiliki id, name, price, stock, dan category. enum ProductCategory { Electronics = 'Electronics', Clothing = 'Clothing', Groceries = 'Groceries' } interface Product { id: number; name: string; price: number; stock: number; category: ProductCategory; } let products: Product[] = [ { id: 1, name: 'Laptop', price: 15000, stock: 10, category: ProductCategory.Electronics }, { id: 2, name: 'T-Shirt', price: 200, stock: 50, category: ProductCategory.Clothing }, { id: 3, name: 'Rice', price: 100, stock: 100, category: ProductCategory.Groceries } ]; Di sini, kita menggunakan enum untuk kategori produk dan interface untuk mendefinisikan tipe produk. Array products menyimpan daftar produk yang ada. 3. Menambahkan Fungsi untuk Mengelola Produk Sekarang buat fungsi untuk menambah, mengedit, dan menghapus produk. Kita akan menggunakan typing pada parameter dan nilai kembalian. function addProduct(newProduct: Product): Product[] { products.push(newProduct); return products; } function updateProduct(id: number, updatedFields: Partial<Product>): Product[] { const productIndex = products.findIndex((product) => product.id === id); if (productIndex !== -1) { products[productIndex] = { ...products[productIndex], ...updatedFields }; } return products; } function deleteProduct(id: number): Product[] { products = products.filter((product) => product.id !== id); return products; } Fungsi addProduct menambahkan produk baru ke dalam daftar.Fungsi updateProduct memungkinkan pembaruan hanya pada field tertentu dengan menggunakan Partial<Product>.Fungsi deleteProduct menghapus produk berdasarkan ID. 4. Menghitung Total Harga dengan Fungsi Menggunakan Parameter Default dan Opsional Sekarang buat fungsi yang menghitung total harga pembelian. Kita akan menggunakan parameter default untuk diskon dan parameter opsional untuk jumlah barang yang dibeli. function calculateTotalPrice(price: number, quantity: number = 1, discount?: number): number { let total = price * quantity; if (discount) { total = total - (total * discount) / 100; } return total; } const totalPrice1 = calculateTotalPrice(15000, 2); const totalPrice2 = calculateTotalPrice(200, 5, 10); console.log(totalPrice1); // Output: 30000 console.log(totalPrice2); // Output: 900 Fungsi ini menggunakan: Parameter quantity dengan nilai default 1, sehingga jika pengguna tidak memasukkan jumlah, fungsi akan menganggap jumlahnya 1.Parameter opsional discount untuk menghitung harga setelah diskon jika tersedia. 5. Menampilkan Produk dengan Fungsi dan Arrow Function Buat fungsi untuk menampilkan produk yang tersedia dan gunakan arrow function untuk menyaring produk berdasarkan kategori. const displayAvailableProducts = (): void => { products.forEach((product) => { console.log(`Product: ${product.name}, Price: ${product.price}, Stock: ${product.stock}, Category: ${product.category}`); }); }; const filterProductsByCategory = (category: ProductCategory): Product[] => { return products.filter((product) => product.category === category); }; displayAvailableProducts(); const electronicsProducts = filterProductsByCategory(ProductCategory.Electronics); console.log(electronicsProducts); displayAvailableProducts menggunakan void sebagai tipe kembalian karena tidak mengembalikan apa pun.filterProductsByCategory adalah arrow function yang menyaring produk berdasarkan kategori tertentu. 6. Menjalankan Proyek Tambahkan skrip berikut di dalam package.json untuk menjalankan proyek: "scripts": { "dev": "ts-node-dev src/index.ts" } Kemudian jalankan proyek dengan: npm run dev Contoh 5 Kesalahan Umum Ketika Menggunakan TypeScript Meskipun TypeScript membantu menulis kode yang lebih aman dan terstruktur, ada beberapa kesalahan umum yang sering terjadi, terutama bagi pemula. Berikut ini adalah 5 contoh kesalahan saat menggunakan TypeScript, lengkap dengan penjelasan dan contoh koding. 1. Mengabaikan Strict Typing Salah satu kesalahan umum adalah mengabaikan sistem pengetikan ketat TypeScript dengan tidak mendefinisikan tipe data secara eksplisit. Ini bisa menghilangkan manfaat utama dari TypeScript. let productName = 'Laptop'; // TypeScript secara otomatis menganggap ini string productName = 123; // Kesalahan: Type 'number' tidak bisa ditetapkan ke type 'string' Solusi: Selalu mendefinisikan tipe data secara eksplisit untuk menghindari masalah ini. let productName: string = 'Laptop'; productName = 'Smartphone'; // Tidak ada kesalahan karena tipe tetap string 2. Tidak Menangani Nilai undefined dan null Ketika bekerja dengan nilai yang mungkin undefined atau null, mengabaikan kemungkinan ini bisa menyebabkan kesalahan pada runtime. TypeScript sering kali mengharuskan kita untuk menangani nilai tersebut dengan baik. function getProductById(id: number): string | undefined { if (id === 1) { return 'Laptop'; } } let product = getProductById(2); console.log(product.toUpperCase()); // Kesalahan: Tidak bisa membaca 'toUpperCase' dari 'undefined' Solusi: Gunakan pengecekan untuk menangani kemungkinan undefined atau null. let product = getProductById(2); if (product) { console.log(product.toUpperCase()); // Tidak ada kesalahan } 3. Salah Menggunakan any Menggunakan tipe any terlalu sering dapat merusak keamanan tipe di TypeScript, karena kita kehilangan manfaat dari pengetikan yang ketat. let product: any = 'Laptop'; product = 123; // Tidak ada kesalahan, tetapi bisa menyebabkan bug di runtime Solusi: Hindari penggunaan any sebanyak mungkin, dan gunakan tipe yang lebih spesifik. let product: string = 'Laptop'; // product = 123; // Kesalahan: Type 'number' tidak bisa ditetapkan ke type 'string' 4. Salah Menggunakan Union Types Union types memungkinkan variabel untuk memiliki lebih dari satu tipe, tetapi penggunaan yang salah bisa menimbulkan kebingungan. function displayProductInfo(product: string | number) { console.log(product.toUpperCase()); // Kesalahan: Property 'toUpperCase' tidak ada di type 'number' } Solusi: Gunakan pengecekan tipe (type guard) sebelum memanggil metode atau melakukan operasi yang spesifik untuk tipe tertentu. function displayProductInfo(product: string | number) { if (typeof product === 'string') { console.log(product.toUpperCase()); // Tidak ada kesalahan } else { console.log(product); // Menangani tipe number } } 5. Salah Mendefinisikan Object dan Array Types Kesalahan umum lainnya adalah mendefinisikan tipe objek atau array tanpa spesifik, seperti menggunakan object atau any[] yang terlalu umum dan tidak aman. let product: object = { name: 'Laptop', price: 15000 }; console.log(product.name); // Kesalahan: Property 'name' tidak ada di type 'object' Solusi: Gunakan interface atau type untuk mendefinisikan struktur objek atau array dengan lebih jelas. interface Product { name: string; price: number; } let product: Product = { name: 'Laptop', price: 15000 }; console.log(product.name); // Tidak ada kesalahan Kesimpulan dan Saran Dalam mempelajari TypeScript, ada banyak kesalahan yang bisa dihindari dengan memahami konsep-konsep dasarnya secara mendalam. Dengan pengetikan yang ketat dan berbagai fitur canggih, TypeScript membantu programmer menulis kode yang lebih aman, terstruktur, dan mudah dikelola dalam proyek besar. Bagi programmer pemula maupun berpengalaman, belajar dan berlatih TypeScript akan memperkaya kemampuan dalam membangun aplikasi web modern. Jika Anda ingin memperdalam pemahaman Anda tentang TypeScript atau teknologi web lainnya, belajar bareng mentor expert di BuildWithAngga bisa menjadi pilihan terbaik. Anda akan mendapatkan akses materi seumur hidup, konsultasi langsung dengan mentor berpengalaman, serta kesempatan membangun portfolio modern yang siap digunakan untuk bekerja. Dengan bimbingan dari para ahli, Anda bisa lebih percaya diri dalam mengembangkan kemampuan dan meraih karier yang sukses di dunia programming.

