flash sale
hamburger-menu

Tips User-Experience

Meningkatkan skills menjadi 1% lebih baik

Kelas Ketahui Berbagai Metode UX dalam Maksimalkan Produkmu di BuildWith Angga

Ketahui Berbagai Metode UX dalam Maksimalkan Produkmu

Bagi kamu seorang UX Designer, pastinya tidak akan asing dalam melakukan penerapan berbagai macam metode untuk mendukung pengoptimalan User Experience yang baik bagi user. UX yang baik dan memuaskan akan meningkatkan reputasi produkmu sebagai high-quality brand bagi user. Namun, sebelum lebih jauh membahas UX dalam produk, terlebih dahulu kamu perlu mengetahui roles utama seorang UX Designer. Terutama kaitannya dengan pengembangan produk. Ketahui Berbagai Metode UX dalam Maksimalkan Produkmu UX Designer UX Designer memiliki fokus peran untuk menciptakan kesan positif pada pengalaman pengguna saat terlibat langsung dengan produk digital yang akan kita buat seperti website atau aplikasi mobile. UX Design juga berperan dalam menganalisis perilaku user terhadap suatu produk digital. Nah, disinilah UX Design akan berkoneksi dengan bisnis dalam melakukan pengoptimalan produk jadi lebih baik lagi. Itu sebabnya, mengapa sebuah bisnis produk digital —kategori apapun itu membutuhkan seorang UX Designer. Proses UX Dalam merancang suatu produk digital, lumrahnya kita akan melalui berbagai macam tahapan untuk mencapai final product yang memenuhi ekspektasi konsumen. Hal sama dilakukan pada proses UX Design. Secara umum, Proses Desain UX yang perlu kamu ketahui adalah seperti pada diagram berikut. Tahapan Proses UX Dari sini kita bisa memahami bahwa User Research adalah langkah pertama dan paling utama untuk mendefinisikan suatu produk baik itu awal pengembangan maupun optimalisasi. Dalam melaksanakan User Research sendiri, seorang UX Designer bisa menggunakan berbagai metode sesuai kebutuhannya. Setiap metode memiliki tujuan dan kegunaannya masing-masing. Hal Penting Sebelum Lakukan Riset Sebelum melakukan UX Research, beberapa hal berikut dapat kamu siapkan lebih dahulu. Hal ini akan sangat memudahkan dalam melaksanakan setiap proses kedepannya karena kamu telah punya fondasi pemahaman yang kuat. User Experience Research Definisikan Tujuan Mulai breakdown apa yang menjadi tujuan utamamu melakukan riset ini. Hal ini bisa dipermudah dengan mengidentifikasi masalah yang pertama kali muncul. Tetapkan tujuan riset dan jadikan hal tersebut pedoman utama sehingga cakupan risetmu tidak terlalu jauh dan keluar dari konteks penelitianmu. Identifikasi Target Produk Pahami siapa saja yang menjadi sasaran target produk digitalmu. Pemahaman ini bisa dilakukan dengan observasi secara umum dan menyeluruh. Maka dari itu, pentingnya skill analisis perilaku konsumen bagi seorang UX Designer sangat dibutuhkan. Dengan mengidentifikasi produk, kamu dapat melakukan segmentasi terkait berbagai macam kategori yang mempengaruhi penggunaan seperti faktor harga, kualitas, pemasaran, dan lain-lain. Agar lebih mudah, kamu bisa menyusun User Persona dari identifikasi target produk. Penyusunan User Persona secara lebih dalam bisa kamu pelajari pada Learn UX User Persona Rencanakan Riset Terstruktur Sebelum terjun langsung dalam melakukan riset. Ada baiknya tetap berada dalam jalur yang jelas (on track), salah satunya dengan menyusun jadwal riset. Dengan ini, mulai tentukan kapan riset dimulai dan berakhir, berapa lama riset akan berlangsung, serta definisikan berbagai komponen details dari setiap tahapan riset tersebut. Kamu juga dapat mengkomunikasikan rencana riset ini terlebih dahulu dengan stakeholder terkait agar tidak menjadi miskomunikasi dalam memaksimalkan pengembangan produk. Juga, untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil oleh UX Designer menghasilkan dampak nyata terhadap pengembangan produk di masa depan. Sesuaikan Metode Tentukan metode yang tepat dan efisien menurutmu. Efisien dalam hal ini juga dapat disesuaikan dengan tujuanmu. Apakah memerlukan hasil yang detail dalam waktu cepat? Apakah memerlukan pendapat terbuka yang dapat memberikan insight produk kedepannya? Kamu dapat menentukan pemilihan berbagai metode yang