Kelas Tutorial React JS Pemula: Belajar useState dan useEffect Hooks Pada Web Point of Sales di BuildWithAngga

Tutorial React JS Pemula: Belajar useState dan useEffect Hooks Pada Web Point of Sales

Di era digital saat ini, setiap perusahaan wajib memiliki website modern dan dinamis untuk memberikan pengalaman terbaik kepada pengguna. Website yang lambat atau sulit digunakan dapat membuat calon pelanggan pergi ke kompetitor. Website modern tidak hanya tentang tampilan yang menarik, tapi juga bagaimana fungsinya dapat memberikan kenyamanan saat digunakan, mulai dari kecepatan loading hingga interaksi yang mulus di setiap fitur. React JS adalah salah satu framework yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pembuatan website dinamis tersebut. Dengan berbagai fitur menarik yang tersedia, seperti useState dan useEffect, React memungkinkan developer untuk mengelola state dan side effects dengan lebih mudah. React JS dirancang agar developer dapat membangun komponen-komponen UI yang efisien dan interaktif, dengan memanfaatkan hooks seperti useState untuk mengelola data atau nilai di dalam aplikasi dan useEffect untuk menangani efek samping yang terjadi saat rendering. Hooks seperti useState dan useEffect membantu membuat kode menjadi lebih bersih dan lebih mudah dipelihara, terutama dalam web development modern yang membutuhkan responsivitas tinggi. Dengan React, developer dapat membuat website yang dinamis, efisien, dan mudah dikembangkan seiring pertumbuhan bisnis. Apa Itu useState dan useEffect pada React JS? useState dan useEffect adalah dua hook yang paling umum digunakan dalam React JS. Keduanya memiliki peran penting dalam membantu developer mengelola state dan side effects saat membangun aplikasi berbasis komponen. useState adalah hook yang digunakan untuk mengelola state di dalam komponen React. Ketika kita membuat komponen dalam React, terkadang kita perlu menyimpan dan mengubah data seiring berjalannya waktu, misalnya data input dari pengguna atau hasil perhitungan. Dengan useState, developer dapat membuat variabel yang dinamis, dan ketika nilai tersebut berubah, React akan secara otomatis merender ulang komponen yang bersangkutan. Di sisi lain, useEffect adalah hook yang digunakan untuk menangani efek samping dalam komponen. Efek samping ini bisa berupa pengambilan data dari API, manipulasi DOM secara langsung, atau berinteraksi dengan layanan eksternal. Dengan useEffect, kita bisa menentukan kapan sebuah fungsi dijalankan setelah rendering, sehingga membantu sinkronisasi antara komponen dan sumber data eksternal. Fitur yang Dapat Dibangun dengan useState dan useEffect di Website Point of Sales Pada website point of sales (POS), useState dan useEffect bisa dimanfaatkan untuk membangun berbagai fitur dinamis yang mendukung operasional penjualan. Berikut beberapa contoh fitur yang dapat dikembangkan: Manajemen Keranjang Belanja: Dengan useState, kita bisa mengelola daftar barang yang ditambahkan ke dalam keranjang oleh pengguna. Setiap kali pengguna menambah atau menghapus produk, nilai keranjang akan diperbarui secara otomatis, dan tampilan total harga akan berubah sesuai dengan barang yang ada.Mengambil Data Produk dari API: Dengan useEffect, kita bisa mengambil data produk secara real-time dari API. Misalnya, ketika pengguna membuka halaman POS, useEffect akan digunakan untuk memuat daftar produk terbaru dari server sehingga pengguna selalu mendapatkan informasi stok terkini.Hitung Total Harga Transaksi: Menggunakan useState untuk menyimpan nilai total transaksi, kita bisa membuat fitur yang menghitung harga total berdasarkan produk yang dipilih oleh pengguna. Jika pengguna menambah produk ke keranjang, total harga akan langsung diperbarui.Notifikasi Perubahan Stok: Dengan kombinasi useState dan useEffect, kita bisa membuat notifikasi yang muncul ketika ada perubahan stok produk. Misalnya, ketika sebuah produk hampir habis, useEffect bisa memicu notifikasi untuk mengingatkan pengguna atau kasir. Kedua hook ini sangat membantu dalam membangun aplikasi yang dinamis dan responsif, seperti website POS, yang memerlukan interaksi real-time dengan pengguna dan sistem backend. Tata Cara Membuat Projek Website Point of Sales Menggunakan Terminal dan Vite Untuk memulai proyek website point of sales (POS) menggunakan React dengan Vite, kita bisa mengikuti beberapa langkah dasar berikut ini. Dalam tutorial ini, kita akan menginstal Vite sebagai tool build yang cepat untuk proyek React. Langkah 1: Install Node.js dan npm Sebelum memulai, pastikan kamu sudah menginstal Node.js dan npm (Node Package Manager) di komputermu. Node.js diperlukan untuk menjalankan perintah-perintah JavaScript di terminal, sementara npm digunakan untuk mengelola package yang dibutuhkan oleh proyek React. Untuk memeriksa apakah Node.js sudah terinstal, jalankan perintah ini di terminal: node -v Jika Node.js sudah terinstal, akan muncul versi Node.js yang sedang kamu gunakan. Jika belum, silakan download dan instal dari website resmi Node.js. Langkah 2: Membuat Proyek Baru dengan Vite Setelah Node.js terinstal, kamu bisa membuat proyek React baru dengan menggunakan Vite. Buka terminal, lalu jalankan perintah berikut: npm create vite@latest Setelah itu, kamu akan diminta untuk memberikan nama proyek. Misalnya, kamu bisa menamainya pos-website. Kemudian pilih template React ketika ditanya tentang jenis proyek yang ingin kamu buat. Vite akan menginstal semua dependensi dasar yang dibutuhkan untuk memulai proyek React. Langkah 3: Masuk ke Direktori Proyek Setelah proses instalasi selesai, masuk ke direktori proyek dengan perintah: cd pos-website Langkah 4: Instal Dependensi Proyek Di dalam direktori proyek, kamu perlu menginstal semua dependensi yang dibutuhkan untuk menjalankan proyek Vite React. Jalankan perintah berikut: npm install Ini akan menginstal semua package yang diperlukan seperti React, React DOM, dan dependensi Vite lainnya. Langkah 5: Menjalankan Proyek di Server Lokal Setelah instalasi selesai, kamu bisa langsung menjalankan proyek POS dengan perintah berikut: npm run dev Vite akan memulai server lokal untuk proyekmu, dan kamu bisa melihat proyek berjalan di browser melalui URL http://localhost:3000 atau alamat lain yang ditampilkan di terminal. Langkah 6: Struktur Folder Dasar Proyek Vite Setelah