tepat sesuai dengan petunjuk dibawah ini. Metode UX Research Terdapat berbagai metode untuk memaksimalkan risetmu. Ingat! Selalu garis bawahi tujuan dan kebutuhanmu dahulu sebelum lakukan berbagai riset ini. Agar hasil dari riset dapat kamu kelola dengan maksimal. User Interview User Interview Interview pengguna dilakukan secara spesifik dengan menunjuk pengguna potensial. Kamu bisa mencari seorang user sesuai target produkmu, pastikan bahwa user tersebut bersedia memberikan perspektifnya sebagai pengguna untuk tunjang produkmu. Metode interview ini akan memberikan hasil berupa gambaran umum terkait produk digitalmu dari perspektif user. Setiap kata atau kalimat yang diucapankan user dapat kamu interpretasikan kedalam sebuah poin-poin. Kumpulan berbagai macam poin-poin penting dari setiap pengguna dapat dijadikan bahan pertimbangan mengambil keputusan dalam menciptakan UX yang memenuhi ekspektasi mereka terhadap produk digitalmu. FGD Focus Group Discussion FGD atau Focus Group Discussion merupakan metode dimana seorang UX Designer akan mengumpulkan berbagai user potensial dalam satu lingkup untuk mendiskusikan kebutuhan mereka. Sebagai penengah dalam forum ini, kamu dapat memberikan berbagai pertanyaan yang dapat men-trigger user untuk mengemukakan pendapat mereka. Dalam hal ini, peran UX Designer adalah melakukan pencatatan dari berbagai perspektif tersebut dan pengkondisian forum agar tetap optimal berada pada satu topik yang jelas. Metode ini akan memberikan hasil berupa berbagai pandangan umum dari pengguna dengan waktu yang relatif cepat karena forum dilaksanakan dalam satu waktu. Studi Lapangan Studi ini dilakukan dengan melakukan in-depth research pada permasalahan yang dihadapi oleh user. Misalnya, melakukan observasi perilaku atau melakukan pencarian literatur mendukung. Pada metode studi lapangan ini, tetap perlu data penunjang yang valid dan akurat. Ingat! Hindari segala macam perspektif yang kamu secara pribadi terhadap produk digital. Kamu perlu keterlibatan pengguna secara langsung, karena produkmu kaitannya dengan user, bukan dengan diri sendiri semata. Surveys Survei Users Tiga metode sebelumnya telah menjelaskan bagaimana riset dilakukan untuk menghasilkan jenis data kualitatif. Kali ini, dengan menggunakan survei, kamu dapat mendapatkan data kuantitatif dari user. Dalam penyusunan survei, tidak sembarang pertanyaan dapat kamu cantumkan. Kita perlu melakukan cross-check berkali-kali untuk memastikan bahwa pertanyaanmu tidak rancu, memiliki makna ganda, atau susah dipahami. Beberapa kerangka kerja yang dapat membantu kamu untuk melakukan penyusunan pertanyaan seperti menggunakan : User Experience Questioner (UEQ) atau System Usability Scale (SUS). Affinity Diagram Dari berbagai hasil jenis data yang diperoleh, baik itu kualitatif atau kuantitatif. Kita dapat menghimpunnya dan melakukan pemetaan menurut kategori yang sama dalam Affinity Diagram. Dengan Affinity Diagram, berbagai pendapat user dapat terorganisir dengan visualisasi yang jelas. Sebagai UX Designer juga dapat dengan mudah mengambil keputusan apabila beberapa kebutuhan telah terkategorikan dengan rapi. Kesimpulan Itulah beberapa metode UX yang dapat kamu manfaatkan untuk pengembangan produkmu. Tentunya ada berbagai macam metode UX Research lainnya yang dapat kamu eksplorasi lebih jauh. Beberapa insight terkait penggunaan metode UX sebelumnya dapat dijadikan referensi untuk mengembangkan riset yang berkualitas untuk produkmu. Tidak hanya perlu melakukan riset user, sebagai UX Designer dalam pengoptimalan produk digital juga perlu diadakan evaluasi heuristik secara berkala. Pembelajaran lebih dalam terkait evaluasi heuristik dapat diakses pada UX Design Audits: Mastering Heuristic Evaluation with Figma Pahami potensi produkmu dan ambil peran dalam UX untuk optimalkan potensi tersebut. Kamu bisa pelajari selengkapnya secara gratis pada Kelas Online Gratis Intro to UX Design Research. Dengan penguatan fondasi UX, tidak hanya pemahaman perspektif konsumen yang kamu dapatkan, namun juga selangkah lebih dekat dalam memenuhi ekspektasi User terhadap produkmu.

Kelas Mengenal Usability Testing dalam Desain Produk di BuildWith Angga

Mengenal Usability Testing dalam Desain Produk

Dalam dunia bisnis dan teknologi, keberhasilan sebuah produk sangat bergantung pada seberapa baik produk tersebut memenuhi kebutuhan dan preferensi penggunanya. Meskipun kamu membuat produk yang sangat inovatif, tetapi jika pengguna tidak dapat dengan mudah menggunakannya, besar kemungkinan produk kamu akan gagal. Oleh karena itu, usability testing sangat penting dalam pengembangan produk. Mengenal Usability Testing dalam Desain Produk Dalam pengembangan produk digital terdapat beberapa tahapan yang tidak boleh dilewatkan karena dapat mempengaruhi hasil akhir produk yang akan dirilis. Salah satu tahapan penting tersebut adalah usability testing. Usability testing untuk desain aplikasi Mungkin saat ini kamu akan bingung dengan istilah ini, namun apabila kamu tertarik menjadi seorang Product Manager, UX Writer, atau profesi lain yang berkaitan dengan bidang design produk, maka penting bagi kamu untuk mengetahui apa itu usability testing dan bagaimana penerapannya dalam proses design. Apa itu usability testing? Usability testing adalah metode evaluasi yang digunakan dalam desain UX (User Experience) untuk mengukur sejauh mana sebuah produk dapat digunakan dan disukai user. Tujuan usability testing adalah untuk mengidentifikasi masalah dan hambatan yang dialami oleh user saat menggunakan suatu produk. Diskusi untuk melakukan usability testing Proses usability testing melibatkan pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif melalui pengamatan langsung terhadap user yang melakukan tugas-tugas tertentu dengan menggunakan produk yang sedang diuji. Seseorang yang bertanggung jawab untuk melakukan usability testing ini disebut dengan UX Researcher. Usability testing dapat dilakukan secara iteratif selama proses pengembangan produk, sehingga memungkinkan designer untuk terus meningkatkan UI dan UX serta memastikan bahwa produk dapat memuaskan pengguna dari segi efektifitas dan efesiensinya. Mengapa Usability Testing Penting untuk dilakukan? Usability testing untuk improve produk Melalui usability testing, tim dapat mengumpulkan umpan balik langsung dari user mengenai pengalaman mereka dalam menggunakan produk. Umpan balik ini sangat berharga dalam memahami kebutuhan, preferensi, dan harapan pengguna. Dengan begitu, tim desain dan pengembangan dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk meningkatkan desain produk. Ini dapat melibatkan pengubahan tata letak, perubahan ikon, penyederhanaan navigasi, peningkatan keterbacaan teks, atau perbaikan lainnya. Dengan memperbaiki masalah-masalah yang diidentifikasi melalui tes, diharapkan akan membantu mengurangi frustrasi yang mungkin dialami saat menggunakan produk. Bersama tim merencanakan usability testing Usability testing juga membantu dalam mengidentifikasi area di mana user mungkin mengalami kesulitan atau kebingungan saat menggunakan produk. Diharapkan produk dapat menjadi lebih mudah digunakan, efisien, dan efektif sehingga meningkatkan produktivitas user. Melakukan