berhasil menjalankan proyek, kamu akan melihat struktur folder dasar seperti ini: index.html: file utama untuk struktur HTML dasar.src: folder ini berisi file-file JavaScript dan komponen React. Di dalam folder src, kamu akan menemukan App.jsx yang menjadi file utama untuk komponen React. Langkah 7: Membuat Komponen untuk Fitur POS Untuk membangun fitur point of sales, kita bisa mulai dengan membuat beberapa komponen React. Sebagai contoh, buat komponen ProductList.jsx di dalam folder src/components: mkdir src/components touch src/components/ProductList.jsx Di dalam file ProductList.jsx, kamu bisa mulai menuliskan kode untuk menampilkan daftar produk. Tata Cara Menerapkan useState pada Website Point of Sales Berikut adalah panduan untuk menerapkan useState pada aplikasi website point of sales menggunakan React. Dalam contoh ini, kita akan menggunakan useState untuk mengelola daftar produk dan menambahkan fitur sederhana seperti menambahkan produk ke keranjang. Kami akan menggunakan data dummy untuk mencontohkan bagaimana useState bekerja. Langkah 1: Buat Data Dummy Produk Pertama, buat data dummy produk di dalam komponen. Kamu bisa menyimpan data ini di dalam komponen utama atau dalam file terpisah. Untuk keperluan demo, kita akan membuatnya langsung di dalam komponen. const products = [ { id: 1, name: "Product A", price: 100 }, { id: 2, name: "Product B", price: 200 }, { id: 3, name: "Product C", price: 300 }, ]; Langkah 2: Buat Komponen ProductList Selanjutnya, buat komponen ProductList yang akan menampilkan daftar produk. Kita akan menggunakan useState untuk menyimpan data produk yang ada di keranjang. import React, { useState } from "react"; const ProductList = () => { const [cart, setCart] = useState([]); const addToCart = (product) => { setCart([...cart, product]); }; return ( <div> <h3>Daftar Produk</h3> {products.map((product) => ( <div key={product.id}> <p>{product.name}</p> <p>Harga: {product.price}</p> <button onClick={() => addToCart(product)}>Tambah ke Keranjang</button> </div> ))} <h3>Keranjang</h3> {cart.length > 0 ? ( cart.map((item, index) => ( <div key={index}> <p>{item.name}</p> <p>Harga: {item.price}</p> </div> )) ) : ( <p>Keranjang kosong</p> )} </div> ); }; export default ProductList; Langkah 3: Menggunakan useState untuk Menambah Produk ke Keranjang Dalam komponen di atas, kita menggunakan useState untuk membuat state cart yang akan menyimpan produk yang ditambahkan ke keranjang. Fungsi setCart digunakan untuk memperbarui daftar produk di keranjang ketika pengguna mengklik tombol "Tambah ke Keranjang". Dengan memanggil setCart([...cart, product]), kita menambahkan produk baru ke dalam array cart tanpa mengubah data sebelumnya. Langkah 4: Tampilkan Data Keranjang Setelah menambahkan produk ke keranjang, kita menampilkan produk yang ada di dalam keranjang di bagian bawah halaman. Jika keranjang kosong, akan muncul pesan "Keranjang kosong". Jika ada produk, produk tersebut akan ditampilkan bersama dengan harganya. Dengan cara ini, useState membantu kita mengelola data secara dinamis sesuai interaksi pengguna, seperti menambahkan produk ke keranjang dalam aplikasi point of sales. Tata Cara Menerapkan useEffect pada Website Point of Sales Berikut adalah panduan untuk menerapkan useEffect pada website point of sales (POS) menggunakan React. Dalam contoh ini, kita akan menggunakan useEffect untuk melakukan simulasi pengambilan data produk dari API menggunakan data dummy. Langkah 1: Buat Komponen ProductList dengan useEffect Buat komponen React bernama ProductList di mana kita akan menggunakan useEffect untuk memuat data produk saat komponen pertama kali dirender. import React, { useState, useEffect } from "react"; const ProductList = () => { const [products, setProducts] = useState([]); useEffect(() => { // Simulasi pengambilan data produk dari API menggunakan data dummy const fetchProducts = async () => { const dummyProducts = [ { id: 1, name: "Product A", price: 100 }, { id: 2, name: "Product B", price: 200 }, { id: 3, name: "Product C", price: 300 }, ]; // Simulasi waktu tunggu seperti ketika mengambil data dari API setTimeout(() => { setProducts(dummyProducts); }, 1000); }; fetchProducts(); }, []); // Dependency array kosong untuk menjalankan useEffect hanya sekali saat komponen di-mount return ( <div> <h3>Daftar Produk</h3> {products.length > 0 ? ( products.map((product) => ( <div key={product.id}> <p>{product.name}</p> <p>Harga: {product.price}</p> </div> )) ) : ( <p>Loading produk...</p> )} </div> ); }; export default ProductList; Langkah 2: Memahami useEffect untuk Pengambilan Data Dalam contoh di atas, useEffect digunakan untuk menjalankan fungsi fetchProducts hanya satu kali ketika komponen pertama kali dimuat. Ini dilakukan dengan memberikan array dependency kosong [] pada useEffect, yang berarti efek ini hanya akan dijalankan sekali ketika komponen pertama kali dirender. Fungsi fetchProducts mensimulasikan pengambilan data dari API dengan menggunakan data dummy. Dalam contoh ini, kita menggunakan setTimeout untuk mensimulasikan keterlambatan pengambilan data, seolah-olah kita sedang memanggil API dan menunggu respons. Setelah satu detik, kita memperbarui state products dengan data dummy. Langkah 3: Tampilkan Data Produk Setelah data produk diambil, kita memeriksa apakah products memiliki data. Jika data sudah dimuat, produk ditampilkan di layar. Jika data masih dalam proses diambil, kita menampilkan pesan "Loading produk..." untuk memberikan feedback visual kepada pengguna. Dengan useEffect, kita dapat mengatur logika pengambilan data secara mudah tanpa harus menulis banyak kode tambahan. Hook ini sangat bermanfaat dalam pengembangan aplikasi point of sales yang memerlukan pengambilan data produk secara real-time dari API atau sumber data lainnya. Apa Itu Dependency Array pada useEffect? Dependency array pada useEffect adalah parameter opsional yang digunakan untuk mengontrol kapan efek di dalam useEffect akan dijalankan ulang. Dengan menambahkan nilai-nilai tertentu ke dalam array ini, React akan memantau perubahan pada nilai-nilai tersebut dan menjalankan efek kembali hanya ketika salah satu nilai berubah. Jika dependency array kosong ([]), useEffect hanya akan dijalankan sekali ketika komponen pertama kali dirender (atau di-mount). Jika ada nilai di dalam