usability testing secara teratur selama proses pengembangan produk dapat membantu mengidentifikasi masalah sejak dini. Dengan mengatasi masalah tersebut sebelum produk diluncurkan, tim dapat mengurangi biaya dan waktu yang diperlukan untuk perbaikan setelah produk sudah berada di pasar. Langkah-langkah dalam Proses Usability Testing Setelah mengetahui apa itu usability testing dan manfaatnya dalam pengembangan produk, maka kamu juga perlu memahami proses yang dilakukan dalam usability testing. 1. Perencanaan Merancang tahapan usability testing Pada tahap ini kamu perlu menentukan tujuan dan lingkup usability testing, serta merumuskan pertanyaan untuk diberikan kepada calon peserta. Selain itu kamu perlu menentukan jenis user yang akan diuji (user persona). Keputusan yang dibuat di awal proses pengujian akan menentukan cara penguji menjalankan proses tersebut dan hasil yang akan didapatkan. Informasi yang sudah didapatkan nantinya dikumpulkan didalam satu tempat terpusat agar mudah diakses dan digunakan sebagai panduan utama mengerjakan langkah selanjutnya. 2. Merekrut peserta Selanjutnya adalah menentukan siapa yang akan menggunakan aplikasi ataupun software yang akan dibuat. Cari peserta yang sesuai dengan user persona yang telah ditentukan sebelumnya. Komunikasikan tujuan dan jadwal sesi kepada peserta yang dipilih dan pastikan mereka siap untuk berpartisipasi. 3. Mendesain task Tim mendesain task untuk usability testing Pada tahap ini, kamu akan merancang sesi usability testing yang meliputi skenario tugas yang spesifik, instruksi kepada peserta, dan kriteria penilaian. Kamu juga dapat merencanakan metode pengumpulan data seperti observasi, wawancara, atau penggunaan alat perekam layar. 4. Lakukan Sesi Usability Testing Tahapan keempat adalah melakukan sesi usability testing, dimana pada tahap ini sebagai penguji harus mengikuti protokol yang ditetapkan dengan setiap peserta. Ketika sesi dimulai, jelaskan kepada peserta tentang tujuan pengujian, jamin kerahasiaan dan instruksikan mereka bagaimana berinteraksi dengan produk. Kemudian amati dan catat interaksi, kesalahan yang dilakukan setiap peserta. 5. Analisis dan Evaluasi Analisis hasil usability testing Langkah yang terakhir setelah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menganalisa hasil dan membuat kesimpulan. Saat memeriksa data, tentukan masalah yang paling sering dihadapi pengguna untuk pemeriksaan lebih lanjut. Hal terpenting adalah memprioritaskan masalah utama yang perlu segera diselesaikan dan pelajari pola atau tren yang muncul dari data. Kesimpulan Sekarang kamu sudah memahami sekilas mengenai usability testing dalam desain produk. Proses ini dapat kamu terapkan untuk rencana pengembangan produk kamu kedepannya. Untuk menjadi seorang UX Research yang handal, penting untuk terus konsisten berlatih dan membangun portofolio yang kemungkinan disukai oleh calon klien. Kamu bisa coba mulai dengan belajar pada kelas yang sudah disediakan BuildWithAngga seperti User Experience Design: Usability-Testing 101 dan kelas Bootcamp UI/UX Designer - Zero to Usability Testing.

Kelas 3 Teknik Desain Antarmuka Meningkatkan User Experience di BuildWith Angga

3 Teknik Desain Antarmuka Meningkatkan User Experience

Beberapa sentuhan teknik desain antarmuka dapat meningkatkan kemudahan pengguna dalam menggunakan website dan mobile app yang kita bangun. User experience yang bagus dapat membuat pengguna betah lebih lama menggunakan produk kita yang tentunya dapat meningkatkan penjualan dari bisnis tersebut. 3 Teknik Desain Antarmuka Meningkatkan User Experience Teknik desain antarmuka dapat kita mulai dengan membuat sebuah moodboard ui ux design, sebelumnya saya juga telah menjelaskan apa itu moodboard dan manfaat utamanya, kamu bisa coba pelajari saat ini di BuildWithAngga. Setelah mempelajari moodboard tersebut maka kita bisa lanjutkan belajar teknik desain antarmuka meningkatkan user experience design. 1) Gunakan metode KISS, Keep it simple, stupid Membuat desain kita mudah dipahami adalah salah satu kunci kesuksesan bisnis online, kita dapat mulai dengan fokus pada satu tujuan dari website atau mobile app tersebut, apakah kita ingin membantu orang membeli barang secara online? apakah kita ingin bantu orang belajar hal baru? atau bantu orang menonton film terbaru? menggunakan metode kiss ux design buildwithangga Memiliki goal yang jelas akan memudahkan kita sebagai ui ux designer dalam mendesain website yang easy to use oleh pengguna, beberapa hal yang perlu difokuskan adalah: Label pada navigation yang mudah dibacaLabel pada CTA button copywriting yang baikMemberikan space kosong agar pengguna tidak pusingKurangi gimmick yang tidak terkait dari tujuan utama pengguna 2) Membuat design style yang konsisten Pada tahal awal proses design website dan mobile app, perlu kita tentukan warna, jenis font, grid system, dan gaya illustration terlebih dahulu. Karena dengan begitu kita dapat merancang design yang konsisten dan mudah dikenal oleh pengguna baru atau lama. Kamu bisa gunakan software Figma untuk menerapkan design style yang konsisten seperti berikut. Penggunaan warna Hindari penggunaan warna yang berbeda-beda, misalnya pada halaman Home Page warna pada button CTA menggunakan biru, sedangkan pada Profile Page, warna button tersebut menjadi merah atau orange. Hal yang tidak konsisten dapat membuat pengguna pusing dalam menggunakan website dan mobile app kita. penggunaan warna ui ux design yang baik buildwithangga Pemilihan jenis font Tujuan memiliki website adalah ingin memberikan informasi kepada pengguna dalam menggunakan produk atau jasa yang perusahaan kita miliki, pengguna akan menghabiskan 1 jam pertama untuk memahami website tersebut dari informasi yang diberikan, apabila font yang kita gunakan terlalu sulit dibaca maka dapat meningkatkan cognitive load oleh pengguna tersebut dalam memahami produk dan jasa kita. Hindari penggunaan font yang sulit dibaca dan bataskan juga maksimal 2 jenis font berbeda di dalam sebuah projek untuk meningkatkan design yang lebih konsisten dan mudah dikenali dengan cepat oleh pengguna. 3) Mobile-first design, responsive design Saat ini smartphone sudah murah harganya dan banyak sekali yang sudah memilikinya, mereka juga lebih suka menggunakan smartphone dalam mengakses website dan mobile app yang mereka butuhkan, apabila website kita tidak menerapkan responsive design maka pengguna dapat kesulitan memahami konten yang berantakan pada website kita. menerapkan responsive design ui ux buildwithangga Solusi utama untuk ui ux designer adalah menyediakan beberapa layout berdasarkan ukuran layar yang biasanya digunakan oleh pengguna misalnya Desktop, Tablet, dan juga Mobile. UI UX designer juga dapat mempelajari grid system buatan Tailwind CSS atau Bootstrap sehingga front-end developer dapat menerapkan grid dengan mudah. Kesimpulan penggunaan teknik desain antarmuka Saya mengerti bahwa kita sering berpikir design yang kita buat sudah bagus, tapi untuk siapa? pengguna website tersebut atau diri kita? hindari termakan asumsi pribadi dengan cara melakukan usability-testing terlebih dahulu, proses tersebut dapat memberikan feedback yang kaya untuk meningkatkan design website dan mobile app kita. Bagaimana menurut kamu?