array, useEffect akan dijalankan setiap kali salah satu nilai tersebut berubah. Ini sangat berguna untuk mengoptimalkan kinerja komponen agar tidak terus-menerus menjalankan efek yang tidak perlu. Contoh Penerapan Dependency Array pada Website Point of Sales Pada website point of sales (POS), useEffect dengan dependency array dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti: Mengambil Data Produk Sekali Saat Halaman Dimuat Dalam aplikasi POS, kita sering kali perlu mengambil data produk dari API atau server. Dengan dependency array kosong, kita bisa memastikan pengambilan data hanya dilakukan sekali saat halaman pertama kali dimuat, sehingga data produk tidak perlu diambil ulang setiap kali komponen dirender ulang.Menampilkan Detail Produk Berdasarkan Pilihan Pengguna Jika pengguna mengklik salah satu produk dari daftar, kita dapat menggunakan dependency array untuk menjalankan efek setiap kali produk yang dipilih berubah. Sebagai contoh, ketika pengguna memilih produk, data produk tersebut bisa di-fetch atau diambil dari state yang ada, kemudian useEffect akan dijalankan untuk menampilkan detail produk.Memperbarui Harga Total Berdasarkan Daftar Produk di Keranjang Dalam kasus lain, jika aplikasi POS memiliki fitur keranjang belanja, useEffect dengan dependency array dapat digunakan untuk menghitung total harga setiap kali daftar produk di keranjang berubah. Dependency array akan memuat data keranjang, dan useEffect akan dijalankan ulang setiap kali ada perubahan di dalam keranjang, sehingga total harga selalu diperbarui. Apakah Syarat Menerapkan Dependency Array dengan Value yang Tidak Kosong Harus Melakukan Fetch Endpoint API? Penerapan dependency array dengan value yang tidak kosong dalam useEffect tidak harus selalu terkait dengan melakukan fetch endpoint API. Dependency array berfungsi untuk mengontrol kapan useEffect akan dijalankan ulang berdasarkan perubahan nilai di dalam array tersebut. Ini berarti dependency array bisa memantau state, props, atau nilai apa pun yang berubah dalam komponen, dan tidak harus selalu berhubungan dengan API call. Sebagai contoh, dependency array bisa digunakan untuk memperbarui UI berdasarkan interaksi pengguna atau perubahan state tanpa melibatkan API sama sekali. Berikut ini adalah contoh di mana dependency array digunakan tanpa melakukan fetch dari API: import React, { useState, useEffect } from "react"; const ProductList = () => { const [selectedProduct, setSelectedProduct] = useState(null); const [message, setMessage] = useState(""); useEffect(() => { // Set pesan ketika produk yang dipilih berubah if (selectedProduct) { setMessage(`Anda memilih ${selectedProduct.name}`); } }, [selectedProduct]); // Dependency array memantau perubahan nilai selectedProduct const products = [ { id: 1, name: "Product A", price: 100 }, { id: 2, name: "Product B", price: 200 }, { id: 3, name: "Product C", price: 300 }, ]; const handleProductClick = (product) => { setSelectedProduct(product); }; return ( <div> <h3>Daftar Produk</h3> {products.map((product) => ( <div key={product.id} style={{ border: "1px solid #ccc", padding: "10px", margin: "10px 0" }}> <p>{product.name}</p> <p>Harga: {product.price}</p> <button onClick={() => handleProductClick(product)}>Pilih Produk</button> </div> ))} <div> <h3>Pesan</h3> <p>{message}</p> </div> </div> ); }; export default ProductList; Pada contoh di atas, useEffect digunakan untuk menampilkan pesan setiap kali pengguna memilih produk dari daftar. Dependency array berisi selectedProduct, yang berarti useEffect hanya akan dijalankan ketika nilai selectedProduct berubah, yaitu ketika pengguna memilih produk baru. Ini tidak melibatkan fetch API, namun tetap menggunakan dependency array untuk mengontrol kapan efek dijalankan. Dalam kasus lain, dependency array juga bisa digunakan untuk memantau nilai seperti props yang diberikan dari komponen induk, atau state internal yang berubah karena interaksi pengguna. Jadi, penggunaan dependency array tidak terbatas pada fetch data dari API, melainkan bisa untuk segala jenis perubahan nilai dalam aplikasi React. Tata Cara Menerapkan useEffect dengan Dependency Array pada Website Point of Sales Dalam contoh ini, kita akan menggunakan useEffect dengan dependency array yang nilainya akan berubah setiap kali pengguna mengklik produk. Ketika produk diklik, nilai dalam dependency array akan diperbarui, dan detail produk yang dipilih akan ditampilkan di sebelah kanan layar. Langkah 1: Siapkan Komponen dan Data Produk Buat komponen ProductList yang memuat daftar produk menggunakan data dummy. Produk yang dipilih oleh pengguna akan disimpan dalam state selectedProduct, dan detail produk tersebut akan ditampilkan setelah nilai dependency array berubah. import React, { useState, useEffect } from "react"; const ProductList = () => { const [products, setProducts] = useState([]); const [selectedProduct, setSelectedProduct] = useState(null); const [productDetails, setProductDetails] = useState(null); useEffect(() => { // Simulasi pengambilan data produk dari API const dummyProducts = [ { id: 1, name: "Product A", price: 100, description: "Deskripsi Product A" }, { id: 2, name: "Product B", price: 200, description: "Deskripsi Product B" }, { id: 3, name: "Product C", price: 300, description: "Deskripsi Product C" }, ]; // Simulasi delay untuk pengambilan data setTimeout(() => { setProducts(dummyProducts); }, 1000); }, []); // Dependency array kosong untuk dijalankan sekali saat komponen di-mount // useEffect dengan dependency array yang memantau perubahan selectedProduct useEffect(() => { if (selectedProduct) { // Menampilkan detail produk berdasarkan produk yang dipilih setProductDetails({ name: selectedProduct.name, price: selectedProduct.price, description: selectedProduct.description, }); } }, [selectedProduct]); // Efek ini akan dijalankan setiap kali selectedProduct berubah return ( <div style={{ display: "flex" }}> <ProductCards products={products} setSelectedProduct={setSelectedProduct} /> <ProductDetails product={productDetails} /> </div> ); }; Langkah 2: Komponen untuk Menampilkan Daftar Produk Buat komponen ProductCards yang menampilkan daftar produk dari props dan memungkinkan pengguna memilih produk. const ProductCards = ({ products, setSelectedProduct }) => { const handleProductClick = (product) => { setSelectedProduct(product); }; return ( <div style={{ width: "50%" }}> <h3>Daftar Produk</h3> {products.length > 0 ? ( products.map((product) => ( <div key={product.id} style={{ border: "1px solid #ccc", padding: "10px", margin: "10px 0" }}> <p>{product.name}</p> <p>Harga: {product.price}</p> <button onClick={() => handleProductClick(product)}>Lihat Detail</button> </div> )) ) : ( <p>Loading produk...</p> )} </div> ); }; Langkah 3: Komponen untuk Menampilkan Detail Produk Setelah produk dipilih, detail produk akan ditampilkan di bagian kanan layar berdasarkan produk yang dipilih. const ProductDetails = ({ product }) => { return ( <div style={{ width: "50%", paddingLeft: "20px" }}> <h3>Detail Produk</h3> {product ? ( <div> <p><strong>{product.name}</strong></p> <p>Harga: {product.price}</p> <p>Deskripsi: {product.description}</p> </div> ) : ( <p>Pilih produk untuk melihat detail</p> )} </div> ); }; Langkah 4: Memahami Dependency Array Dalam contoh ini: useEffect pertama digunakan untuk memuat data produk saat komponen pertama kali dirender. Dependency array kosong ([]) memastikan efek hanya dijalankan sekali.useEffect kedua digunakan untuk memantau perubahan nilai selectedProduct. Setiap kali pengguna mengklik produk, selectedProduct diperbarui, yang memicu useEffect kedua untuk memperbarui state productDetails. Dependency array [selectedProduct] memastikan bahwa efek hanya dijalankan ketika ada perubahan pada selectedProduct. Dengan cara ini, setiap kali pengguna mengklik sebuah produk, detail produk akan muncul di sebelah kanan layar berkat perubahan pada dependency array. Beberapa Contoh Fitur Point of Sales yang Tidak Seharusnya Menggunakan useEffect atau Dependency Array Meskipun useEffect dengan dependency array sangat berguna dalam banyak kasus, ada situasi di mana menggunakan useState saja adalah pendekatan yang lebih baik, terutama jika fitur yang diimplementasikan tidak memerlukan efek samping. Dalam aplikasi point of sales (POS), ada beberapa fitur yang cukup sederhana untuk dikelola dengan useState saja tanpa perlu menggunakan useEffect. Penggunaan useEffect secara berlebihan dapat membuat kode lebih kompleks daripada yang diperlukan. Berikut adalah beberapa contoh fitur point of sales yang lebih baik dikelola dengan useState saja tanpa useEffect. Contoh 1: Mengelola Kuantitas Produk dalam Keranjang Belanja Pada aplikasi POS, ketika pengguna menambah atau mengurangi kuantitas produk dalam keranjang, kita tidak memerlukan useEffect karena perubahan kuantitas dapat langsung dikelola dengan useState. import React, { useState } from "react"; const Cart = () => { const [cartItems, setCartItems] = useState([ { id: 1, name: "Product A", quantity: 1, price: 100 }, { id: 2, name: "Product B", quantity: 2, price: 200 }, ]); const increaseQuantity = (id) => { const updatedCartItems = cartItems.map(item => item.id === id ? { ...item, quantity: item.quantity + 1 } : item ); setCartItems(updatedCartItems); }; const decreaseQuantity = (id) => { const updatedCartItems = cartItems.map(item => item.id === id && item.quantity > 1 ? { ...item, quantity: item.quantity - 1 } : item ); setCartItems(updatedCartItems); }; return ( <div> <h3>Keranjang Belanja</h3> {cartItems.map(item => ( <div key={item.id}> <p>{item.name}</p> <p>Harga: {item.price}</p> <p>Kuantitas: {item.quantity}</p> <button onClick={() => increaseQuantity(item.id)}>Tambah</button> <button onClick={() => decreaseQuantity(item.id)}>Kurangi</button> </div> ))} </div> ); }; export default Cart; Penjelasan: Di sini, useState digunakan untuk mengelola daftar produk dan kuantitasnya dalam keranjang.Tidak diperlukan useEffect karena setiap perubahan langsung dapat dikelola melalui fungsi handler (increaseQuantity dan decreaseQuantity) yang mengubah state. Contoh 2: Menampilkan Total Harga Berdasarkan Produk di Keranjang Untuk menghitung total harga barang-barang dalam keranjang, kita bisa langsung menghitungnya di dalam JSX tanpa perlu memisahkan logika ke dalam useEffect. Ini adalah contoh di mana menggunakan useState saja sudah cukup, karena perhitungan total harga adalah hasil langsung dari state yang ada. import React, { useState } from "react"; const CartWithTotal = () => { const [cartItems, setCartItems] = useState([ { id: 1, name: "Product A", quantity: 1, price: 100 }, { id: 2, name: "Product B", quantity: 2, price: 200 }, ]); const totalPrice = cartItems.reduce((total, item) => total + item.price * item.quantity, 0); return ( <div> <h3>Keranjang Belanja</h3> {cartItems.map(item => ( <div key={item.id}> <p>{item.name}</p> <p>Harga: {item.price}</p> <p>Kuantitas: {item.quantity}</p> </div> ))} <h3>Total Harga: {totalPrice}</h3> </div> ); }; export default CartWithTotal; Penjelasan: Tidak ada kebutuhan untuk menggunakan useEffect di sini karena total harga dapat dihitung langsung dari state yang ada setiap kali komponen dirender.Menggunakan useState untuk menyimpan item keranjang sudah cukup, dan perhitungan total harga bisa dilakukan dalam JSX, sehingga lebih sederhana dan efisien. Contoh 3: Menampilkan Pesan Berdasarkan Kondisi Simpel Jika Anda ingin menampilkan pesan sederhana berdasarkan apakah keranjang belanja kosong atau tidak, ini juga tidak memerlukan useEffect. Anda bisa memeriksa kondisi langsung di JSX menggunakan useState. import React, { useState } from "react"; const CartMessage = () => { const [cartItems, setCartItems] = useState([]); return ( <div> <h3>Keranjang Belanja</h3> {cartItems.length > 0 ? ( cartItems.map(item => ( <div key={item.id}> <p>{item.name}</p> <p>Harga: {item.price}</p> <p>Kuantitas: {item.quantity}</p> </div> )) ) : ( <p>Keranjang kosong</p> )} </div> ); }; export default CartMessage; Penjelasan: Tidak diperlukan useEffect karena kondisi apakah keranjang kosong atau tidak bisa langsung diperiksa berdasarkan panjang array cartItems.useState sudah cukup untuk mengelola state dan menampilkan pesan yang sesuai di JSX tanpa efek samping tambahan. Mengapa Tidak Menggunakan useEffect? useEffect sebaiknya digunakan ketika Anda membutuhkan efek samping seperti pengambilan data dari API, melakukan sinkronisasi state dengan sumber eksternal, atau mengatur event listener.Dalam contoh-contoh di atas, tidak ada efek samping yang terjadi. Semua perubahan state langsung berpengaruh pada rendering komponen, sehingga tidak perlu ada penggunaan useEffect. 