Kelas 3 Tipe UX Designer Yang Perlu Kamu Ketahui di BuildWith Angga

3 Tipe UX Designer Yang Perlu Kamu Ketahui

UX (User Experience) Designer adalah salah satu pekerjaan yang sekarang banyak dicari oleh perusahaan. Tugas dan peran UX Designer tidak hanya tentang desain dan keindahan (visual) tapi juga bagaimana membuat suatu produk yang bermanfaat, mudah dan nyaman untuk digunakan. 3 Tipe UX Designer Yang Perlu Kamu Ketahui UX Designer terlibat langsung dalam proses pembuatan produk dan berkolaborasi dengan UI (User Interface) Designer dalam mendesain tampilan produk, baik itu website atau aplikasi. Dalam membuat sebuah produk, UX Designer juga dibantu oleh UX Writer dan UX Researcher. Setelah mengetahui peran UX Designer secara umum, kita tahu bahwa untuk merancang sebuah produk perlu memiliki pemahaman dan keahlian dari setiap peran yang akan dikerjakan. Peran dan tugas UX Designer contohnya seperti user research, interaction design, usability testing, visual design (system) dan sebagainya. Dari beberapa peran yang sudah disebutkan, setiap UX Designer biasanya dapat melakukan berbagai peran sekaligus atau bahkan memiliki satu keahlian khusus dalam peran tersebut. Berikut adalah tiga tipe UX Designer menurut lingkup perannya: 1. Generalist Designer Mayoritas UX Designer memulai karirnya sebagai tipe Generalist. Tipe ini mampu melakukan berbagai tugas seperti user research, interaction design, wireframing, & usability testing. Namun tidak memiliki keahlian khusus. Tipe ini biasanya bekerja pada startup/perusahaan rintisan dan freelance. Lingkup peran Generalist UX Designer Untuk output pekerjaan seorang Generalist UX Designer contohnya setelah melakukan research dan sebagainya, selanjutnya merancang wireframe untuk sebuah produk/sistem yang nantinya akan dikembangkan lagi dan membutuhkan peran dalam visual design untuk interface produk/sistem tersebut. Output Generalist UX Designer 2. Specialist Designer Tipe Specialist Designer lebih mendalami satu jenis bidang UX design secara spesifik dan punya keahlian di bidang tersebut. Contohnya seperti Interaction Designer, Visual Designer, dan UX Researcher. Specialist Designer biasanya bekerja di perusahaan besar yang memiliki tim UX lebih besar dan profesional. Lingkup peran Specialist UX Designer Untuk output pekerjaan seorang Specialist UX Designer contohnya yang memiliki keahlian dalam merancang wireframe yaitu menghasilkan rancangan wireframe baik dalam bentuk sketsa di buku/whiteboard atau wireframe digital. Output Wireframe oleh Specialist UX Designer 3. T-Shaped Designer T-Shaped Designer adalah Specialist UX Designer yang memiliki kemampuan di bidang lain, tidak hanya memiliki keahlian dalam satu bidang UX design, tapi juga memiliki pemahaman yang luas tentang peran UX design lainnya. Lingkup peran T-Shaped UX Designer Untuk output pekerjaan seorang T-Shaped UX Designer contohnya yang memiliki keahlian dalam Interaction Design dalam prosesnya juga memahami proses user research, visual design, prototyping dan usability test yang nantinya menghasilkan sebuah report mengenai bagaimana user berinteraksi dan merespon sebuah produk/sistem. Output T-Shaped UX Designer Kesimpulan UX Designer memiliki banyak tugas dan peran dalam membuat suatu produk. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk memulai karir sebagai UX Designer, seperti memulai sebagai Generalist Designer agar dapat memahami setiap peran dan apa saja tugas UX Designer di lapangan sebelum nantinya memutuskan untuk memiliki keahlian khusus di bidang UX Design. Terima kasih sudah membaca artikel ini. Silahkan bagikan artikel ini jika bermanfaat dan baca artikel kita yang lain ya.. 👋