3 Contoh Kesalahan Ketika Menerapkan useEffect pada Proyek Point of Sales Dalam pengembangan aplikasi dengan React, khususnya aplikasi point of sales (POS), useEffect sering kali disalahgunakan atau diterapkan secara tidak tepat, yang dapat menyebabkan masalah performa, logika bisnis yang salah, atau bug sulit terdeteksi. Berikut adalah tiga kesalahan umum dalam penerapan useEffect di proyek POS, serta solusi untuk memperbaikinya. Kesalahan 1: Memasukkan State yang Tidak Perlu ke dalam Dependency Array Kesalahan umum adalah memasukkan state yang selalu berubah secara terus-menerus ke dalam dependency array, yang menyebabkan useEffect dijalankan berulang-ulang dan tidak efisien. Contoh Koding: import React, { useState, useEffect } from "react"; const Cart = () => { const [cartItems, setCartItems] = useState([]); const [totalPrice, setTotalPrice] = useState(0); useEffect(() => { // Menghitung total harga setiap kali ada perubahan pada cartItems setTotalPrice(cartItems.reduce((total, item) => total + item.price * item.quantity, 0)); }, [cartItems, totalPrice]); // Kesalahan: memasukkan totalPrice ke dalam dependency array const addItemToCart = (newItem) => { setCartItems([...cartItems, newItem]); }; return ( <div> <h3>Total Harga: {totalPrice}</h3> <button onClick={() => addItemToCart({ id: 1, name: "Product A", price: 100, quantity: 1 })}> Tambah Produk A </button> </div> ); }; export default Cart; Kesalahan: Memasukkan totalPrice ke dalam dependency array menyebabkan useEffect terus dijalankan ulang setiap kali totalPrice berubah, padahal totalPrice sudah diperbarui di dalam efek tersebut. Solusi: Hapus totalPrice dari dependency array karena kita hanya perlu memantau perubahan pada cartItems. Perbaikan Koding: useEffect(() => { setTotalPrice(cartItems.reduce((total, item) => total + item.price * item.quantity, 0)); }, [cartItems]); // Dependency hanya pada cartItems Kesalahan 2: Menggunakan useEffect untuk Operasi yang Bisa Dilakukan Langsung di JSX Kesalahan lainnya adalah menggunakan useEffect untuk tugas yang sebenarnya bisa langsung dilakukan di JSX, seperti perhitungan sederhana atau render kondisional. Ini memperumit kode dan tidak efisien. Contoh Koding: import React, { useState, useEffect } from "react"; const CartMessage = () => { const [cartItems, setCartItems] = useState([]); const [message, setMessage] = useEffect(""); useEffect(() => { if (cartItems.length > 0) { setMessage("Keranjang Anda tidak kosong"); } else { setMessage("Keranjang kosong"); } }, [cartItems]); // Kesalahan: Menggunakan useEffect untuk mengatur pesan sederhana return ( <div> <h3>{message}</h3> </div> ); }; export default CartMessage; Kesalahan: Menggunakan useEffect untuk mengatur pesan sederhana seperti "Keranjang kosong" atau "Keranjang tidak kosong", yang sebenarnya bisa langsung dikelola di JSX. Solusi: Alihkan logika ini langsung ke dalam JSX tanpa menggunakan useEffect, karena tidak ada efek samping yang perlu ditangani. Perbaikan Koding: const CartMessage = () => { const [cartItems, setCartItems] = useState([]); return ( <div> <h3>{cartItems.length > 0 ? "Keranjang Anda tidak kosong" : "Keranjang kosong"}</h3> </div> ); }; Kesalahan 3: Menjalankan Fetch Data Berulang Kali Tanpa Menggunakan Dependency Array yang Tepat Kesalahan yang sering terjadi adalah tidak menetapkan dependency array dengan benar pada useEffect, yang menyebabkan fetch data atau efek lainnya dijalankan berulang-ulang setiap kali komponen dirender. Contoh Koding: import React, { useState, useEffect } from "react"; const ProductList = () => { const [products, setProducts] = useState([]); useEffect(() => { // Mengambil data produk setiap kali komponen dirender fetch("<https://api.example.com/products>") .then((response) => response.json()) .then((data) => setProducts(data)); }); // Kesalahan: Tidak ada dependency array, menyebabkan fetch terus-menerus return ( <div> <h3>Daftar Produk</h3> {products.map((product) => ( <div key={product.id}> <p>{product.name}</p> <p>Harga: {product.price}</p> </div> ))} </div> ); }; export default ProductList; Kesalahan: Karena tidak ada dependency array, useEffect dijalankan setiap kali komponen dirender, sehingga fetch data terus-menerus dilakukan, yang mengakibatkan beban berlebih pada aplikasi dan server. Solusi: Gunakan dependency array kosong [] jika Anda hanya ingin fetch data satu kali ketika komponen pertama kali di-mount. Perbaikan Koding: useEffect(() => { fetch("<https://api.example.com/products>") .then((response) => response.json()) .then((data) => setProducts(data)); }, []); // Dependency array kosong agar fetch hanya dijalankan sekali Kesimpulan Kesalahan pertama adalah memasukkan state yang tidak perlu ke dalam dependency array, yang menyebabkan efek dijalankan berulang-ulang.Kesalahan kedua adalah menggunakan useEffect untuk tugas sederhana yang bisa langsung ditangani dalam JSX.Kesalahan ketiga adalah tidak menggunakan dependency array dengan benar, yang menyebabkan efek seperti fetch data dijalankan terus-menerus. Dengan memahami kesalahan umum ini, Anda dapat mengoptimalkan penggunaan useEffect di proyek React, khususnya dalam aplikasi point of sales, dan memastikan performa serta logika aplikasi tetap efisien dan mudah di-maintain. Kesimpulan dan Penutup Dalam mengembangkan aplikasi point of sales atau proyek lain dengan React, memahami bagaimana cara yang benar dalam menggunakan useEffect dan useState sangatlah penting untuk memastikan performa aplikasi yang optimal dan efisien. Menghindari kesalahan umum, seperti memasukkan state yang tidak perlu dalam dependency array atau menjalankan logika sederhana di dalam useEffect, akan membuat kode Anda lebih bersih dan mudah dikelola. Setiap orang dapat belajar lebih dalam tentang pengembangan aplikasi dan React di BuildWithAngga. Dengan bergabung, Anda akan mendapatkan berbagai manfaat, termasuk konsultasi dengan mentor yang berpengalaman, akses materi selamanya, serta kesempatan untuk membangun portofolio terbaik yang akan meningkatkan peluang Anda dalam mendapatkan pekerjaan di dunia industri teknologi. Temukan pengalaman belajar yang menyenangkan dan terstruktur bersama BuildWithAngga, di mana Anda dapat mempercepat karir Anda di dunia web development dan teknologi lainnya.

Kelas Tutorial Next JS 14 Pemula: Cara Mapping Data dan Mengirim Data ke Component di BuildWithAngga

Tutorial Next JS 14 Pemula: Cara Mapping Data dan Mengirim Data ke Component

Next.js adalah salah satu framework JavaScript yang sangat populer dan sering digunakan oleh developer dalam membangun website modern. Mengapa? Karena Next.js tidak hanya menawarkan performa tinggi, tetapi juga memudahkan developer dalam mengelola data dan state yang berbeda-beda. Ketika membangun sebuah website yang kompleks, seperti toko online atau aplikasi dengan banyak interaksi, menggunakan Next.js dapat menjadi pilihan terbaik. Framework ini memungkinkan pengelolaan data secara efisien, membuat pengelolaan state lebih mudah, serta memberikan fitur-fitur seperti rendering server-side yang meningkatkan performa dan SEO website. Next.js juga memudahkan developer untuk membuat website dengan struktur yang terorganisir dengan baik, sehingga cocok untuk proyek-proyek yang skalanya besar maupun kecil. Selain itu, framework ini sangat mendukung modularitas, di mana kita bisa dengan mudah membagi komponen-komponen website menjadi bagian yang lebih kecil, membuatnya lebih mudah untuk dikelola dan dikembangkan. Mengirim Data Antar Komponen di Next.js Dalam pengembangan website modern, sering kali kita bekerja dengan data dalam jumlah besar. Data tersebut harus dikelola dan ditampilkan dengan baik pada tampilan yang diinginkan. Di sinilah Next.js sangat membantu. Salah satu kemampuan dasar yang perlu dikuasai ketika menggunakan Next.js adalah cara mapping atau memetakan data dan mengirimkan data tersebut ke komponen yang berbeda. Artikel ini akan membahas bagaimana kita dapat memanfaatkan dummy data dalam Next.js dan bagaimana mengirim data tersebut antar komponen. Mapping data adalah proses di mana kita mengambil data dari sumber, baik itu dari API atau data statis seperti dummy data, dan menampilkannya dalam komponen. Setiap komponen bisa menerima data tersebut sebagai props dan menggunakannya sesuai kebutuhan, seperti untuk menampilkan daftar produk, kategori, atau informasi lainnya. Dengan memahami cara mengirim data ke komponen yang berbeda di Next.js, kita dapat membangun aplikasi web yang lebih dinamis dan responsif terhadap perubahan data. Membuat Proyek Website Sewa Rumah Menggunakan Next.js 14 dengan npm Untuk memulai proyek website sewa rumah menggunakan Next.js 14, pertama-tama kita perlu menginstal Next.js menggunakan npm. Berikut langkah-langkah lengkap untuk membuat proyek ini: npx create-next-app@latest website-sewa-rumah cd website-sewa-rumah npm install npm run dev Perintah di atas akan membuat proyek baru bernama website-sewa-rumah, menginstal semua dependensi, dan menjalankan proyek di mode pengembangan. Setelah berhasil, Anda dapat mengakses proyek tersebut melalui http://localhost:3000. Dalam proyek ini, kita akan membuat beberapa halaman penting seperti daftar rumah yang disewakan, kategori, testimoni dari penyewa, dan transaksi. Seluruh data akan dikelola melalui komponen-komponen terpisah agar lebih modular dan mudah dikelola. Membuat Data Dummy untuk Categories, Testimonials, Houses, dan Transactions Dalam proyek website sewa rumah, kita sering kali memerlukan data dummy untuk membantu dalam pengembangan dan testing. Data dummy ini dapat mencakup kategori rumah, testimoni penyewa, daftar rumah yang disewakan, dan transaksi yang terjadi. Berikut ini contoh bagaimana cara membuat data dummy di Next.js. Langkah pertama: Buat file data.js atau dummyData.js di folder root atau dalam folder data untuk menyimpan data dummy: // dummyData.js export const categories = [ { id: 1, name: 'Rumah Minimalis', description: 'Desain modern dan minimalis.' }, { id: 2, name: 'Rumah Klasik', description: 'Desain klasik dengan material kayu.' }, { id: 3, name: 'Rumah Modern', description: 'Rumah dengan teknologi pintar.' } ]; export const testimonials = [ { id: 1, name: 'Budi', message: 'Pelayanan sangat memuaskan!' }, { id: 2, name: 'Siti', message: 'Rumah bersih dan nyaman.' }, { id: 3, name: 'Andi', message: 'Proses sewa cepat dan mudah.' } ]; export const houses = [ { id: 1, name: 'Rumah Mewah di Jakarta', price: 100000000, category: 3, description: 'Rumah dengan teknologi pintar.' }, { id: 2, name: 'Rumah Minimalis di Bandung', price: 50000000, category: 1, description: 'Desain modern dan minimalis.' }, { id: 3, name: 'Rumah Klasik di Yogyakarta', price: 75000000, category: 2, description: 'Desain klasik dengan material kayu.' } ]; export const transactions = [ { id: 1, houseId: 1, userId: 1, date: '2024-10-01', amount: 100000000 }, { id: 2, houseId: 2, userId: 2, date: '2024-09-15', amount: 50000000 } ]; Langkah kedua: Import data dummy tersebut ke komponen yang membutuhkan. Misalnya, jika Anda ingin menampilkan daftar rumah yang disewakan, Anda bisa mengimpor data houses dari dummyData.js. // pages/index.js import { houses, categories } from '../dummyData'; export default function Home() { return ( <div> <h1>Daftar Rumah yang Disewakan</h1> <ul> {houses.map((house) => ( <li key={house.id}> <h2>{house.name}</h2> <p>Kategori: {categories.find(cat => cat.id === house.category)?.name}</p> <p>Harga: Rp {house.price}</p> <p>Deskripsi: {house.description}</p> </li> ))} </ul> </div> ); } Cara Melakukan Mapping pada Data dan Validasi Ketika Data Kosong Ketika melakukan mapping pada data, terutama dalam proyek Next.js, Anda bisa memanfaatkan fungsi map untuk mengiterasi data yang ada. Selain itu, penting untuk memastikan bahwa ketika data kosong, aplikasi tetap menampilkan informasi yang tepat. Misalnya, jika tidak ada rumah yang tersedia, kita dapat memberikan pesan yang menyatakan bahwa belum ada data terbaru. Berikut adalah cara lengkap melakukan mapping pada data dengan validasi data kosong: Langkah pertama: Import data dummy seperti houses, categories, dan testimonials, lalu lakukan mapping menggunakan fungsi map. Langkah kedua: Tambahkan validasi untuk mengecek apakah data tersebut kosong. Jika kosong, tampilkan pesan bahwa belum ada data terbaru. Berikut contoh koding lengkap: // pages/index.js import { houses, categories, testimonials } from '../dummyData'; export default function Home() { return ( <div> <h1>Daftar Rumah yang Disewakan</h1> {houses.length > 0 ? ( <ul> {houses.map((house) => ( <li key={house.id}> <h2>{house.name}</h2> <p>Kategori: {categories.find(cat => cat.id === house.category)?.name}</p> <p>Harga: Rp {house.price}</p> <p>Deskripsi: {house.description}</p> </li> ))} </ul> ) : ( <p>Belum ada data rumah terbaru.