Kelas Apa itu Wireframe dan Cara Membuat Wireframe di BuildWith Angga

Apa itu Wireframe dan Cara Membuat Wireframe

Bekerja sebagai ui ux designer pada startup atau perusahaan besar, maka keseharian kita adalah mendesain kebutuhan aplikasi dan website dari bisnis perusahaan tersebut. Biasanya, kita tidak langsung mendesain high fidelity pada aplikasi atau website tersebut, namun akan dimulai dari proses pembuatan Wireframe. Mengapa penting membuat Wireframe? Wireframe adalah gambaran kasar atau sketsa awal dari aplikasi dan website yang akan kita bangun bersama dengan tim developer nantinya, untuk membuat Wireframe kita tidak membutuhkan modal yang begitu besar. Faktanya, hanya menggunakan pensil dan kertas maka kita sudah bisa membuat rancangan sederhana projek yang akan kita buat nantinya, Wireframe ini benar memberikan benefit yang banyak seperti cepat, murah, dan mudah diperbarui. Low-Fidelity Wireframe Wireframe terbagi dari beberapa jenis dan salah satunya adalah low-fidelity wireframe, seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, untuk membuat wireframe maka kita hanya bermodalkan pensil dan juga kertas atau buku gambar sederhana. Proses pembuatan low fidelity wireframe Pada lembaran tersebut kita mulai membuat sketsa layout dari aplikasi dan website yang akan dikerjakan, kita hanya perlu fokus pada inti konten dari projek kita atau biasa disebut dengan minimum viable product (MVP). High-Fidelity Wireframe Apabila kita ingin melewatkan pembuatan low-fidelity wireframe pada buku gambar, maka kita bisa juga langsung membuat high-fidelity wireframe menggunakan software design yang tersedia untuk ui ux designer. Pada software tersebut kita mendesain beberapa halaman inti dari projek yang kita kerjakan, benefit utamanya menggunakan software dan membuat wireframe secara digital adalah kita tidak perlu menghabiskan banyak kertas atau buku gambar. Rekomendasi tools untuk membuat Wireframe Membuat wireframe versi digital dapat kita capai dengan mudah dikarenakan sudah banyak sekali software yang dapat kita gunakan sebagai ui ux designer atau developer, di antaranya dapat digunakan secara gratis dan berbayar. Whimsical Web apps favorite saya yang satu ini adalah Whimsical dalam mendesain wireframe mobile app dan website. Saya suka karena tidak perlu download dan install, hanya perlu buka website Whimsical lalu sign up dan kita sudah siap mendesain wireframe. Tampilan software Whimsical Whimsical juga menyediakan banyak komponen yang siap kita gunakan sehingga tidak perlu didesain dari awal lagi untuk menghemat waktu dan tenaga. Miro Selain mendesain wireframe, terkadang kita juga perlu mencoret-coret untuk memberikan informasi tambahan pada wireframe tersebut, oleh karena itu Miro sangat cocok digunakan untuk berkolaborasi dengan designer dan developer lainnya dalam proses pembuatan wireframe. Kesimpulan pembuatan sebuah Wireframe Apabila kita ingin menciptakan aplikasi dan website yang user-friendly, maka langkah pembuatan wireframe ini jangan pernah kita lewatkan, karena ketika melakukan proses desain wireframe kita akan menemukan banyak ide yang bisa digunakan pada aplikasi dan website kita. Terima kasih dan semoga bermanfaat ya.