</p> )} <h1>Testimoni Penyewa</h1> {testimonials.length > 0 ? ( <ul> {testimonials.map((testimonial) => ( <li key={testimonial.id}> <p>{testimonial.message} - <strong>{testimonial.name}</strong></p> </li> ))} </ul> ) : ( <p>Belum ada testimoni terbaru.</p> )} </div> ); } Penjelasan kode: Pada bagian houses, kita melakukan pengecekan apakah data houses memiliki panjang lebih dari 0. Jika iya, maka kita melakukan mapping pada data tersebut untuk menampilkannya ke layar. Jika tidak, kita menampilkan pesan "Belum ada data rumah terbaru."Hal yang sama dilakukan pada bagian testimonials. Jika ada data, kita menampilkannya; jika tidak, kita memberikan pesan "Belum ada testimoni terbaru." Cara Membuat Component Baru Terpisah untuk Menerima Data dari Halaman Lain Pada proyek Next.js, kita bisa membuat komponen terpisah untuk memudahkan pengelolaan dan modularisasi aplikasi. Komponen ini dapat menerima data yang dilempar dari halaman lain dengan menggunakan props. Props adalah mekanisme di React dan Next.js untuk mengirimkan data dari satu komponen ke komponen lainnya. Berikut adalah langkah-langkah lengkap untuk membuat komponen baru dan menerima data dari halaman lain. Langkah pertama: Buat komponen baru yang akan menerima data. Misalnya, buat komponen HouseList di dalam folder components. // components/HouseList.js export default function HouseList({ houses, categories }) { return ( <div> <h2>Daftar Rumah</h2> {houses.length > 0 ? ( <ul> {houses.map((house) => ( <li key={house.id}> <h3>{house.name}</h3> <p>Kategori: {categories.find(cat => cat.id === house.category)?.name}</p> <p>Harga: Rp {house.price}</p> <p>Deskripsi: {house.description}</p> </li> ))} </ul> ) : ( <p>Belum ada data rumah terbaru.</p> )} </div> ); } Pada komponen HouseList, props houses dan categories akan diterima dari komponen induk dan digunakan untuk melakukan mapping data dan menampilkannya. Jika data houses kosong, maka akan muncul pesan "Belum ada data rumah terbaru." Langkah kedua: Di halaman lain, misalnya halaman Home, kirim data ke komponen HouseList melalui props. // pages/index.js import { houses, categories, testimonials } from '../dummyData'; import HouseList from '../components/HouseList'; export default function Home() { return ( <div> <h1>Website Sewa Rumah</h1> {/* Kirim data houses dan categories ke komponen HouseList */} <HouseList houses={houses} categories={categories} /> <h2>Testimoni Penyewa</h2> {testimonials.length > 0 ? ( <ul> {testimonials.map((testimonial) => ( <li key={testimonial.id}> <p>{testimonial.message} - <strong>{testimonial.name}</strong></p> </li> ))} </ul> ) : ( <p>Belum ada testimoni terbaru.</p> )} </div> ); } Pada halaman Home, kita mengimpor komponen HouseList dan mengirimkan data houses dan categories ke dalam komponen tersebut menggunakan props. Dengan cara ini, komponen HouseList akan menerima data yang dilempar dan menampilkannya sesuai dengan logika yang sudah ditentukan. Penjelasan tambahan: Komponen HouseList bersifat reusable karena dapat menerima data yang berbeda dari berbagai halaman lain jika diperlukan.Data dikirimkan menggunakan props yang merupakan metode standar di React untuk mengirim informasi dari komponen induk ke komponen anak. Ilmu Penting Lain yang Perlu Dipelajari Selanjutnya Setelah mempelajari cara membangun website menggunakan Next.js dan mengelola data dengan baik, ada beberapa ilmu penting lainnya yang bisa membantu meningkatkan kemampuan pengembangan web Anda. Ilmu-ilmu ini sangat berguna untuk mempersiapkan Anda menjadi developer yang lebih mahir dalam membangun aplikasi yang kompleks dan skalabel. Semua topik berikut tersedia di Buildwithangga sebagai bagian dari berbagai kursus yang dapat diakses dengan mudah. 1. React State Management (Redux atau Zustand) Mengelola state dalam aplikasi yang semakin besar bisa menjadi tantangan. Menggunakan alat seperti Redux atau Zustand akan membantu Anda mengelola state secara lebih efisien. Di Buildwithangga, Anda bisa belajar cara menggunakan Redux atau Zustand untuk membangun aplikasi dengan alur data yang lebih teratur dan mudah dipelihara. 2. API Integration dan Authentication Setelah berhasil membangun website yang bisa menampilkan data, penting untuk belajar bagaimana mengintegrasikan API eksternal untuk mengambil data dari server. Selain itu, ilmu tentang autentikasi menggunakan JWT atau OAuth sangat penting untuk menjaga keamanan aplikasi web. Buildwithangga menyediakan kursus yang mengajarkan cara menghubungkan website dengan API dan menerapkan autentikasi yang aman. 3. Deployment dan Optimisasi Website Membuat aplikasi lokal adalah langkah pertama, tetapi memahami cara meng-deploy aplikasi ke server seperti Vercel atau Netlify adalah langkah berikutnya yang penting. Anda juga perlu belajar cara mengoptimalkan performa website agar lebih cepat diakses oleh pengguna. Di Buildwithangga, Anda bisa menemukan panduan lengkap tentang deployment serta teknik optimisasi seperti image lazy loading, caching, dan server-side rendering. 4. TypeScript Jika Anda ingin membangun aplikasi yang lebih skalabel dan mudah di-maintain, TypeScript adalah teknologi yang harus dipelajari. TypeScript memberikan tipedata yang kuat di dalam JavaScript, sehingga mengurangi kesalahan pada saat pengembangan. Buildwithangga menyediakan kursus yang akan membantu Anda memahami bagaimana TypeScript bisa diintegrasikan dengan Next.js untuk membangun aplikasi yang lebih solid. 5. Responsive Design dan Tailwind CSS Untuk membangun website yang tampilannya menarik di berbagai perangkat, mempelajari responsive design dan alat seperti Tailwind CSS sangat penting. Dengan menggunakan Tailwind CSS, Anda bisa mempercepat pengembangan antarmuka yang responsif tanpa perlu menulis CSS dari awal. Di Buildwithangga, Anda dapat belajar cara menerapkan Tailwind CSS dalam proyek Next.js untuk membuat desain yang modern dan responsif. Ilmu-ilmu di atas akan memperluas wawasan dan keterampilan Anda sebagai seorang developer. Dengan belajar dari mentor berpengalaman di Buildwithangga, Anda juga akan mendapatkan akses ke bonus konsultasi, diskusi dengan sesama siswa, serta roadmap belajar yang terstruktur untuk membantu Anda lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja.